Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

tingkat perputaran persediaan maka modal kerja yang dibutuhkan terutama yang diinvestasikan pada perusahaan semakin rendah, sehingga untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi maka harus dilakukan perencanaan dan pengawasan persediaan secara teratur dan efisien. Semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputaran akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.

4. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Analisa sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi penganalisa intern dan ekstern. Maksud utama dari analisa ini adalah untuk mengetahui dari mana modal tersebut dipergunakan. Dengan kata lain, analisa sumber dan penggunaan modal kerja erat kaitannya dengan dana yang diperoleh dan dapat dipergunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasinya sehari-hari dalam suatu periode tertentu. Sumber modal kerja perusahaan pada umumnya diperoleh melalui Syahyunan, 2003: a. Penambahan jumlah hutang tidak lancar Pengeluaran obligasi misalnya akan mengakibatkan pertambahan kas harta lancar tanpa diikuti oleh pertambahan dalam hutang jangka pendek. b. Penambahan modal saham. Pengeluaran saham biasanya akan mengakibatkan pertambahan kas atau harta lancar tanpa dibarengi oleh pertambahan dalam hutang jangka pendek. Pengecualian dalam hal ini ialah bila pengeluaran saham baru disertai dengan penurunan dalam hutang jangka panjang misalnya obligasi dikonversikan kepada modal saham. c. Penambahan jumlah laba yang ditahan. Suatu pertambahan dalam jumlah laba yang ditahan akan mengakibatkan penambahan dalam modal kerja. Dalam hal ini pendapatan atau laba bersih merupakan sumber modal kerja. d. Pengurangan harta tidak lancar. Suatu pengurangan dalam jumlah harta tidak lancar biasanya akan merupakan suatu pertambahan dalam jumlah modal kerja. Penjualan gedung, mesin, dan peralatan berat lainnya akan mengakibatkan pertambahan kas tanpa diikuti oleh pertambahan dalam jumlah hutang jangka pendek. Sedangkan penggunaan-penggunaan modal kerja perusahaan secara umum meliputi Syahyunan, 2003: a. Pengurangan jumlah hutang tidak lancar Pengurangan dalam jumlah hutang tidak lancar biasanya akan mengurangi jumlah modal kerja. Misalnya pelunasan hutang jangka panjang akan mengurangi kas tanpa diikuti oleh pengurangan dalam hutang jangka pendek. b. Pengurangan jumlah modal saham Suatu pengurangan jumlah modal saham akan mengakibatkan berkurangnya modal kerja. Pembelian dan pemilikan kembali saham- sahamnya oleh perusahaan akan memerlukan penggunaan modal kerja. c. Pengurangan jumlah laba yang tidak dibagi Pengurangan dalam jumlah laba yang tidak dibagi biasanya mengakibatkan pengurangan jumlah modal kerja. Misalnya pembayaran dividen akan mengurangi modal kerja, tetapi pengeluaran stock dividen tidak akan mempengaruhi jumlah modak kerja karena hanya akan mengurangi jumlah laba yang tidak dibagi di satu pihak dan penambahan modal saham di lain pihak dengan jumlah yang sama. d. Penambahan harta tidak lancar Suatu pertambahan dalam harta tidak lancar akan mengakibatkan pengurangan modal kerja, misalnya pembelian mesin dan peralatan- peralatan baru akan mengurangi kas atau harta lancar tanpa diikuti pengurangan yang sama dalam jumlah hutang jangka pendek. Jika jumlah modal kerja pada suatu saat lebih besar dari pada jumlah modal kerja pada saat sebelumnya berarti ada kenaikan modal kerja. Hal ini disebabkan karena sumber-sumbernya lebih besar dari penggunaannya sehingga mempunyai efek netto yang positif terhadap modal kerja. Sebaliknya kalau penggunaannya lebih besar dari sumbernya maka efek nettonya akan memperkecil modal kerja. Kalau besarnya sumber persis sama dengan besarnya penggunaan berarti tidak ada efek nettonya terhadap modal kerja sehingga besarnya modal kerja tidak berubah.

5. Pengelolaan modal kerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten di Provinsi Aceh

10 116 90

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Pemerintahan Kota di Sumatera Utara

7 91 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Kontribusi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Belanja Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Samosir

7 105 84

Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemkab/Pemko di SUMUT.

3 62 88

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten / Kota Di Sumatera Utara

13 65 83

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Pengaruh Pajak Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Jawa Tengah Tahun 1991-2012.

0 2 13

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN ANGGARAN Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Grobogan Period

0 2 12

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten

0 6 15