Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

3. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun. Karena tingkat rentabilitas mencerminkan kemampuan modal perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, maka dengan demikian tingkat rentabilitas yang tinggi merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula.

F. Penelitian Terdahulu

Vedavinayagam Ganesan 2007 dalam penelitiannya tentang analisa efisiensi pengelolaan modal kerja pada industri perlengkapan telekomunikasi selama periode 2001 – 2006 dengan menggunakan Uji ANOVA pada analisis regresi, mengemukakan bahwa efisiensi pengelolaan modal kerja memiliki hubungan negatif dengan tingkat profitabilitas pada perusahaan industri perlengkapan telekomunikasi di USA. Kesseven Padachi 2006 melakukan penelitian tentang trend dalam pengelolaan modal kerja dan implikasinya terhadap perusahaan manufaktur di Mauritius, Afrika selama periode 1998-2003. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tingginya tingkat investasi dalam persediaan dan piutang usaha berhubungan dengan rendahnya tingkat profitabilitas pada perusahaan manufaktur. Suryo Luhur W.A. dan Triani Pujiastuti 2006 mengemukakan bahwa profit margin dan perputaran aktiva lancar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas modal kerja. Selain itu, profit margin ternyata memiliki pengaruh yang paling dominan dan signifikan terhadap tingkat rentabilitas modal kerja. Susi Dwimulyani dan Shirley 2007 melakukan penelitian tentang pengaruh faktor-faktor seperti rasio keuangan, laba bersih, dan ukuran perusahaan terhadap prediksi pertumbuhan laba pada periode mendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat memprediksi pertumbuhan laba usaha pada perusahaan manufaktur, yaitu rasio kemampulabaan, laba bersih, dan ukuran perusahaan. Wenty dan Murtanto 2001 mengemukakan bahwa rasio perdagangan memiliki hubungan yang sangat erat dan positif dengan rasio ROA dan hubungan yang cukup erat dan negatif dengan rasio debt to total assets. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan strategi modal kerja perusahaan bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva secara efektif dan pemanfaatan hutang secara maksimal untuk menghasilkan keuntungan. Indri Yuliafitri 2005 mengemukakan tentang pengaruh kecepatan perputaran modal kerja dan operating assets turnover terhadap tingkat rentabilitas pada perusahaan yang bergerak di sektor industri dasar dan kimia yang diobservasi selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2001 sampai 2003. Dari uji ANOVA didapat hasil pengujian yang dilakukan terhadap 48 sampel perusahaan yang tercatat dalam perusahaan yang bergerak di sektor industri dasar dan kimia yang diobservasi selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2001 sampai 2003, maka diperoleh kesimpulan bahwa efektivitas modal kerja dan operating assets turnover secara individu tidak berpengaruh terhadap tingkat rentabilitas perusahaan. Selanjutnya Tri Siswantini 2006 melakukan penelitian yang membahas tentang analisis pengelolaan modal kerja dan pengaruhnya terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Adapun variabel yang dianalisa hanyalah komponen-komponen yang sangat erat kaitannya dengan modal kerja, dan diberi simbol sebagai variabel bebas X, yaitu: cash turnover, account receivable turnover, dan inventory turnover. Sedangkan variabel terikat Y merupakan keuntungan atau profit yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode, yang biasa disebut profitabilitas. Data yang diambil sebagai sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta BEJ, dan diambil secara random sebanyak 40 perusahaan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa perputaran kas memberikan pengaruh negatif secara signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini disebabkan adanya pemesanan barang yang terus-menerus dan dalam jumlah besar serta mendadak bagi perusahaan manufaktur yang menghasilkan barang musiman dan tidak tahan lama. Sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan memberikan hasil yang positif dan signifikan serta berpengaruh terhadap profitabilitas, yang artinya semakin cepat perputaran piutang akan mempercepat pula perputaran persediaan menandakan ada peningkatan volume penjualan. Dengan meningkatnya volume penjualan berarti meningkat pula profitabilitas. Berkaitan dengan hasil penelitian yang diperoleh dibuktikan bahwa dari persamaan regresi linier berganda, hasil perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang artinya dengan adanya penambahan perputaran persediaan akan meningkatkan volume penjualan yang akhirnya dapat juga meningkatkan laba atau profit penjualan.

G. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten di Provinsi Aceh

10 116 90

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Pemerintahan Kota di Sumatera Utara

7 91 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Kontribusi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Belanja Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Samosir

7 105 84

Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemkab/Pemko di SUMUT.

3 62 88

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten / Kota Di Sumatera Utara

13 65 83

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Pengaruh Pajak Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Jawa Tengah Tahun 1991-2012.

0 2 13

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN ANGGARAN Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Grobogan Period

0 2 12

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten

0 6 15