2.4. Transaksi Mata Uang Luar Negeri
Ada dua jenis transaksi kursnilai tukar, yaitu transaksi spot atau spot transactions dan transaksi berjangka atau forward transactions. Transaksi spot adalah
pertukaran deposit bank atau bank deposit biasanya dengan waktu jatuh tempo dua hari. Transaksi berjangka adalah pertukaran deposit bank atau bank deposit dengan
spesifikasi waktu berjangka bisanya dengan waktu jatuh tempo lebih dari dua hari. Oleh sebab itu nilai tukar spot atau spot rate adalah nilai tukar untuk transaksi dengan
waktu jatuh tempo paling lama dua hari, sebaliknya nilai tukar berjangka atau forward rate adalah nilai tukar untuk transaksi berjangka dengan waktu jatuh tempo
lebih dari dua hari. Bila suatu mata uang nilai tukarnya naik maka mata uang tersebut dikatakan
apresiasi; sebaliknya bila suatu mata uang nilai tukarnya turun maka mata uang tersebut dikatakan depresiasi. Misalkan pada awal tahun 1995 nilai tukar mata uang
Rupiah [E
t
] adalah Rp. 1 = USD 0.0004, dan menurut berita keuangan 15 April 2002, nilai tukar mata uang Rupiah [E
t+1
] adalah Rp 1 = USD 0.0001. Apresiasi atau depresiasi nilai tukar mata uang Rupiah adalah:
t t
t
E E
E Depresiasi
Apresiasi −
= −
+
+1
] ,
[
………………..………………… 2.8 Dari 2. 8 ditunjukkan bahwa nilai tukar mata uang Rupiah mengalami depresiasi
sebesar 75 [0.0001 - 0.00040.0004]. Penilaian nilai tukar mata uang USD menggunakan kebalikan persamaan 2. 8, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
t t
t
E E
E Depresiasi
Apresiasi 1
1 1
] ,
[
1
− =
− +
+
……………………………… 2.9 Dari persamaan 2.9 ditunjukkan bahwa nilai tukar mata uang USD mengalami
apresiasi sebesar 300 [1 0.0001 - 1 0.00041 0.0004]. Nilai tukar mata uang penting karena mempengaruhi harga domestik relatif
terhadap harga luar negeri. Harga barang atau jasa domestik dalam bentuk Rupiah terhadap harga barang atau jasa dalam bentuk USD ditentukan oleh interaksi dua
faktor, yaitu harga barang atau jasa domestik dalam Rupiah, dan nilai tukar mata uang domestik per unit mata uang luar negeri. Misalkan harga bahan bakar minyak sebesar
Rp. 7.500 per liter dan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang USD adalah 0.0001. Oleh sebab itu harga bahan bakar minyak per liter sama dengan USD
0.7500 [7500 × 0.0001]. Misalkan pembelian bahan bakar minyak ditunda selama dua
bulan dan sesudah dua bulan nilai tukar mata uang rupiah apresiasi dari 0.0001 menjadi 0.000125. Apresiasi mata uang Rupiah mengakibatkan harga bahan bakar
minyak naik dari 0.7500 menjadi 0.9375. Dengan demikian apresiasi nilai tukar mata uang Rupiah membuat harga luar negeri bahan bakar minyak Indonesia lebih
mahal. Sebaliknya, depresiasi nilai tukar mata uang Rupiah dari 0.0001 menjadi 0.00009 mengakibatkan harga bahan bakar minyak turun dari 0.7500 menjadi
0.6750 per liter. Secara umum dikatakan bahwa apresiasi nilai tukar mata uang suatu negara
terhadap nilai tukar mata uang negara lain mengakibatkan barang atau jasa negara yang bersangkutan lebih mahal, dan barang atau jasa luar negeri di negara yang
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan lebih murah, dengan asumsi bahwa harga domestik kedua negara konstan. Sebaliknya, depresiasi mata uang suatu negara terhadap mata uang negara
lain mengakibatkan barang atau jasa luar negeri negara yang bersangkutan lebih murah, dan barang atau jasa luar negeri di negara yang bersangkutan lebih mahal,
dengan asumsi bahwa harga domestik kedua negara konstan Mata uang luar negeri diperdagangkan pada bursa mata uang paralel atau pada
sistem perbankan dan sistem pertukaran uang. Sistem perbankan siap membeli dan menjual denominasi deposit mata uang luar negeri karena dealer ini mempunyai
media komunikasi dengan biaya transaksi lebih rendah. Pasar paralel mata uang luar negeri sangat bersaing sehingga pengaruhnya terhadap fungsi pasar tidak berbeda
dengan pusat pasar mata uang internasional. Jika satu bank membeli deposit dalam bentuk mata uang USD dari pasar mata uang luar negeri maka bank tersebut membeli
deposit dalam denominasi mata uang USD. Mata uang luar negeri dapat dibeli dari pasar dealer seperti bank dan atau pasar pengecer lainnya. Biasanya harga pada pasar
dealer lebih tinggi dari harga pada pusat pasar mata uang internasional sehingga jumlah unit pembelian pada pasar dealer lebih kecil dibandingkan dengan jumlah unit
pembelian pada pusat pasar mata uang internasional.
2.5. Model Ekonomi Terbuka