Perbedaan Pendapatan Usahatani Cabai merah dan Cabai rawit Perbedaan Kelayakan Usahatani Cabai merah dan Cabai rawit

5.4. Perbedaan Pendapatan Usahatani Cabai merah dan Cabai rawit

Pendapatan merupakan selisih antara seluruh penerimaan dengan seluruh biaya pendapatan yang dikorbankan dalam rupiah per tahun. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Hinalang diperoleh rataan pendapatan untuk masing-masing skala usaha baik kecil dan besar yang dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: Tabel 5.17. Perbedaan Rataan Pendapatan Usahatani Cabai merah dan Cabai rawit No Keterangan Cabai merah RpHaMasa tanam Cabai rawit RpHaMasa tanam 1 Total Penerimaan 248.283.030 241.957.580 2 Total Biaya Produksi 76.433.647,2 12.,387.040 3 Total Pendapatan 171.849.383,2 120.573.540 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran Cabai Merah 18,21,22 dan Cabai Rawit 13,16,17 Dari pengolahan data primer diperoleh rataan pendapatan yang diterima petani cabai merah adalah Rp 171.849.383,2 per masa tanam untuk lahan 1 Ha dan rataan pendapatan petani cabai rawit adalah Rp 120.573.540 per masa tanam untuk lahan 1 Ha. Artinya pendapatan petani cabai merah lebih tinggi daripada pendapatan petani cabai rawit. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara pendapatan petani cabai merah dan cabai rawit maka dilakukan Uji Mann Whitney yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.18. Uji Mann Whitney Perbedaan Nilai Pendapatan Usahatani Cabai merah dan Cabai rawit pendapatan Mann-Whitney U 12.000 Wilcoxon W 573.000 Z -7.042 Asymp. Sig. 2-tailed .000 a. Grouping Variable: kelompok Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 24 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H 1 diterima, artinya ada perbedaan pendapatan antara petani cabai merah dan cabai rawit.

