Hasil Belajar Deskripsi Teoretis 1. Pembelajaran Kooperatif

kelompoknya. Karena skor tes individu ini menentukan skor kelompok. Untuk itu setiap anggota kelompok harus dapat memahami materi dengan baik. d Skor peningkatan individual Komponen ini adalah untuk memberikan kepada siswa suatu sasaran yang dapat dicapai, jika mereka bekerja keras dan mendapatkan hasil sebelumnya. Setiap siswa dapat menyumbangkan skor terbaik kepada kelompoknya. Pengelolaan hasil kerja kelompok adalah skor awal, skor tes dan skor peningkatan serta skor kelompok. Skor awal didapat dari tes materi sebelumnya, skor tes dari individu, sedangkan skor peningkatan didapat dari skor awal dan skor tes, jika ada peningkatan atau penurunan maka akan diberi poin tersendiri, dan skor kelompok dikumpulkan dari skor peningkatan seluruh anggota kelompok, dicatat dan dijumlahkan menjadi skor akhir kelompok. e Penghargaan kelompok Pengakuan kelompok dilakukan setelah memberikan penghargaan berupa hadiah atau sertifikat atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar sehingga mencapai kriteria yang telah disepakati bersama. 23

2. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar “Belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu ”. 24 Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil, proses belajar yang baik memungkinkan hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar terjadi berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat 23 Slavin, Cooperative Learning, USA: Asmonand Schuster Company, 1995, h.151 24 Pupuh F dan M sobry, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, 2009, h. 6 berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. “Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sika-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa ”. Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen, ialah : 1 Tingkah laku terminal, adalah komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa setelah belajar 2 Kondisi-kondisi tes, komponen kondisi tes tujuan belajar menentukan situasi dimana siswa dituntut untuk mempertunjukan tingkah laku terminal. Kondisi-kondisi tersebut perlu dipersiapkan oleh guru, karena sering terjadi ulanganujian yang diberikan oleh guru tidak sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan sebelumnya. 3 Ukuran-ukuran perilaku, komponen ini merupakan suatu ukuran untuk menetukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah mencapai tujuan. 25 Menurut Muhibin Syah dalam psikologi, belajar juga menguraikan tentang karakteristik perubahan sebagai hasil belajar yaitu, perubahan intensional, perubahan positif aktif, dan perubahan efektif fungsional. 1 Perubahan Intensional Yaitu perubahan yang terjadi berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau ia merasakan adanya perubahan positif dalam dirinya seperti, penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan Iain-lain. 2 Perubahan Positif aktif 25 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, h. 74 Yaitu perubahan yang terjadi karena proses belajar sifat positif dan aktif. Perubahan positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai denga harapan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya tetapi karena usaha siswa itu sendiri. 3 Perubahan Efektif Fungsional Yaitu perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif yaitu berhasil guna. Artinya perubahan itu membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Perubahan efektif dan fugsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong terjadinya perubahan positif lainnya. 26 Berikut ini adalah penyesuaian diri yang dilakukan manusia dengan sengaja atau tidak sengaja dan hubungannya dengan belajar. a Belajar dan Kematangan Kematangan adalah suatu proses pertumbuhan organ- organ. Kematangan itu dating pada waktu dengan sendirinya. Sedangkan belajar lebih membutuhkan kegiatan yang disadari, suatu aktivitas, latihan-latihan dan konsentrasi dari orang yang bersangkutan. Proses belajar terjadi karena perangsang- perangsang dari luar, sedangkan proses kematangan berasal dari dalam b Belajar dan Penyesuaian diri Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang dapat mengubah tingkah laku manusia. Penyesuaian diri ada dua macam: penyesuaian diri autoplastis seseorang mengubah keadaan dirinya disesuaikan dengan keadaan lingkungandunia luar dan penyesuaian diri alloplastis mengubah lingkungan luar sesuai dengan kebutuhan dirinya. Kedua macam penyesuaian diri ini disebut proses belajar. c Belajar dan Pengalaman 26 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafmdo Persada, 2004, h. 68 Belajar dan pengalaman, keduanya merupakan suatu proses yang dapat merubah sikap, tingkah laku, dan pengetahuan. Akan tetapi, belajar dan memperoleh pengalaman adalah berbeda. Mengalami sesuatu belum tentu merupakan belajar dalam arti pedagogis, tetapi tiap-tiap belajar juga mengalami. d Belajar dan Bermain Dalam bermain juga terdapat proses belajar. Persamaannya ialah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya terjadi perubahan, yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman. belajar sambil bermain dalam