Tempat dan Waktu Penelitian Variabel Penelitian Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah XI MA Al- Ahliyah Cikampek. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 20102011.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tetentu didalam suatu penelitian. 1 Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MA Al-Ahliyah Cikampek yang terdiri dari 5 kelas yang berjumlah 187 siswa. Populasi target : Seluruh siswa XI MA Al-Ahliyah Cikampek Populasi terjangkau : Seluruh siswa kelas XI MA Al-Ahliyah Cikampek

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sample atau sampel bertujuan. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. 2 Pemilihan kelas dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian kimia siswa. Untuk kelas eksperimen 1 mempunyai rata-rata nilai ulangan harian sebesar 59,84 sedangkan untuk kelas eksperimen 2 mempunyai rata- rata nilai ulangan harian sebesar 57,28 lihat lampiran 19. Siswa yang 1 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka, 1993, h. 130. 2 , Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka, 1993, h. 131. 39 digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 62 siswa yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelompok eksperimen 1 dan 32 siswa sebagai kelompok eksperimen 2 . Satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas XI IPA 1 yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif model NHT Numbered Head Together dan satu kelas sebagai kelas eksperimen 2 yaitu kelas XI IPA 2 yang diajar dengan model STAD Student Team Achievement Division. Dan lebih jelasnya dapat dilihat pada label berikut: Tabel 3.1 Populasi dan Sampel No Kelas Jumlah Siswa Sampel 1 IPA 1 30 30 2 IPA 2 32 32 Jumlah 62 62 C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen yaitu subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya. 3 Kondisi eksperimen dengan desain Posttest Only Control Design. Untuk pelaksanaan diperlukan 2 kelas dimana peneliti mengajar dikelas eksperimen 1 dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model NHT Numbered Head Together dan dikelas eksperimen 2 meriggunakan pembelajaran model STAD Student Team Achievement Division. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya perbedaan hasil belajar kimia siswa melalui model pembelajaran kooperatif yang berbeda antara model NHT dan model STAD, maka diukur dengan melihat hasil belajar kimia siswa sesudah perlakuan dengan memberikan soal tes hasil belajar pada aspek kognitif yang berbentuk pilihan ganda dengan lima 3 Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksata Lainnya, Bandung: Tarsito, 2005, h. 52 pilihan a,b,c,d dan e. Penelitian dilaksanakan dalam 5x pertemuan pada pokok bahasan laju reaksi. Hal ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan hasil belajar kimia siswa setelah diberikan pembelajaran kooperatif melalui model NHT sebagai kelompok eksperimen 1 dan model STAD sebagai kelompok eksperimen 2 . Pada kelompok eksperimen 1 model tersebut dilaksanakan pada pertemuan satu, dua, tiga, empat dan dilaksanakan postes pada pertemuan terakhir untuk melihat hasil belajar kimia siswa setelah perlakuan. Sedangkan pada kelompok eksperimen 2 model tersebut dilaksanakan pada pertemuan pertama dan ketiga dilaksanakan diskusi kelompok dan persentasi kelompok, kedua dan keempat dilaksanakan pemberian kuis secara individu dimana nilai tersebut dapat mempengaruhi nilai masing-masing kelompok. Kemudian pertemuan terakhir dilaksanakan postes untuk melihat hasil belajar kimia siswa setelah perlakuan. Tabel 3.2 Rancangan Penelitian 4 Kelas Treatmen Post test P E1 X E1 Y P E2 X E2 Y Keterangan : P : Pemilihan subjek secara purposive E 1 : Kelas ekperimen 1 E 2 : Kelas eksperimen 2 X E1 : Perlakuan pada kelas eksperimen 1 X E2 : Perlakuan pada kelas eksperimen 2 Y : Tes akhir yang diberikan pada kedua kelompok Prosedur: a. Menggolongkan sampel menjadi dua kelompok, yaitu kelompok 4 Nurul Zuriah, Metodologi Pendidikan Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 66 eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 . b. Mempertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok agar tetap sama, kecuali pada satu hal yaitu kelompok eksperimen 1 dikenai perlakuan X untuk jangka waktu tertentu. c. Melaksanakan postes untuk mengukur hasil belajar kimia siswa setelah pembelajaran selesai. d. Menghitung hasil perbedaan postes antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 menggunakan uji t. e. Membandingkan perbedaan-perbedaan tersebut, untuk meentukan apakah pembelajaran kooperatif dengan model NHT dengan pembelajaran kooperatif model STAD terdapat perbedaan yang signifikan.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel independen bebas : Perbedaan model pembelajaran NHT dan STAD 2. Variabel dependen terikat : Hasil belajar siswa pada pokok bahasan laju reaksi

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada pelaksanaannya peneliti terlibat langsung dalam mengumpulkan data, mengolah serta menarik kesimpulan dari data yang diperoleh. Pada tahap awal peneliti mengajarkan materi laju reaksi pada kelas eksperimen 1 dengan mengunakan pembelajaran kooperatif model NHT dan pada kelas eksperimen 2 dengan menggunakan pembelajaran model STAD. Masing-masing kelas diberikan treatmen perlakuan sebanyak 5 pertemuan. Setelah materi konsep selesai diberikan, kemudian peneliti memberikan tes objektif kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa soal kimia pada konsep laju reaksi. Hasil tes dijadikan sebagai hasil belajar kimia siswa kemudian dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama, hasil belajar kelas eksperimen 1 dan kedua hasil belajar kelas eksperimen 2 .

