5. Luas Lahan
Luas lahan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan status petani, apakah tergolong sebagai petani miskin atau petani yang lebih tinggi taraf hidupnya. Tingkat
luasan usahatani menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani, semakin luas areal tani maka semakin tinggi tingkat produksi dan pendapatan yang diterima
Sajogyo, 1999.
2.3 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siregar 2011 dengan judul skripsi “Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah
Keriting Di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor” menyimpulkan bahwa usahatani cabai merah yang dilakukan oleh petani responden di Desa Citapen secara umum
dikatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai RC atas biaya tunai dan RC atas biaya total menunjukkan nilai lebih dari satu, yakni sebesar 2,65 dan 2,46;
dengan artian bahwa penerimaan yang diperoleh petani responden dalam mengusahakan cabai merahdapat menutupi biaya usahatani yang dikeluarkan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hendrawanto 2008 yang berjudul “Analisis Pendapatan dan Produksi Cabang Usahatani Cabai Merah di Desa Sukagalih, Kecamatan
Megamendung, Kabupaten Bogor” menyimpulkan bahwa rasio penerimaan dengan pengeluaran berdasarkan biaya tunai dan total, masing-masing sebesar 2,59 dan 1,59.
Ukuran rasio tersebut merupakan indikator bahwa cabang usahatani cabai merah sudah menguntungkan bagi petani.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khazanani 201 1 yang berjudul “Analisis
Efisiensi Penggunanaan
Faktor-Faktor Produksi
Usahatani Cabai
di Desa
Universitas Sumatera Utara
Gondosuli,Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung” menyimpulkan bahwa usahatanicabai di daerah tersebut masih menguntungkan, hal ini ditunjukan oleh nilai RC
Rasio sebesar 1,277.
2.4 Kerangka Pemikiran
Petani memiliki beberapa karakteristik yang mempengaruhi kinerjanya dalam berusahatani, dalam hal ini karakteristik petani cabai merah maupun cabai rawit yang
diperhatikan terdiri dari umur, pengalaman bertani, pendidikan, jumlah bibit yang diusahakan serta jumlah tanggungan. Dalam prinsipnya usahatani mempunyai tujuan
utama yaitu untuk memperoleh hasil produksi, dimana hasil produksi tersebut dipengaruhi oleh banyaknya biaya dalam penyediaan input yang digunakan selama usahatani, input
tersebut antara lain adalah bibit, pupuk, dan pestisida. Penerimaan merupakan hasil dari perkalian jumlah produksi dengan harga jual. Pendapatan diperoleh dari selisih antara total
nilai penerimaan dengan total biaya produksi yang dikeluarkan.Melalui analisis kelayakan usaha, akan diketahui layak atau tidak layaknya usaha ini untuk terus dianjutkan. Secara
skematis dapat digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
: Menyatakan hubungan : Menyatakan Pengaruh
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Usahatani Cabai
PETANI CABAI MERAH
USAHATANI CABAI
PETANI CABAI RAWIT
Input : Bibit
Pupuk Pestisida
OUTPUT OUTPUT
PENERIMAAN PENERIMAAN
LAYAK TIDAK LAYAK
TIDAK LAYAK LAYAK
PENDAPATAN PENDAPATAN
HARGA HARGA
BIAYA BIAYA
Karakteristik: - Umur
- Pengalaman bertani - Pendidikan
- Jumlah bibit - Jumlah tanggungan
keluarga Karakteristik:
- Umur - Pengalaman bertani
- Pendidikan - Jumlah bibit
- Jumlah tanggungan
keluarga
Input : Bibit
Pupuk Pestisida
PRODUKTIVITAS
Universitas Sumatera Utara
2.2 Hipotesis Penelitian