mendapatkan periakuan dengan kooperatif yang berbeda, hal ini akan memicu semangat siswa dalam belajar kimia.
Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif tipe apapun seperti halnya student teams-achievment division, jigsaw, teams-games-tournament,
think-pair-share dan numbered head together memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak, namun pada tipe numbered head together dapat didesain lebih
singkat dan memberikan pemahaman yang lebih bermakna bila dibandingkan dengan tipe kooperatif lain.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif STAD lebih baik daripada
dengan model konvensional. Sedangkan hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih baik daripada dengan model
konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif NHT dan STAD rnernberikan hasil belajar
yang lebih baik daripada dengan model konvensional
8
. Akan tetapi belum ada penelitian yang membandingkan antara kedua model tersebut, manakah di
antara kedua model tersebut yang memberikan hasil belajar yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul: Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Model Pembelajaran NHT Numbered Head Together dengan STAD Student Team. Achievement
Division Pada Konsep Laju Reaksi.
B. Identifikasi Masalah
Dengan melihat masalah yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Ilmu kimia sering dianggap sulit. 2. Pembelajaran yang masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah
dan kegiatannya lebih berpusat pada guru teacher centered 3. Proses belajar mengajar masih bersifat konvensional sehingga membuat
8
Sunandar, Pengaruh Model pembelajaran Terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa kelas V SDN, Jurnal Varia Pendidikan, Vol.20, No.2, 2008
siswa sulit memahami pelajaran kimia karena materi laju reaksi bersifat abstrak.
4. Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengar penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting sehingga kurang terbiasa
mengutarakan argumennya. 5. Siswa mengikuti pelajaran tidak lebih dari rutinitas untuk mengisi daftar
absensi, mencari nilai tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan dan keterampilan sehingga tidak memenuhi standar KKM sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan ini tidak meluas maka penyusunan skripsi ini penulis membatasi permasalahannya sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI MA Al-Ahliyah. 2. Materi yang diajukan pada penelitian ini adalah konsep laju reaksi.
3. Pengaruhnya dilihat dari perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran NHT
Numbered Head Together dengan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran STAD Student Team Achievement
Division. 4. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar kimia siswa setelah
proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaraan koopertatif tipe NHT pada kelas eksperimen dan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
kelas kontrol dilihat dari aspek kognitifnya
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian adalah : Apakah terdapat perbedaan hasil belajar
antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model NHT Numbered Head Together dengan siswa yang diajarkan dengan
model STAD Student Team Achievement Division pada konsep laju reaksi
E. Tujuan Penelitian