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar kimia. Tes hasil belajar yaitu tes yang yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diberikan antara yang diberikan model pembelajaran NHT dan yang diberikan model STAD. Tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 20 soal untuk tes konsep laju reaksi instrument tersebut terlebih dahulu di uji validitas dan reliabilitasnya. Berikut ini terdapat tabel kisi-kisi instrument berdasarkan jenjang kognitifnya. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Indikator Jenjang Kognitif Jumlah C1 C2 C3 C4,5,6 Menghitung konsentrasi larutan 2 ,3 1 3 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis 4 ,11 5 ,6,7,8 ,9 ,10 8 Mnentukan orde reaksi, persamaan laju reaksi 13 ,14, 15 12 4 Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor- faktor yang mempengaruhi laju reaksi 16 1 Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan 18,19,20 17 4 Jumlah 2 12 4 2 20 Hasil validasi konstruk Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah berupa tes objektif, maka pengujian validitas menggunakan rumus Korelasi Point Biserial dengan rumus sebagai berikut: 5 1. Uji Validitas ..... pq SDt Mt Mp rpbi    Keterangan : rpbi = Koefisien korelasi point biserial Mp = Skor rata-rata hitung yang dijawab dengan benar SD t = Deviasi standar dari skor total P = Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya. Q = Proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya Setelah dilakukan uji validasi instrumen diperoleh data yang valid sebanyak 13 dari 39 soal. Kemudian dilakukan uji validasi konstruk sebanyak 7 soal. Sehingga tes objektif yang dapat digunakan sebanyak 20 soal. 2. Uji Reliabilitas Selain pengujian validitas, sebuah tes juga harus memiliki reliabilitas. Reliabilitas instrumen penelitian adalah tingkat kekonsistenan dan ketepatan hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut. Tes hasil belajar yang baik harus memiiki reliabilitas yang dapat diandalkan. Artinya setelah tes hasil belajar itu dilaksanakan berkali-kali terhadap subjek yang sama, hasilnya selalu sama atau relatif sama. 5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 79 Reliabilitas instrumen hasil belajar kimia pada penelitian ini, diuji dengan menggunakan rumus Kunder dan Richardon. 6 Rumus                 2 2 . 1 St qi pi St n n rii Keterangan : rii = reliabilitas tes n = banyaknya butir soal St 2 = varian total pi = proporsi siswa menjawab benar qi = proporsi siswa menjawab salah ∑pi.qi = jumlah hasil perkalian antara pi dan qi Dimana : N x S t t 2 2   2 2 2            N x x x t t t Adapun kriteria pengujiannya: rii = 0,91 - 1,00 = sangat tinggi rii = 0,71-0,90 = tinggi rii = 0,41-0,70 = cukup rii = 0,21 - 0,40 = rendah rii = 0,20 sangat rendah S etelah dilakukan uji reliabilitas dihasilkan nilai sebesar 0,639. Adapun kriteria pengujian reliabilitas menyatakan bahwa 0,639 termasuk 6 Sugiono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: ALFABETA, 2009, h. 359 kategori cukup. 3. Taraf Kesukaran Untuk mengetahui soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar, digunakan rumus : 7 N B P  Keterangan: P = indeks kesukaran untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar N = banyaknya siswa meriiberikan jawaban pada soal yang dimaksud Dengan ketentuan : Antara 0,00 - 0,30 = sukar Antara 0,31 - 0,70 = sedang Antara 0,71-1,00 = mudah Setelah dilakukan uji taraf kesukaran diperoleh hasil indeks kesukaran untuk setiap butir soal sebanyak 14 soal kategori sukar, 7 soal kategori sedang, 18 soal kategori mudah. 4. Daya Pembeda Soal Analisis daya pembeda soal mengkaji soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong kurang lemah prestasinya. Cara menghitung daya pembeda adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 8 N 0,5 Bb Ba D   7 Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 103 8 Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 104 Keterangan : D = daya pembeda Ba = banyaknya siswa kelas atas menjawab benar Bb = banyaknya siswa kelas bawah menjawab benar N = jumlah peserta tes Adapun kriteria daya pembeda adalah sebagai berikut: 0,00 - 0,20 = buruk 0,21-0,40 = cukup 0,41 - 0,70 = baik 0,71 -1,00 = baiksekali Setelah dilakukan uji daya pembeda soal diperoleh hasil sebanyak 24 soal kategori buruk, 6 soal kategori cukup, 9 soal kategori baik. Adapun untuk mencari validasi dan reabilitas dapat menggunakan program ANATES versi 1,4.

G. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIVMENT DIVISION (STAD) Perbedaan Hasil Belajar IPA Biologi Menggunakan Pembelajaran Student Team Achivment Division (STAD) Dan Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas VII SMP N

0 1 14

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIVMENT DIVISION (STAD) Perbedaan Hasil Belajar IPA Biologi Menggunakan Pembelajaran Student Team Achivment Division (STAD) Dan Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas VII SMP N

0 1 12