Pengalaman Bertani Perbedaan Karakteristik Petani Cabai Merah dan Cabai Rawit

5.1.2. Pengalaman Bertani

Pengalaman berusahatani akan berpengaruh terhadap polapengelolaan usahataninya. Pada umumnya petani yang berpengalaman dalam usahatani cabai lebih terampil dalam melakukan aktivitas usahataninya. Adapun pengalaman berusahatani cabai responden di dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut: Tabel 5.3. Komposisi Pengalaman Bertani Petani Cabai merah dan Cabai rawit No Pengalaman Bertani Cabai merah Cabai rawit Jumlah Orang Persen Jumlah Orang Persen 1 10-19 15 40,54 12 36,37 2 20-29 16 43,24 10 30,30 3 30-39 6 16,21 11 33,33 Jumlah 37 100,0 33 100,0 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran Cabai Merah 1 dan Cabai Rawit 1 Tabel di atas menunjukkan bahwa 43,24 petani cabai merah memiliki memiliki pengalaman bertani selama 20-29 tahun dan 36,37 petani cabai rawit memiliki pengalaman bertani selama 10-19 tahun. Adapun rata-rata pengalaman bertani petani cabai merah dan cabai rawit adalah 25 tahun dan 15 tahun. Pengalaman berusahatani cabai para petani berkisar antara 10-39 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani cabai telah lama dilakukan dengan pola turun-temurun. Lamanya bertani dapat menjadi modal awal bagi petani dalam membudidayakan cabai. Hal ini dikarenakan petani sudah memahami teknik- teknik usahatani dari pengalamannya selama bertahun-tahun. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara pengalaman bertani petani cabai merah dan cabai rawit maka dilakukan Uji Mann Whitney yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4. Uji Mann Whitney Terhadap Pengalaman Bertani Petani Cabai merah dan Cabai rawit Test Statistics a x2 Mann-Whitney U 567.500 Wilcoxon W 1.270E3 Z -.074 Asymp. Sig. 2-tailed .941 a. Grouping Variable: x1 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 24 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,941. Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H 1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan antara pengalaman bertani petani cabai merah dan cabai rawit.

5.1.3. Tingkat Pendidikan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Respon Pertumbuhan Tiga Varietas Cabai Rawit (Capsicum frutescens L. ) Pada Beberapa Tingkat Salinitas

8 72 64

Efektifitas Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Spp.Pada Ovitrap

10 100 96

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

10 71 134

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 6

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 4 49