5.5. Perbedaan Kelayakan Usahatani Cabai merah dan Cabai rawit

Usahatani yang menguntungkan terjadi apabila jumlah penerimaan dari usahatani lebih besar disbanding dengan biaya yang dikeluarkan selama usahatani tersebut. Kelayakan usaha dapat dianalisis menggunakan kriteria RC RevenueCost Ratio dan BC BenefitCost.  RC RevenueCost Ratio Cabai Merah a = RC R = Py.Y = Rp 12.541 x 19.797 Kg = Rp 248.283.030 C = Rp 76.433.647,2 a = Rp . . Rp . . , = 3,24  RC RevenueCost Ratio Cabai Rawit a = RC R = Py.Y Universitas Sumatera Utara = Rp 11.848 x 20.421 Kg = Rp 241.957.580 C = FC + VC = Rp 121.387.040 a = Rp . . Rp . . = 1,96  BC BenefitCost Cabai Merah B = Benefit Laba Bersih C = Cost Total Biaya = Rp . . , Rp . . , = 2,25  BC BenefitCost Cabai Rawit B = Benefit Laba Bersih C = Cost Total Biaya = Rp . . Rp . . = 1,01 Tabel 5.19. Nilai BC, RC Kelayakan Usahatani Cabai merah dan Cabai rawit No Keterangan Cabai merah Cabai rawit 1 RC Return Cosr Ratio 3,24 1,96 2 BC Net Benefit Cost Ratio 2,25 1,01 Tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai RC dan BC usahatani cabai merah berturut- turut sebesar 3,24 dan 2,25. Sedangkan nilai RC dan BC usahatani cabai rawit berturut - turut sebesar 1,96 dan 1,01. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kelayakan kedua jenis usahatani cabai tersebut berbeda dimana nilai RC dan BC ratio usahatani cabai merah lebih besar dibandingkan dengan usahatani cabai rawit. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H 1 diterima, artinya ada perbdeaan antara usahatai cabai merah dengan cabai Universitas Sumatera Utara rawit did aerah penelitian dimana usahatani cabai merah lebih layak dibandingkan dengan usahatani cabai rawit. Tabel 5.20 Perbandingan pengaruh input, pendapatan dan kelayakan antara cabai merah dan cabai rawit di Desa Hinalang tahun 2015. Cabai Merah Cabai Rawit Rsquare 97.6 92.4 Pendapatan Rpmasa tanamHa 171.849.383,2 120.573.540 RC 3,24 1,96 BC 2,25 1,01 Berdasarkan analisis regresi linier berganda, sebesar 97.6 output cabai merah dipengaruhi oleh faktor input bibit, pupuk, dan pestisida sedangkan pada cabai rawit sebesar 92.4 output cabai rawit dipengaruhi oleh faktor input bibit, pupuk dan pestisida. Dengan demikian pengaruh input bibit,pupuk, dan pestisida terhadap usahatani cabai merah lebih besar dibanding dengan pengaruh input bibit,pupuk, dan pestisida terhadap usahatani cabai rawit didaerah penelitian. Dalam segi pendapatan, usahatani cabai merah mampu menghasilkan sebesar Rp. 171.849.383,2 masa tanam untuk setiap Hektarnya Ha, sedangkan usahatani cabai rawit hanya menghasilkan Rp 120.573.540 masa tanam untuk setiap Hektarnya Ha. Dengan demikian pendapatan petani cabai merah lebih besar dibanding dengan pendapatan petani cabai rawit di daerah penelitian. Rasio RC petani cabai merah adalah 3.24 yang artinya setiap biaya satu rupiah yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan sebesar 3.24 rupiah. RC lebih besar daripada 1 maka dapat diartikan bahwa usahatani cabai merah layak dikembangkan selanjutnya dengan penambahan modal. Universitas Sumatera Utara Rasio BC petani cabai merah adalah 2.25 yang artinya setiap biaya satu rupiah yang dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar 2.25 rupiah. BC lebih besar dari 1 maka dapat diartikan usahatani cabai merah untung dan layak. Rasio RC petani cabai rawit adalah 1.96 yang artinya setiap biaya satu rupiah yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan sebesar 1.96 rupiah. RC lebih besar daripada 1 maka dapat diartikan bahwa usahatani cabai rawit layak dikembangkan selanjutnya dengan penambahan modal. Rasio BC petani cabai rawit adalah 1.01 yang artinya setiap biaya satu rupiah yang dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar 1.01 rupiah. BC lebih besar dari 1 maka dapat diartikan usahatani cabai rawit untung dan layak. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani cabai merah lebih untung dan lebih layak diusahakan dibanding dengan usahatani cabai rawit di daerah penelitian. Universitas Sumatera Utara 65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan karakteristik antara petani cabai merah dan cabai rawit : a. Tidak terdapat perbedaan antara umur petani cabai merah dan cabai rawit. b. Tidak terdapat perbedaan pengalaman bertani petani cabai merah dan cabai rawit. c. Tidak terdapat perbedaan antara tingkat pendidikan antara petani cabai merah dan cabai rawit. d. Terdapat perbedaan luas lahan yang diusahakan antara petani cabai merah dan cabai rawit. e. Terdapat perbedaan antara jumlah tanggungan petani cabai merah dan cabai rawit. 2. Terdapat perbedaan pengaruh input terhadap output usahatani cabai merah dan cabai rawit. Sebesar 97,6 produksi cabai petani cabai merah dipengaruhi oleh fa ktor jumlah bibit, jumlah pupuk, dan jumlah pestisidayang digunakan dalam usahataninya. Sedangkan pada usahatani cabai rawit92,4 produksi cabai petani cabai rawit dipengaruhi oleh faktor jumlah bibit, jumlah pupuk, dan jumlah pestisida yang digunakan dalam usahataninya. 3. Perkembangan produktivitas cabai merah dan cabai rawit di Desa Hinalang cenderung mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. 4. Terdapat perbedaan pendapatan antara petani cabai merah dan cabai rawit. Pendapatan petani cabai merah sebesar Rp. 171.849.383,2 masa tanam untuk setiap Hektarnya Ha, sedangkan usahatani cabai rawit hanya menghasilkan Rp 120.573.540 masa Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Respon Pertumbuhan Tiga Varietas Cabai Rawit (Capsicum frutescens L. ) Pada Beberapa Tingkat Salinitas

8 72 64

Efektifitas Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Spp.Pada Ovitrap

10 100 96

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

10 71 134

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 6

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 4 49