Kesimpulan Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si 4. Kasyful Mahalli, SE, M.Si

BAB V KESIMPULAN

DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini memfokuskan pembahasan pada analisis determinan Net Ekspor Indonesia untuk mengetahui hubungan jangka pendek dan jangka panjang melalui pendekatan koreksi kesalahan atau Error Correction Model ECM. Ada beberapa hal penting yang bisa disimpulkan dan disampaikan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. PDB Indonesia berpengaruh secara negatif terhadap Net Ekspor Indonesia baik dalam hubungan jangka pendek maupun jangka panjang dikarenakan setiap kenaikan PDB Indonesia akan meningkatkan kecenderungan untuk mengimpor dan otomatis akan menurunkan nilai total Net Ekspor Indonesia, hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan pada marginal propensity to import. Hasil ini berarti menolak hipotesis yang menyatakan PDB Indonesia berpengaruh secara positif terhadap Net Ekspor Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang; 2. Berdasarkan hasil estimasi regresi ECM variabel PDB Malaysia, PDB Singapura dan PDB Amerika berpengaruh positif signifikan terhadap Net Ekspor Indonesia. Sementara itu, variabel PDB Thailand berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Net Ekspor Indonesia dalam jangka pendek karena kerjasama dengan Thailand baru beberapa tahun terakhir ini digalakkan terutama semenjak adanya hubungan kerjasama IMT‐GT yang dimulai sejak tahun 1993 sehingga peningkatan PDB negara tersebut terhadap Net Ekspor Indonesia masih belum terlalu berdampak seperti yang diharapkan. 106 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil estimasi regresi untuk hubungan jangka panjang hanya variabel PDB Thailand yang berpengaruh positif terhadap peningkatan Net Ekspor Indonesia, sementara variabel PDB Malaysia, PDB Singapura dan PDB Amerika tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan Net Ekspor Indonesia. Signifikan dan ketidak signifikanan yang terjadi pada koefisien estimasi pengujian hubungan jangka panjang yang diolah dengan menggunakan pendekatan OLS diduga mengandung unsur multikolinieritas diantara variabel bebas. Hal ini terlihat dari rendahnya signifikansi hasil uji parsial uji t yang didapat pada variabel bebas yang diuji. Jika tingkat signifikansi uji parsial rendah sementara hasil uji serempak uji F menunjukkan tingkat signifikansi yang kuat, hal ini bisa diartikan sebagai regresi lancung spurios regression. Akan tetapi setelah dilakukan uji kointegrasi Johansen uji keseimbangan jangka panjang diketahui ada 6 enam persamaan yang terkointegrasi sehingga pendapat mengenai adanya regresi lancung ditolak. Apalagi dengan didukung oleh hasil R 2 yang berada rata‐rata dibawah 0.8 Nachrowi, 2006 dan Manurung, 2005 artinya dugaan mengenai adanya regresi lancung dengan sendirinya terbantahkan. 3. Kurs riil berpengaruh positif signifikan pada hubungan jangka pendek dan jangka panjang terhadap Net Ekspor Indonesia. Hasil ini berarti menolak hipotesis yang menyatakan kurs riil berpengaruh negatif terhadap Net Ekspor Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Universitas Sumatera Utara

5.2. Saran