Sarana dan Prasarana DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Hinalang tingkat pendidikannya adalah SMA sebesar 850 jiwa 37,. Selanjutnya diikuti oleh penduduk yang belum dan tidak bersekolah yaitu 507 jiwa 22 , SMP 405 jiwa 17,5, SD 315 jiwa 14, S1 dan S2 235 jiwa 9,5. Tingkat pendidikan penduduk Desa Hinalang didominasi oleh tingkat pendidikan tamat SMA, serta sudah banyak penduduk Desa Hinalang yang mengecap pendidikan sampai perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Hinalang tergolong tinggi, hal ini akan mempermudah dalam pembangunan dan pengembangan desa tersebut karena tingkat pendidikan yang tinggi akan berpengaruh terhadap tingkat adopsi teknologi yang tinggi pula.

4.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana pendukung atau semakin mudah Desa Hinalang tersebut dijangkau, maka laju perkembangan Desa Hinalang akan cepat. Sarana dan prasarana dapat dikatakan baik apabila dilihat dari segi ketersediaan dan pemanfaatannya sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat sehingga dapat mempermudah masyarakat setempat dalam memenuhi segala kebutuhannya. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Hinalang sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana di Desa Hinalang No. Sarana dan Prasarana Jumlah unit 1. PAUD 2

2. SD

3

3. Gereja

4

4. Poskesdes

1 5. Kantor Kepala Desa 1 Jumlah 11 Sumber : Kantor Kepala Desa Hinalang, 2015 Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa sarana dan prasarana di Desa Hinalang dapat dikatakan baik dan memadai karena sesuai denagn penggunaan dan jumlah penduduknya. Salah satunya yaitu dengan adanya sarana jalan dengan kondisi cukup baik sepanjang 5 km yang menghubungkan Desa Hinalang dengan desa lain. Sarana pendidikan yang tersedia yaitu sekolah PAUD dan SD yang mendukung pendidikan penduduk Desa Hinalang. Universitas Sumatera Utara 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perbedaan Karakteristik Petani Cabai Merah dan Cabai Rawit

Petani cabai yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 orang yang terdiri dari 37 orang petani cabai merah dan 33 orang petani cabai rawit. Gambaran umum responden yang meliputi umur, pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan dan jumlah tanggungan akan diuraikan sebagai berikut:

5.1.1. Umur

Komposisi umur responden petani cabai yaitu antara 30 –65 tahun, yang dapat disajikan melalui tabel sebagai berikut: Tabel 5.1. Komposisi Umur Petani Cabai Merah dan Cabai Rawit No Umur Cabai Merah Cabai Rawit Jumlah Orang Persen Jumlah Orang Persen 1 30-39 11 29,73 12 36,36 2 3 4 40-49 50-59 60-65 17 7 2 45,94 18,91 0,54 8 9 4 24,24 27,27 12,12 Jumlah 37 100,0 33 100,0 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran Cabai Merah 1 Dapat dilihat jumlah terbesar umur responden cabai merah berada pada kelompok umur 40-49 tahun yaitu sebanyak 17 jiwa atau 45,94 , sedangkan jumlah terkecil umur responden berada pada kelompok 60-65 tahun yaitu hanya 2 jiwa atau 0,57 saja. Rata- rata umur responden cabai merah dengan kelompok umur 30-65 tahun adalah 45 tahun. Sedangkan untuk responden cabai rawit jumlah terbesar responden berasal dari kelompok umur 30-39 tahun yaitu sebanyak 12 jiwa atau 36,36 , dan untuk jumlah terkecil berasal Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Respon Pertumbuhan Tiga Varietas Cabai Rawit (Capsicum frutescens L. ) Pada Beberapa Tingkat Salinitas

8 72 64

Efektifitas Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Spp.Pada Ovitrap

10 100 96

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

10 71 134

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 6

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 4 49