Hipotesis Penelitian TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Hipotesis Penelitian

2. Pengaruh input bibit, pupuk, dan pestisida terhadap output usahatani cabai merah lebih besar dibanding dengan pengaruh input bibit, pupuk, dan pestisida terhadap output usahatani cabai rawit di daerah penelitian. 3. Ada perkembangan positif produktivitas usahatani cabai merah dan cabai rawit dalam 5 tahun terakhir di daerah penelitian. 4. Pendapatan petani cabai merah lebih besar dibanding dengan pendapatan petani cabai rawit di daerah penelitian. 5. Usahatani cabai merah lebih layak diusahakan dibanding dengan usahatani cabai rawit di daerah penelitian. Universitas Sumatera Utara 21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Kabupaten Simalungun ditentukan secara purposive sengaja, hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa Kabupaten Simalungun merupakan kabupaten dengan produktivitas cabai tertinggi di Sumatera Utara pada tahun 2013. Setelah itu dilakukan metode Cluster Sampling untuk menentukan daerah penelitian yang lebih spesifik. Cluster Sampling adalah metode penetuan daerah populasi dengan cara mengelompokkan populasi menjadi sub-sub populasi secara bergerombol cluster, dari sub populasi selanjutnya dirinci lagi menjadi sub-populasi yang lebih kecil, kemudian anggota dari sub-populasi terakhir dipilih secara acak sebagai daerah pengambilan sampel penelitian Anonimous, 2010. Tabel 3.1 Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Menurut Kabupaten sentra, 2011-2013 Uraian 2011 2012 2013 Produksi Ton Karo 78.758 50.734 44.111 Batubara 17.320 28.335 33.623 Simalungun 45.228 47.460 26.733 Lainnya 56.504 70.879 57.466 Sumatera Utara 197.810 197.409 161.933 Luas Panen Ha Karo 6.612 6.031 6.224 Batubara 1.471 2.099 2.507 Simalungun 2.535 2.646 1.783 Lainnya 16.974 15.755 15.722 Sumatera Utara 28.612 26.531 25.236 Produktivitas TonHa Karo 11,91 8,41 7,09 Batubara 11,77 13,50 13,41 Simalungun 17,84 17,94 14,99 Lainya 3,33 4,50 3,66 Sumatera Utara 44.85 44,35 49,15 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara 2014 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Respon Pertumbuhan Tiga Varietas Cabai Rawit (Capsicum frutescens L. ) Pada Beberapa Tingkat Salinitas

8 72 64

Efektifitas Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Spp.Pada Ovitrap

10 100 96

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

10 71 134

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 6

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 4 49