kelompoknya. Karena skor tes individu ini menentukan skor kelompok. Untuk itu setiap anggota kelompok harus dapat
memahami materi dengan baik. d Skor peningkatan individual
Komponen ini adalah untuk memberikan kepada siswa suatu sasaran yang dapat dicapai, jika mereka bekerja keras dan
mendapatkan hasil
sebelumnya. Setiap
siswa dapat
menyumbangkan skor
terbaik kepada
kelompoknya. Pengelolaan hasil kerja kelompok adalah skor awal, skor tes
dan skor peningkatan serta skor kelompok. Skor awal didapat dari tes materi sebelumnya, skor tes dari individu, sedangkan
skor peningkatan didapat dari skor awal dan skor tes, jika ada peningkatan atau penurunan maka akan diberi poin tersendiri,
dan skor kelompok dikumpulkan dari skor peningkatan seluruh anggota kelompok, dicatat dan dijumlahkan menjadi skor akhir
kelompok. e Penghargaan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan setelah memberikan penghargaan berupa hadiah atau sertifikat atas usaha yang telah
dilakukan kelompok selama belajar sehingga mencapai kriteria yang telah disepakati bersama.
23
2. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar “Belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri seseorang
setelah melakukan aktivitas tertentu ”.
24
Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil, proses belajar yang baik memungkinkan hasil
belajar yang baik pula. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar terjadi berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat
23
Slavin, Cooperative Learning, USA: Asmonand Schuster Company, 1995, h.151
24
Pupuh F dan M sobry, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, 2009, h. 6
berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.
“Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya
meliputi pengetahuan, keterampilan dan sika-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa
”. Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen, ialah :
1 Tingkah laku terminal, adalah komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa setelah belajar
2 Kondisi-kondisi tes, komponen kondisi tes tujuan belajar menentukan situasi dimana siswa dituntut untuk mempertunjukan
tingkah laku terminal. Kondisi-kondisi tersebut perlu dipersiapkan oleh guru, karena sering terjadi ulanganujian yang diberikan oleh
guru tidak sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan sebelumnya.
3 Ukuran-ukuran perilaku, komponen ini merupakan suatu ukuran untuk menetukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima
sebagai bukti, bahwa siswa telah mencapai tujuan.
25
Menurut Muhibin Syah dalam psikologi, belajar juga menguraikan tentang karakteristik perubahan sebagai hasil belajar
yaitu, perubahan intensional, perubahan positif aktif, dan perubahan efektif fungsional.
1 Perubahan Intensional Yaitu perubahan yang terjadi berkat pengalaman atau praktek
yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa
siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau ia merasakan adanya perubahan positif dalam dirinya seperti,
penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan Iain-lain. 2 Perubahan Positif aktif
25
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, h. 74
Yaitu perubahan yang terjadi karena proses belajar sifat positif dan aktif. Perubahan positif artinya baik, bermanfaat, serta
sesuai denga harapan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
3 Perubahan Efektif Fungsional Yaitu perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat
efektif yaitu berhasil guna. Artinya perubahan itu membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Perubahan
efektif dan fugsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong terjadinya perubahan positif lainnya.
26
Berikut ini adalah penyesuaian diri yang dilakukan manusia dengan sengaja atau tidak sengaja dan hubungannya dengan
belajar. a Belajar dan Kematangan
Kematangan adalah suatu proses pertumbuhan organ- organ. Kematangan itu dating pada waktu dengan sendirinya.
Sedangkan belajar lebih membutuhkan kegiatan yang disadari, suatu aktivitas, latihan-latihan dan konsentrasi dari orang yang
bersangkutan. Proses belajar terjadi karena perangsang- perangsang dari luar, sedangkan proses kematangan berasal
dari dalam b Belajar dan Penyesuaian diri
Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang dapat mengubah tingkah laku manusia. Penyesuaian diri ada dua
macam: penyesuaian diri autoplastis seseorang mengubah keadaan dirinya disesuaikan dengan keadaan lingkungandunia
luar dan penyesuaian diri alloplastis mengubah lingkungan luar sesuai dengan kebutuhan dirinya. Kedua macam
penyesuaian diri ini disebut proses belajar. c Belajar dan Pengalaman
26
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafmdo Persada, 2004, h. 68
Belajar dan pengalaman, keduanya merupakan suatu proses yang dapat merubah sikap, tingkah laku, dan
pengetahuan. Akan tetapi, belajar dan memperoleh pengalaman adalah berbeda. Mengalami sesuatu belum tentu merupakan
belajar dalam arti pedagogis, tetapi tiap-tiap belajar juga mengalami.
