BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah akal, yaitu kemampuannya untuk berpikir. Karena itu Islam sebagai agama
rahmatan lil alamin sangat mewajibkan umatnya untuk selalu belajar. Dalam Hadist riwayat Bukhori Muslim terdapat tiga amalan manusia yang tidak
pernah terputus yaitu, amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak sholeh.. Bahkan Allah mengawali menurunkan Al-Quran sebagai pedoman
hidup manusia dengan ayat yang memerintahkan rosul-Nya Muhammad SAW, untuk membaca iqra. Seperti dalam Firman Allah surat Al-Alaq ayat
1 -5
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam. Diet mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Iqra merupakan salah satu perwujudan dari aktivitas belajar. Dalam arti luas, dengan iqra pula manusia dapat mengembangkan pengetahuan dan
memperbaiki kehidupannya. Betapa pentingnya belajar, sehingga Allah menjanjikan akan meningkatkan derajat orang yang berilmu, seperti dalam
Firman Allah surat Al-Mujaadalah ayat 11.
1
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dengan belajar manusia dapat mengetahui apa yang dilakukan dan memahami tujuan dari segala perbuatannya. Aktivitas dari memahami adalah
hasil belajar. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. “Belajar
adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku
”.
1
Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal. Dengan akal manusia dapat merubah tingkah lakunya menjadi lebih baik, hal ini merupakan
proses beajar seperti dalam Firman Allah Surat Az Zumar ayat 9.
Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang- orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.
Ilmu diperoleh karena adanya usaha dari manusia baik secara formal maupun nonformal, salah satu cara yaitu dengan mengikuti tingkat satuan
pendidikan, dari tingkat dasar madarasah ibtidaiyah SD hingga sekolah menengahmadrasah aliyah dan perguruan tinggi. Proses perolehan ilmu
sejalan dengan proses perkembangan fisik dan psikis anak didik. “Pendidikan merupakan kegiatan yang berintikan interaksi antara
peserta didik dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan ”.
2
Pendidikan juga merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu dunia pendidikan dituntut untuk lebih
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikannya seiring dengan perkembangan
1
Wina Sanjaya. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenada Media Group, 2008. h.229
2
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2008, h. 24
ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi yang semakin hari semakin maju. Dunia pendidikan saat ini menghadapi suatu tantangan yang cukup berat
terutama dalam hal terselenggaranya suatu sistem pendidikan yang diarahkan untuk melahirkan generasi bangsa yang memiliki keunggulan kompetitif
dalam memecahkan masalah. Setiap pendidikan di Indonesia diarahkan kepada terbinanya manusia
Indonesia dengan kualifikasi seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang betbunyi :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab
3
. Pada jenjang pendidikan SMAMA terdapat mata pelajaran kimia.
Kimia merupakan salah satu ilmu eksakta yang di dalamnya memuat tentang materi dan perubahannya, stoikiometri, struktur atom, sistem periodik unsur-
unsur, ikatan kimia, reaksi oksidasi reduksi, hidrokarbon. dan minyak bumi, serta unsur- unsur dalam kehidupan sehari-hari. Materi-materi kimia cukup
sulit dipelajari dan dipahami oleh siswa karena bersifat abstrak, terdapat banyak rumus dan perhitungannya. Hal ini dikarenakan kimia merupakan
pelajaran yang berisi tentang rumus dan perhitungan. Pada kebanyakan siswa, mata pelajaran ini dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit, bahkan
menakutkan bagi mereka. Terkadang anggapan seperti ini sudah ada sejak jenjang sekolah menengah. Keadaan ini akan sangat mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar siswa dan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran Kimia kedepannya.
“Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran ”
4
. Proses pembelajaran akan
3
www.inherent-dikti.netfilessisdiknas.pdf
4
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, h. 57
berlangsung dengan baik, apabila seorang guru memiliki dua kompetensi utama, yaitu kompetensi penguasaan materi pembelajaran dan kompetensi
metodologi pembelajaran.
5
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran seorang guru sangat penting menguasai pendekatan dan metode pembelajaran.
Guru selaku pendidik berperan penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Selama ini telah dilakukan upaya pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan seperti pelatihan guru dan program kualifikasi, namun upaya tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan. Hal ini disebabkan karena
para guru dalam proses belajar mengajar masih banyak yang memperlakukan siswa dengan cara belajar yang dikenal dengan duduk, diam, dengar, catat dan
hafal. Pentingnya materi pelajaran yang diberikan sering hanya dipandang dari sudut guru, bukan dari sudut siswa sebagai subjek belajar. Akibatnya, siswa
kurang berminat untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru. Banyak diantara siswa mengikuti pelajaran tidak lebih dari rutinitas untuk mengisi
daftar absensi, mencari nilai tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan dan keterampilan.
