Uji Kointegrasi Johansen Johansen Cointegration Test

2. Uji Normalitas Untuk melihat apakah semua error mempunyai distribusi yang normal atau tidak maka perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Jarque-Bera JB. Untuk mendeteksi apakah error-nya berdistribusi normal atau tidak kita perlu membandingkan antara nilai Jarque-Bera JB dengan χ 2 tabel, yaitu: a. Jika nilai JB χ 2 tabel, maka error‐nya berdistribusi tidak normal; b. Jika nilai JB χ 2 tabel, maka error‐nya berdistribusi normal. 3. Uji Spesifikasi Model Linieritas Uji spesifikasi model dilakukan melalui Ramsey Reset test untuk mendeteksi apakah model linear atau tidak dengan cara membandingkan F statistik dengan F tabel yaitu: a. Jika nilai F statistik F tabel maka hipotesis yang menyatakan bahwa model linier, ditolak; b. Jika nilai F statistik F tabel maka hipotesis yang menyatakan bahwa model linier, diterima.

3.8. Uji Kointegrasi Johansen Johansen Cointegration Test

Pada persamaan regresi sering dijumpai ada dua atau lebih variabel yang masing-masing tidak stasioner random walk akan tetapi kombinasi liniear antara dua atau lebih variabel tersebut akan menghilangkan stochastic trend pada kedua atau lebih time series tersebut dan hasil regresinya mempunyai makna atau tidak regresi lancung stasioner. Kombinasi dari dua atau lebih seri yang tidak stasioner akan Universitas Sumatera Utara bergerak ke arah yang sama menuju ekulibrium jangka panjangnya dan diferensiasi diantara kedua atau lebih seri tersebut akan konstan. Jika demikian halnya, seri ini dikatakan saling berkointegrasi. Dimisalkan X t dan Y t masing-masing merupakan random walk, tetapi ketika kedua variabel tersebut dikombinasikan secara linier dalam satu persamaan regresi Z t = X t - Y t maka merupakan time series yang stasioner. Pada kondisi seperti ini, X t dan Y t dikatakan berkointegrasi dan disebut parameter kointegrasi. Parameter kointegrasi dapat diestimasi dengan OLS melalui regrasi X t pada Y t . Uji kointegrasi dapat dijadikan dasar penentuan persamaan estimasi yang digunakan memiliki keseimbangan jangka panjang atau tidak. Apabila persamaan estimasi lolos dari uji ini maka persamaan estimasi tersebut memiliki keseimbangan jangka panjang. Dibandingkan dengan Engle-Granger dan CRDW Cointegration Regression Durbin Watson, model Johansen tidak menuntut adanya sebaran data yang normal Philips, 1991; Mukherjee and Naka, 1995 dalam Nawatmi, 2001. Dalam studi ini, akan digunakan pendekatan Johansen Maximum Likelihood Johansen 1988; Johansen Juselius 1990 dalam Nuryadin Sodik, 2005 untuk menguji kointegrasi. Pendekatan ini tampak lebih powerfull dibanding pendekatan berbasis residual yang dikembangkan oleh Engle dan Granger 1987. Di samping itu, pendekatan Johansen lebih mampu untuk mendeteksi multiple kointegrasi. Pendekatan Johansen dilakukan dengan menguji restriksi yang ditentukan oleh kointegrasi pada model vector autoregression VAR: Universitas Sumatera Utara t p t p t t y A y A y ε μ + + + + = − − ...... 1 1 ………………………………………. 3.7 di mana y t adalah vektor dimensi-k dari variabel yang diasumsikan I1 tetapi dapat pula I0, A i , i=1,…..,p adalah koefisien matrik, dan t ε adalah residual vektor dimensi-k. Dengan menambahkan y t-1 dari kedua sisi persamaan 3.4 akan didapatkan: t p t p t t t yt y y y y ε β μ + + Δ Γ + + Δ Γ + ∏ + = Δ + − − − − ....... 1 1 1 1 1 ……………..… 3.8 di mana ∑ = − = ∏ p i I Ai 1 dan ∑ + = − = Γ p i j i Aj 1 Jika tidak terdapat hubungan kointegrasi, model unrestricted VAR dapat diaplikasikan, tetapi bila terdapat hubungan kointegrasi antar seri, model Vector Error Correction VECM yang dipergunakan. Dari persamaan 3.5 diperoleh bahwa hanya terdapat satu term dalam persamaan, 1 − ∏ t y , pada level, hubungan kointegrasi yang tergantung pada matrik ∏ di mana eigenvalue λ dihitung melalui prosedur maksimisasi. Hal ini jelas bahwa 1 − ∏ t y harus I0 atau nol kecuali y t memang telah stationer. i Γ menjelaskan dinamika jangka pendek dari sistem, dan ∏ adalah matriks koefisien jangka panjang yang dapat dinyatakan sebagai αβ = ∏ yang menentukan jumlah vektor kointegrasi dalam sistem. Informasi tentang dinamika Universitas Sumatera Utara jangka panjang sistem ditentukan dalam matriks β dan efek ketidakseimbangan jangka pendek diukur dengan matriks α. Kolom matriks β adalah vektor kointegrasi yang merupakan representasi dari kombinasi linier dari variabel y t . Kolom matriks α menunjukkan besaran dimana error correction menuju ke setiap persamaan yang mengindikasikan kecepatan penyesuaian ke arah keseimbangan. Dengan demikian maka akan terdapat tiga situasi bagi matrik ∏ , yakni: 1. αβ = ∏ memiliki reduced rank 0 r k; 2. αβ = ∏ memiliki rank nol; dan 3. αβ = ∏ memiliki rank penuh Pada situasi 1, α dan β keduanya matrik r k × dan memiliki rank r. Terdapat r kointegrasi vektor t y β di mana series stationer I0, atau berarti y t memiliki r trend. Stasioneritas dari t y β mengimplikasikan hubungan jangka panjang antara y t atau bagian dari y t-1 variabel-variabel dalam vektor kointegrasi tidak akan saling menyimpang dari setiap periode. t y β juga merupakan error correction term, oleh karenanya, meninggalkan variabel-variabel secara individu dalam vektor kointegrasi dari keseimbangan akan kembali ke keseimbangan, proses penyesuaian dinamis ini disebut mekanisme koreksi kesalahan ECM. Persamaan 3.5 dengan situasi 1 disebut sebagai VAR dengan ECM. Pada situasi 2, tidak terdapat hubungan kointegrasi antara y t dan variabel-variabel pada level tidak dimasukkan dalam persamaan 3.5, secara sederhana disebut sebagai VAR tanpa ECM. Pada situasi 3 variabel-variabel telah stationer pada level. Universitas Sumatera Utara Untuk menguji hipotesis bahwa terdapat r vektor kointegrasi terhadap alternatif r+1 vektor kointegrasi, maka nilai maksimum statistik eigenvalue adalah: 1 ln 1 max + − − = r T λ λ …………………………………………………… 3.9 di mana r λ adalah eigenvalue yang sesuai dengan r vektor kointegrasi dan T adalah jumlah observasi. Sedangkan trace statistic dihitung dengan: 1 ln 1 ∑ + = − − = k r i i trace T λ λ ............................................................................... 3.10 trace statistic untuk keberadaan r vektor kointegrasi adalah jumlah maksimum eigenvalue statistik dari nol meningkat ke r vektor kointegrasi.

3.9. Pengujian Model Koreksi Kesalahan Error Correction Model