Tingkat Pendidikan Perbedaan Karakteristik Petani Cabai Merah dan Cabai Rawit

Tabel 5.4. Uji Mann Whitney Terhadap Pengalaman Bertani Petani Cabai merah dan Cabai rawit Test Statistics a x2 Mann-Whitney U 567.500 Wilcoxon W 1.270E3 Z -.074 Asymp. Sig. 2-tailed .941 a. Grouping Variable: x1 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 24 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,941. Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H 1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan antara pengalaman bertani petani cabai merah dan cabai rawit.

5.1.3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan petani merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang pembangunan pertanian. Kemampuan petani dalam mengelola usahataninya sebagian besarditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik pendidikan bersifat formal maupun nonformal. Pendidikan petani yang lebih baik akan memungkinkan petani untuk mengambil langkah yang bijaksana dalam bertindak atau mengambil keputusan serta memungkinkan petani untuk mempelajari dan menerapkan teknologi baru dalam pengembangan usahataninya. Untuk mengetahui lebih rinci tingkatpendidikan dari petani cabai responden dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Komposisi Tingkat Pendidikan Petani Cabai merah dan Cabai rawit No Tingkat Pendidikan Cabai merah Cabai rawit Jumlah Orang Persen Jumlah Orang Persen 1 SD 6 Tahun 1 2,7 2 SMP 9 Tahun 2 5,4 2 6,0 3 SMA 12 Tahun 24 64,86 26 78,78 4 D-II 14 Tahun 1 3,0 5 D-III 15 Tahun 5 13,51 1 3,0 6 S1 ≥ 16 Tahun 5 13,51 3 9,0 Jumlah 37 100,0 33 100,0 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran Cabai Merah 1 dan Cabai Rawit 1 Tabel di atas menunjukkan bahwa 64,86 petani cabai merah dan 78,78 petani cabai rawit telah menempuh pendidikan selama 12 tahun SMA, tingkat pendidikan petani cabai berkisar antara 6-16 tahun dan rerata pendidikan petani cabai merah dan cabai rawit adalah 11 tahun. Hal ini menunjukkan bahwapengetahuan petani cabaidi daerah penelitiantelah cukup terdidik sehingga dapat mengelola usahatani cabai. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara tingkat pendidikan petani cabai merah dan cabai rawit maka dilakukan Uji Mann Whitney yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.6. Uji Mann Whitney Terhadap Tingkat Pendidikan Petani Cabai merah dan Cabai rawit Test Statistics a x2 Mann-Whitney U 538.500 Wilcoxon W 1.004E3 Z -.279 Asymp. Sig. 2-tailed .781 a. Grouping Variable: x1 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 24 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,4781. Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H 1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan antara tingkat pendidikan petani cabai merah dan cabai rawit. 5.1.4.Luas Lahan Rata-rata luas lahan yang ditanami petani cabai merah dan cabai rawit adalah 3,7 dan 2,5 rante, yang dapat disajikan melalui tabel sebagai berikut: Tabel 5.7. Komposisi Luas Lahan Yang Ditanami Petani Cabai Merah dan Cabai rawit No Luas Lahan Ha Cabai merah Cabai rawit Jumlah Orang Persen Jumlah Orang Persen 1 0,06 - - 1 3,03 2 0,08 4 10,1 17 51,52 3 0,12 11 29.7 12 36,36 4 0,16 12 32.4 3 9,09 5 0,2 10 27 - 9 Jumlah 37 100,0 33 100 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran Cabai Merah 1 dan Cabai Rawit 1 Tabel di atas menunjukkan bahwa luas lahan yang paling banyak diusahakan petani Cabai Merah adalah 0,016 Ha atau sebesar 32,4 dari seluruh total responden Cabai Merah di Desa, sedangkan petani Cabai Rawit paling banyak mengusahakan Cabai Rawit di lahan seluas 0,08 Ha atau sebesar 51,52 dari total responden Cabai Rawit di Desa Hinalang. Hal ini menunjukkan bahwa lahan petani Cabai Merah lebih luas dari petani Cabai Rawit. Adapun rata-rata luas lahan yang diusahakan petani Cabai Merah dan Cabai Rawit adalah Universitas Sumatera Utara 0,15 Ha dan 0,1 Ha. Luas lahan yang diusahakan oleh petani per musim tanam tentu berpengaruh terhadap produksi serta pendapatan petani cabai di daerah penelitian. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara luas lahan yang diusahakan petani Cabai Merah dan Cabai Rawit maka dilakukan Uji Mann Whitney yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.8. Uji Mann Whitney Terhadap Luas Lahan yang diusahakanPetani Cabai merah dan Cabai rawit Test Statistics a Luas lahan Mann-Whitney U 211.000 Wilcoxon W 772.000 Z -4.887 Asymp. Sig. 2-tailed .000 a. Grouping Variable: kelompok Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 24 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H 1 diterima, artinya ada perbedaan luas lahan antara jumlah bibit yang ditanam petani cabai merah dan cabai rawit.

5.1.5. Jumlah Tanggungan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Respon Pertumbuhan Tiga Varietas Cabai Rawit (Capsicum frutescens L. ) Pada Beberapa Tingkat Salinitas

8 72 64

Efektifitas Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Spp.Pada Ovitrap

10 100 96

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

10 71 134

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 6

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 4 49