Model pembelajaran yang monoton akan mengurangi motivasi siswa untuk belajar karena siswa akan merasa jenuh dengan pola pembelajaran yang
sama secara terus-menerus. Cara belajar seperti ini tidak dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran bidang studi IPA sains. Karena proses
pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Dalam pembelajaran sains perlu memperhatikan tiga aspek yaitu
produk. proses, serta nilai-nilai atau sikap
6
. Dalam mengajar guru harus mengarahkan keaktifan belajar siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
menciptakan dan menumbuhkan situasi belajar siswa agar materi menjadi
5
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran SAINS, Jakarta: UIN Jakarta, 2009, h. 91
6
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran SAINS, Jakarta: UIN Jakarta, 2009, h. 47
mudah dipahami dan mendapatkan hasil belajar siswa yang baik dan kondusif khususnya dalam bidang studi kimia. Interaksi yang efektif akan terjadi jika
guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang lebih bervariasi yang melibatkan siswa untuk aktif. Salah satunya adalah dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif yaitu belajar mengajar dengan jalan mengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda ke dalam
kelompok-kelompok kecil. Pada pembelajaran kooperatif siswa percaya bahwa keberhasilan
mereka akan tercapai jika setiap anggota kelompoknya berhasil. Dalam kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah selama ini, sebenarnya sudah
menerapkan belajar kelompok. Namun, kegiatan kelompok tersebut cenderung hanya menyelesaikan tugas. Siswa yang berkemampuan rendah kurang
berperan dalam mengerjakan tugas. Sedangkan pada pembelajaran kooperatif tujuan kelompok tidak hanya menyelesaikan tugas yang diberikan, tetapi juga
memastikan bahwa setiap kelompok menguasai tugas yang diterimanya. Ada berbagai jenis model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Division dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered Head Together.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam
kelas yang terdiri 4-5 siswa yang heterogen, baik prestasi akademik, jenis kelamin, ras ataupun etnis. Guru yang menggunakan STAD juga mengacu
pada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan prestasi verbal dan teks. Secara individual,
setiap minggu atau dua minggu siswa diberi kuis. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana dan sebuah cara yang bagus untuk digunakan dalam pembelajaran.
Model NHT merupakan suatu strategi belajar yang menghendaki siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa yang kemampuan
akademisnya tinggi, sedang dan rendah. Tiap siswa dalam kelompok memiliki
tugas berbeda dengan masing-masing orang dalam kelompok diberi penomoran. Kedua model ini mempunyai persamaan yaitu membagi kelas
dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang heterogen. Masing-masing anggota kelompok dituntut untuk menguasai materi dan
mampu menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Perbedaannya pada model STAD siswa diberikan kuis untuk mengetahui pemahaman tiap
individu, sedangkan NHT dinilai pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pendekatan pembelajaran ini memberikan kesempatan untuk
mendiskusikan masalah,
menentukan strategi
pemecahannya, dan
menghubungkan masalah-masalah lain yang telah dapat diselesaikan sebelumnya. Dengan menonjolkan interaksi dalam kelompok, model
pembelajaran ini dapat membuat siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang yang berbeda akan meningkat karena pada model pembelajaran ini.
pembagian anggota kelompok secara heterogen. Kelebihan pembelajaran model NHT hampir sama dengan model
STAD yaitu membuat siswa menjadi lebih siap dan melatih kerjasama dengan baik. Penelitian lain juga telah dilakukan oleh La Ode Saifuddin dengan judul
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan implementasinya pada materi tegangan permukaan zat cair di tingkat SMP. Dalam penelitian ini dilakukan
lima langkah yaitu persiapan, penomoran kelompok, diskusi masalah, memanggil nomor anggota, dan memberi kesimpulan. Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa model kooperatif tipe NHT dapat digunakan dalam pembelajaran sains fisika dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
7
. Penulis mencoba melakukan penelitian yang sama yaitu dengan
kooperatif tipe NHT pada kimia. Yang membedakan penelitian ini adalah pembanding yang digunakan pada penelitian di atas menggunakan metode
konvensional sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan dengan kooperatif tipe lain yaitu STAD. Dengan menggunakan STAD pada kelas
kontrol tidak akan merugikan siswa dalam penelitian ini. Setiap kelas akan
7
La Ode Saifudin, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan Implementasinya Pada Materi Tegangan Permukaan Zat Cair Di Tingkat SMP, WAKAPENDIK, Vol.1, No.1, 2005
mendapatkan periakuan dengan kooperatif yang berbeda, hal ini akan memicu semangat siswa dalam belajar kimia.
Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif tipe apapun seperti halnya student teams-achievment division, jigsaw, teams-games-tournament,
think-pair-share dan numbered head together memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak, namun pada tipe numbered head together dapat didesain lebih
singkat dan memberikan pemahaman yang lebih bermakna bila dibandingkan dengan tipe kooperatif lain.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif STAD lebih baik daripada
dengan model konvensional. Sedangkan hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih baik daripada dengan model
konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif NHT dan STAD rnernberikan hasil belajar
yang lebih baik daripada dengan model konvensional
8
. Akan tetapi belum ada penelitian yang membandingkan antara kedua model tersebut, manakah di
antara kedua model tersebut yang memberikan hasil belajar yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul: Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Model Pembelajaran NHT Numbered Head Together dengan STAD Student Team. Achievement
Division Pada Konsep Laju Reaksi.
B. Identifikasi Masalah