Jenis-jenis modal kerja Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja

c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan, semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi. d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumen. e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggan. f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.

2. Jenis-jenis modal kerja

Manajemen harus dapat mengetahui dan menetapkan jenis modal kerja yang harus selalu ada atau yang hanya ada sewaktu-waktu dibutuhkan. Riyanto 2001 menggolongkan modal kerja dalam beberapa jenis, yaitu: a. Modal kerja permanen permanent working capital Modal kerja permanen merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dibedakan dalam: 1 Modal kerja primer primary working capital Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha. 2 Modal kerja normal normal working capital Modal kerja normal merupakan jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal dalam artian yang dinamis. b. Modal kerja variabel variable working capital Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan dalam: 1 Modal kerja musiman seasonal working capital Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim. 2 Modal kerja siklis cyclical working capital Modal kerja siklis merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur. 3 Modal kerja darurat emergency working capital Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya misalnya: pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja

Modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagaimana dikemukakan oleh S. Munawir 2005 sebagai berikut : a. Sifat atau type dari perusahaan Modal kerja dari suatu perusahaan jasa akan lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan industri karena perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan. Sedangkan perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari. Oleh karena itu apabila dibandingkan dengan perusahaan jasa, perusahaan industri membutuhkan modal kerja yang lebih besar. b. Waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan yang berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual, bahan dasar akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau memperoleh barang tersebut, maka makin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Disamping itu harga pokok produksi barang juga akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan, semakin besar harga pokok produksi barang yang dijual akan semakin besar pula kebutuhan akan modal kerja. c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan Syarat pembelian bahan dasar atau barang dagang yang akan digunakan untuk memproduksi barang sangat dipengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, maka makin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan bahan atau barang dagangan. Namun, sebaliknya bila pembayaran atas bahan atau barang dagangan yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula. d. Syarat penjualan Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para langganannya atau pembelinya akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang. Untuk memperoleh dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang dan untuk memperkecil resiko adanya piutang yang tidak dapat tertagih, maka sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada para pembeli. Dengan demikian para pembeli akan tertarik untuk segera membayar utangnya dalam periode diskonto tersebut. e. Tingkat perputaran persediaan Tingkat perputaran persediaan menunjukkan beberapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka modal kerja yang dibutuhkan terutama yang diinvestasikan pada perusahaan semakin rendah, sehingga untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi maka harus dilakukan perencanaan dan pengawasan persediaan secara teratur dan efisien. Semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputaran akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.

4. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten di Provinsi Aceh

10 116 90

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Pemerintahan Kota di Sumatera Utara

7 91 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Kontribusi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Belanja Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Samosir

7 105 84

Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemkab/Pemko di SUMUT.

3 62 88

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten / Kota Di Sumatera Utara

13 65 83

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Pengaruh Pajak Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Jawa Tengah Tahun 1991-2012.

0 2 13

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN ANGGARAN Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Grobogan Period

0 2 12

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten

0 6 15