Konsep Laju Reaksi Deskripsi Teoretis 1. Pembelajaran Kooperatif

mampu menghadapi dan mengatasi masalahnya serta dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa disekolah. Menurut Ngalim Purwanto berhasil atau tidaknya belajar tergantung pada beberapa faktor. Adapun faktor-faktor itu dapat kita bedakan menjadi dua golongan yaitu : 1 Faktor yang berada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual. 2 Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial yang termasuk kedalam faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial. 31

3. Konsep Laju Reaksi

a. Pengertian Laju Reaksi Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Meledaknya petasan, adalah contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses perkaratan besi, pematangan buah di pohon, dan fosilisasi sisa organisme merupakan peristiwaperistiwa kimia yang berlangsung sangat lambat. Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi reaktan menjadi hasil reaksi produk. Pereaksi reaktan → Hasil reaksi produk Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi per satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu . 32 b. Molaritas Larutan M dan Penggunaannya 31 Ngalim, Psikologi Pendidikan,Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990, h.102 32 Michael Purba, Kimia untuk SMA Kelas XI, Jakarta : Erlangga,2007, h. 99 Reaksi zat dalam bentuk larutan sering dipengaruhi oleh perbandingan komponen penyusun larutan. Larutan biasanya disebut encer, bila mengandung sedikit zat terlarut. Encer pekatnya larutan disebut konsentrasi. Satuan laju reaksi umumnya dinyatakan dengan molliter.detik. Molaritas molliter adalah ukuran yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutannya. 33 1. Pengenceran Larutan + air Gambar 2.1 Pengenceran Larutan Adakalanya, larutan yang tersedia di laboratorium adalah larutan- larutan yang konsentrasinya sangat tinggi larutan pekat, sehingga bila kita memerlukan larutan dengan konsentrasi rendah maka kita perlu mengencerkannya terlebih dahulu. Pengenceran adalah penambahan zat pelarut ke dalam suatu larutan yang pekat untuk mendapatkan larutan baru yang konsentrasinya lebih rendah. Jumlah mol sebelum pengenceran harus sama dengan jumlah mol setelah pengenceran, sehingga: 34 Dimana: 33 Michael Purba, Kimia untuk SMA Kelas XI, Jakarta : Erlangga,2007, h. 94 34 Michael Purba, Kimia untuk SMA Kelas XI, Jakarta : Erlangga,2007, h. 94 n1 = n2 M1 V1 = M2 V2 M1 = konsentrasi molar awal V1 = volume larutan awal M2 = konsentrasi molar setelah pengenceran V2 = volume larutan setelah pengenceran n2 = konsentrasi molar setelah pengenceran n2 = volume larutan setelah pengenceran 2. Membuat larutan dengan kemolaran tertentu a. Pelarutan zat padat Contoh : Membuat 500 ml larutan NaOH 1 M dari Kristal NaOH murni. Prosdur penyiapan larutan melalui beberapa tahap sebagai berikut. 1. Menyiapakan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu neraca, botol timbang, labu ukur 500 ml, batang pengaduk, kristal NaOH, dan aquades. 2. Menghitung jumlah NaOH yang diperlukan Jumlah mol NaOH = 500 ml x 1 mmol mL -1 = 500 mmol = 0,5 mol Massa NaOH = 0,5 mol x 40 g mol -1 = 20 gram 3. Menimbang 20 gram kristal NaOH 4. Melarutkan NaOH itu dengan kira-kira 300 ml akuades dalam labu ukur 500 ml. Setelah kristal NaOH itu larut seluruhnya, ditambahkan lagi akuades hingga volum larutan tepat 500 ml. b. Pengenceran larutan pekat Kemolaran larutan pekat dapat ditentukan jika kadar dan massa jenisnya diketahui, yaitu dengan menggunakan rumus : Dengan, M = kemolaran ρ = massa jenis Kadar = massa Mm = massa molar 3. Persamaan Laju Reaksi Hubungan kuantitatif antara perubahan konsentrasi dengan laju reaksi dinyatakan dengan persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi. Untuk reaksi: maka bentuk umum persamaan lajunya adalah 35 : dimana: v = laju reaksi mol Liter. s k = tetapan laju reaksi m = ordetingkat reaksi terhadap A n = ordetingkat reaksi terhadap B [A] = konsentrasi awal A mol Liter [B] = konsentrasi awal B mol Liter Tingkat reaksi orde reaksi tidak sama dengan koefisien reaksi. Orde reaksi hanya dapat ditentukan melalui percobaan. Tingkat reaksi total adalah jumlah tingkat reaksi untuk setiap pereaksi. Orde reaksi total = m + n c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi 1. Konsentrasi Larutan dengan konsentrasi yang besar pekat mengandung partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. 35 Ratih, dkk. Sains Kimia 2a, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h. 67 pA + qB → rC v = k [A] m [B] n Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul- molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, makin besar laju reaksinya. 36 Gambar 2.2 Konsentrasi 2. Luas Permukaan Sentuh Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan berlangsung pada bagian permukaan zat. Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan berbentuk lempeng atau butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Laju reaksi berbanding lurus dengan luas permukaan reaktan. 37 Gambar 2.3 Luas Permukaan Sentuh 36 Michael Purba, Kimia untuk SMA Kelas XI, Jakarta : Erlangga,2007, h. 121 37 Ratih, dkk. Sains Kimia 2a, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h. 76 3. Temperatur Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak kinetik partikel ikut meningkat sehingga makin banyak partikel yang memiliki energi kinetik di atas harga energi aktivasi Ea. Kenaikan suhu akan memperbesar laju reaksi. 38 Gambar 2.4 Temperatur 4. Katalisator Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali. 39 Katalis mempercepat reaksi dengan cara menurunkan harga energy aktivasi Ea. Katalisis adalah peristiwa peningkatan laju reaksi sebagai akibat penambahan suatu katalis. Meskipun katalis menurunkan energi aktivasi reaksi, tetapi ia tidak mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan kata lain, penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi. Gambar 2.5 Katalisator 38 Michael Purba, Kimia untuk SMA Kelas XI, Jakarta : Erlangga,2007, h. 121 39 Ratih, dkk. Sains Kimia 2a, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h. 79

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIVMENT DIVISION (STAD) Perbedaan Hasil Belajar IPA Biologi Menggunakan Pembelajaran Student Team Achivment Division (STAD) Dan Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas VII SMP N

0 1 14

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIVMENT DIVISION (STAD) Perbedaan Hasil Belajar IPA Biologi Menggunakan Pembelajaran Student Team Achivment Division (STAD) Dan Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas VII SMP N

0 1 12