Tata cara Pendaftaran Wakaf di KUA Kecamatan Cikole Sukabumi

Dari proses pendaftaran yang telah dijelaskan diatas, maka penulis akan menjelaskan tujuan dan fungsi wakaf yang ada di Kecamatan Cikole. Bila mengacu kepada pasal 22 Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf, dapat diketahui tentang tujuan wakaf tersebut, yaitu: “Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf dapat diperuntukkan bagi: sarana dan kegiatan ibadah, sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan, bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, bea siswa, kemajuan dan peningkatan ekonomi umat danatau kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syari‟ah dan peraturan perundang-undangan”. 54 Meskipun begitu, Agus Bukhori menyebutkan bahwa faktor lain dari mewakafkan adalah sebagai bentuk kepercayaan kepada anak keluarga, agar tanah yang diwakafkan dapat dijadikan tempat pengajian dan sarana pendidikan agama Islam. 55 Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Momon Munjali yaitu selain mengharapkan ridho Allah SWT. Tujuan dia mewakafkan tanahnya adalah sebagai sarana untuk mengembangkan ajaran agama Islam. 56 Sehubungan dengan tujuan, peruntukkan, dan fungsi tersebut tentunya tidak terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar harta yang diwakafkan baru berkisar pada asset tetap, seperti tanah dan bangunan. Padahal, di beberapa negara yang penduduknya muslim obyek 54 Departemen Agama RI, Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf , h. 22 55 Agus Bukhari. Pengurus administrasi zakat dan wakaf. Hasil wawancara pribadi tanggal 19 Juni 2010 56 K.H Momon Munjali. Wakif. Hasil wawancara pribadi tanggal 29 Juni 2010 wakaf tidak lagi didominasi dan terbatas pada asset tetap seperti tanah dan bangunan. Tapi telah berkembang pada asset tidak tetap, seperti uang dan surat-surat berharga lainnya.

C. Pandangan Masyarakat Terhadap Pendaftaran Ikrar Wakaf 1. Pihak KUA

Praktik wakaf yang terjadi dalam kehidupan masyarakat belum sepenuhnya berjalan tertib dan efesien sehingga dalam berbagai kasus harta benda wakaf tidak terpelihara sebagaimana mestinya, terlantar atau beralih ketangan pihak ketiga dengan cara melawan hukum. Untuk menciptakan tertib hukum dan administrasi wakaf guna melindungi harta benda wakaf, UU Wakaf menegaskan bahwa perbuatan hukum wakaf wajib dicatat dan dituangkan dalam akta ikrar wakaf dan didaftarkan serta diumumkan yang pelaksanaanya sesuai dengan tata cara yang diatur dalam peratutan perundang-undangan yang mengatur mengenai wakaf dan harus dilaksanakan. 57 Menurut Agus Bukhori dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang wakaf maka semakin jelas bagaimana orang harus berwakaf. Selama ini masyarakat melakukan praktek wakaf hanya berpegang pada hukum agama yaitu cukup dengan lisan. Tetapi sekarang masyarakat sudah mencatatkan wakaf sehingga harta wakaf tersebut mempunyai kekuatan hukum dan bisa dijadikan bukti apabila terjadi sengketa di kemudian 57 Departemen Agama RI, Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, h. 1 hari. 58 Ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan baik secara lisan atau tulisan kepada nadzir untuk mewakafkan harta miliknya. 59 Hal ini sesuai dengan ungkapan Agus Bukhori bahwa ikrar wakaf merupakan pernyataan wakif yang diucapkan baik secara lisan atau tulisan kepada nadzir untuk mewakafkan harta benda yang dimilikinya. Selain itu menurutnya ikrar wakaf sangat penting. Karena sighat atau pernyataan wakaf merupakan salah satu rukun wakaf. selain itu dengan adanya pernyataan wakif itu, maka lepaslah kepemilikan harta tersebut dari si wakif. 60 Menurut Pasal 5 ayat 1 Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1978 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah milik,” Kepala KUA ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf. dalam hal suatu Kecamatan tidak ada Kantor Urusan Agamanya, maka Kepala Kanwil Depag menunjuk Kepala KUA terdekat sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikra Wakaf di Kecamatan tersebut. 61 Pasal 17 1 Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan PPAIW dengan disaksikan oleh 2 dua orang saksi. 2 Ikrar Wakaf sebagaimana 58 Agus Bukhari. Pengurus administrasi zakat dan wakaf. Hasil wawancara pribadi tanggal 19 Juni 2010 59 Departemen Agama RI, Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, h. 3 60 Agus Bukhari. Pengurus administrasi zakat dan wakaf. Hasil wawancara pribadi tanggal 19 Juni 2010 61 Departemen Agama Republik Indonesia Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, peraturan perundangan perwakafan, 2006. h. 130 dimaksud pada ayat 1 dinyatakan secara lisan danatau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW. 62 Harta wakaf yang belum didaftarkan, Agus Bukhori menyatakan bahwa harta wakaf tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum. Sehingga sering menyebabkan terjadi sengketa wakaf. Hal ini biasanya terjadi apabila si wakif telah meninggal. 63 Hal ini bedasarkan ketentuan PP No. 281977 serta peraturan pelaksanaannya, khususnya mempunyai sertifikat tanah. Tanah wakaf tersebut dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuan wakaf. Sebaliknya, tanah wakaf yang tidak mempunyai persyaratan seperti ketentuan PP No. 281977, tidak mempunyai kepastian hukum. Sehingga terdapat data-data tanah wakaf dimiliki orang lain yang tidak berhak, menjadi sengketa dan tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. 64 Mengenai penyelesaian sengketa wakaf telah diatur dalam Undang-undang No. 41 tahun 2004 yaitu ditempuh melalui musyawarah untuk mufakat. Apabila penyelesaian sengketa melalui musyawarah tidak berhasil, sengketa dapat diselesaikan melalui mediasi, arbitrase, atau pengadilan. 65 Hal serupa juga diungkapkan oleh Agus Bukhari yaitu apabila terjadi sengketa biasanya diselesaikan melalui musyawarah atau secara kekeluargaan, 62 Departemen Agama RI, Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, h. 12 63 Agus Bukhari. Pengurus administrasi zakat dan wakaf. Hasil wawancara pribadi tanggal 19 Juni 2010 64 Departemen Agama Republik Indonesia Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, peraturan perundangan perwakafan, 2006. h. 130 65 Departemen Agama RI, Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, h. 31