hal ini dapat mengubah pandangan proses belajar yang kaku, pasif dan membosankan. e Belajar dan Pengertian Belajar mempunyai arti yang lebih luas daripada hanya mencapai pengertian. Ada proses belajar yang berlangsung dengan otomatis tanpa pengertian. Sebaliknya ada pula pengertian yang tidak menimbulkan proses belajar. Dengan mendapatkan suatu pengertian tertentu, belum tentu seseorang kemudian berubah tingkah lakunya. Belum tentu seseorang yang mengerti tentang sesuatu,berarti menjalankanbersikap sesuai dengan pengertian yang telah dicapainya itu. f Belajar dan menghapalmengingat Menghapal dan mengingat tidak sama dengan belajar. Hapal atau ingat akan sesuatu belum menjamin bahwa dengan menghapal saja, tetapi harus pengertian. g Belajar dan Latihan Persamaan antara belajar dan latihan adalah keduanya dapat menyebabkan perubahanproses dalam tingkah laku, sikap dan pengetahuan. Akan tetapi ada juga yang hanya pengertian saja tanpa latihan. 27 27 Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung : Rosdakarya, 1990,h.86 Dengan uraian diatas kiranya menjadi jelas bahwa bagaimana proses belajar itu berlangsung. Kita mengetahui bahwa belajar itu tidak hanya melatih kematangan, pengertian, memperoleh pengalaman, Tetapi pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, baik yang bersifat kognitif pengetahuan, psikomotorik ketrampilan maupun efektif yang menyangkut nilai dan sikap. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah akibat interaksi dengan lingkungannya tidak karena proses pertumbuhan fisik atau kedewasaan; karena kelelahan. Perubahan tersebut bersifat tahan lama dan tidak berlangsung sesaat saja. Jadi seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam diri tersebut telah terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik dari sebelum ia mengalami proses belajar. Ia lebih mampu menghadapi dan dapat mengatasi masalahnya serta dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. “Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan ”. 28 Ada tiga aspek kompetisi yang harus dinilai untuk menetahui seberapa besar pencapaian kompetensi, yaitu : a Ranah kognitif, merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental atau otak. Pada ranah kognitif terdapat 6 jenjang proses berfikir, mulai dari yang tingkatan rendah sampai tinggi, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. b Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Pada ranahafektif terdapat 5 jenjang yang terdiri dari, penerimaan atau perhatian, tanggapan, penilaian, pengorganisasi, dan karakteristik terhadap suatu atau beberapa nilai. 28 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta : Bumi Aksara, 2005, Get ke-4, h.155 c Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada 6 ranah psikomotorik ini yaitu, persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, kreatifitas atau keaslian. 29 Diantara ketiga ranah tersebut ranah kognitiflah yang pada umumnya dinilai oleh para pendidik sekolah, karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memahamimenguasai bahan pelajaran. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari : a Informasi verbal adalah kapasitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. b Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambing. c Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kogitifnya sendiri. d Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. 30 Jika proses belajar berlangsung secara optimal, maka hasil belajar yang diperoleh akan memberikan kepuasan dan kebanggaan, menambah keyakinan dan kemampuannya, bermakna, menyeluruh serta mampu menilai dan mengendalikan dirinya. Jadi seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam diri tersebut telah terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik dari sebelum ia mengalami proses belajar. la lebih 29 Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelqjaran IP A Berbasis Kometensi, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006, h. 13 30 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pemblajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 11 mampu menghadapi dan mengatasi masalahnya serta dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa disekolah. Menurut Ngalim Purwanto berhasil atau tidaknya belajar tergantung pada beberapa faktor. Adapun faktor-faktor itu dapat kita bedakan menjadi dua golongan yaitu : 1 Faktor yang berada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual. 2 Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial yang termasuk kedalam faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial. 31

3. Konsep Laju Reaksi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIVMENT DIVISION (STAD) Perbedaan Hasil Belajar IPA Biologi Menggunakan Pembelajaran Student Team Achivment Division (STAD) Dan Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas VII SMP N

0 1 14

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIVMENT DIVISION (STAD) Perbedaan Hasil Belajar IPA Biologi Menggunakan Pembelajaran Student Team Achivment Division (STAD) Dan Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas VII SMP N

0 1 12