Sesuai dengan defenisi-defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian wakaf dalam syariat Islam kalau dilihat dari perbuatan orang yang mewakafkan, wakaf
ialah suatu
perbuatan hukum
dari seseorang
yang dengan
sengaja memisahkanmengeluarkan harta bendanya untuk digunakan manfaatnya bagi keperluan
dijalan Allahdalam kebaikan. Timbulnya perbuatan wakaf itu tidak lepas dari tujuan melaksanakan ibadat yang
diperintahkan oleh agama. Oleh sebab itu, dilihat dari segi kedudukannya sebagai lembaga hukum, maka wakaf itu merupakan lembaga hukum Islam yang dianjurkan kepada setiap
muslim yang mempunyai harta benda guna diperuntukkan bagi kepentingan umum menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.
11
2. Pengertian wakaf menurut hukum positif dan para ahli hukum
Pengertian wakaf menurut PP No. 28 Tahun 1977, tentang perwakafan tanah milik pasal 1 ayat 1 wakaf ialah perbuatan hukum seseorang atau badan hukumyang
memisahkan sebagian harta kekayaan yang berupa tanah milik, dan melembagakan untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya, sesuai
dengan ajaran Islam.
12
11
Suparman Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, Jakarta: Darul Ulum Press 1999, Cet Ke-11, hal. 26
12
Ibid. h. 2
Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf, didalam Pasal 1 di jelaskan: wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan danatau menyerahkan sebagian
benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah danatau kesejahteraan umum menurut
syariah.
13
Pengertian yang sama juga tercantum dalam Instruksi Presiden No.1 Tahun 1991 pasal 215 menyatakan: “Wakaf adalah perbuatan hukmseseorang atau sekelompok orang
atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta benda miliknya dan melembagakan untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan umum
lainnya sesuai dengan ajaran Islam”.
Jika pada pasal 1 1 PP No. 28 Tahun 1977 dengan tegas menyatakan benda wakaf itu adalah tanah milik, maka pada Inpres No. 1 Tahun 1991 pasal 215 1 lebih umum.
Pasal ini menyatakan bahwa benda wakaf itu adalah benda milik. Ini berartu bahwa benda yang dapat diwakafakan itu bukan saja hanya tanah milik, tetapi juga dapat berupa benda
milik lainnya, benda tetap yang disebut al-aqr atau benda bergerak yang disebut al-musya.
14
Dalam KHI Pasal 215 ayat dijelaskan bahwa perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan
13
Departemen Agama RI, Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, h. 3
14
Juhaya, Perwakafa di Indonesia: Sejarah, Pemikiran , Hukum dan Perkenbangannya, bandung: yayasan piara pengembanag ilmu agama dan humaniora,1995, h.7
melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan umumlainnya sesuai dengan ajaran Islam.
15
Menurut Maulana Muhammad Ali, LLB. Wakaf adalah penetapan yang bersifat abadi untuk memungut hasil dari barang yang diwakafkan guna kepentingan orang-orang
atau yang bersifat keagamaan atau untuk tujuan amal. Sedangkan menurut Dr. Anwar Haryono, S.H. Wakaf adalah pelepasan hak milik
seorang muslim yang hanya manfaat atau hasilnya buahnya dipergunakan untuk kepentinagan umum. Penglepasan hak milik secara wakaf ini dinilai sebagai sadaqoh
jariyah continue.
16
Adapun defenisi wakaf di Indonesia merupakan campuran pendapat madzhab Hanbali dan madzhab
Syafi‟i yang umumnya dianut di Indonesia, secara jelas termaktb dalam PP No.28 Tahun 1977.
B. Landasan Hukum Perwakafan
1 Dasar hukum wakaf menurut hukum Islam
15
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Kompilasi Hukum Islam, 2000
16
Juhaya, Perwakafa di Indonesia: Sejarah, Pemikiran , Hukum dan Perkenbangannya, bandung: yayasan piara pengembanag ilmu agama dan humaniora,1995, h.26