d Belajar dan Bermain Dalam
bermain juga
terdapat proses
belajar. Persamaannya ialah bahwa dalam belajar dan bermain
keduanya terjadi perubahan, yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman. belajar sambil bermain dalam
hal ini dapat mengubah pandangan proses belajar yang kaku, pasif dan membosankan.
e Belajar dan Pengertian Belajar mempunyai arti yang lebih luas daripada hanya
mencapai pengertian. Ada proses belajar yang berlangsung dengan otomatis tanpa pengertian. Sebaliknya ada pula
pengertian yang tidak menimbulkan proses belajar. Dengan mendapatkan suatu pengertian tertentu, belum tentu seseorang
kemudian berubah tingkah lakunya. Belum tentu seseorang yang mengerti tentang sesuatu,berarti menjalankanbersikap
sesuai dengan pengertian yang telah dicapainya itu. f Belajar dan menghapalmengingat
Menghapal dan mengingat tidak sama dengan belajar. Hapal atau ingat akan sesuatu belum menjamin bahwa dengan
menghapal saja, tetapi harus pengertian. g Belajar dan Latihan
Persamaan antara belajar dan latihan adalah keduanya dapat menyebabkan perubahanproses dalam tingkah laku,
sikap dan pengetahuan. Akan tetapi ada juga yang hanya pengertian saja tanpa latihan.
27
27
Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung : Rosdakarya, 1990,h.86
Dengan uraian diatas kiranya menjadi jelas bahwa bagaimana proses belajar itu berlangsung. Kita mengetahui bahwa belajar itu
tidak hanya melatih kematangan, pengertian, memperoleh pengalaman, Tetapi pertanda seseorang telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya, baik yang bersifat kognitif pengetahuan, psikomotorik ketrampilan maupun efektif yang
menyangkut nilai dan sikap. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah akibat interaksi dengan lingkungannya tidak
karena proses pertumbuhan fisik atau kedewasaan; karena kelelahan. Perubahan tersebut bersifat tahan lama dan tidak
berlangsung sesaat saja. Jadi seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam diri tersebut telah terjadi perubahan tingkah
laku yang lebih baik dari sebelum ia mengalami proses belajar. Ia lebih mampu menghadapi dan dapat mengatasi masalahnya serta
dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. “Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan
”.
28
Ada tiga aspek kompetisi yang harus dinilai untuk menetahui seberapa besar
pencapaian kompetensi, yaitu : a Ranah kognitif, merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan
kegiatan mental atau otak. Pada ranah kognitif terdapat 6 jenjang proses berfikir, mulai dari yang tingkatan rendah
sampai tinggi, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
b Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode.
Pada ranahafektif terdapat 5 jenjang yang terdiri dari, penerimaan
atau perhatian,
tanggapan, penilaian,
pengorganisasi, dan karakteristik terhadap suatu atau beberapa nilai.
28
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta : Bumi Aksara, 2005, Get ke-4, h.155
c Ranah psikomotorik,
berkenaan dengan
hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada 6 ranah psikomotorik ini yaitu, persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, kreatifitas atau keaslian.
29
Diantara ketiga ranah tersebut ranah kognitiflah yang pada umumnya dinilai oleh para pendidik sekolah, karena berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam memahamimenguasai bahan pelajaran.
Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari :
a Informasi verbal adalah kapasitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk
berhubungan dengan
lingkungan hidup
serta mempresentasikan konsep dan lambing.
c Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kogitifnya sendiri.
d Keterampilan motorik
adalah kemampuan
melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek
berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.
30
Jika proses belajar berlangsung secara optimal, maka hasil belajar yang diperoleh akan memberikan kepuasan dan
kebanggaan, menambah keyakinan dan kemampuannya, bermakna, menyeluruh serta mampu menilai dan mengendalikan dirinya.
Jadi seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam diri tersebut telah terjadi perubahan tingkah laku yang
lebih baik dari sebelum ia mengalami proses belajar. la lebih
29
Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelqjaran IP A Berbasis Kometensi, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006, h. 13
30
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pemblajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 11
mampu menghadapi dan mengatasi masalahnya serta dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa disekolah. Menurut Ngalim Purwanto berhasil atau tidaknya belajar tergantung pada beberapa faktor. Adapun faktor-faktor itu dapat
kita bedakan menjadi dua golongan yaitu : 1 Faktor yang berada pada organisme itu sendiri yang kita sebut
faktor individual. 2 Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial yang
termasuk kedalam faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam proses
belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.
31
3. Konsep Laju Reaksi