19
4 Pola 4, terdiri dari masjid, rumah kiyai, pondok, madrasah, tempat keterampilan. Pola semacam ini menunjukan kemajuan pesantren dalam
mengeembangkan metode
pembelajaran dengan
disediakannya tempat
keterampilan untuk mmembantu mengembangkan sikomotorik pada santri. 5 Pola 5, terdiri dari masjid, rumah kiyai, pondok, madrasah, tempat
keterampilan, universitas, gedung pertemuan, tempat olahraga, dan sekolah umum. Dalam pola ini pesantren sudah dapat digolongkan pesantren yang
mandiri dan modern karena keelengkapan sarana dan prasarananya demi membantu kemajuan santri dalam mengembangkan potensi dirinya.
27
4. Akhlak a. Pengertian
Kata akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari kosakata bahasa Arab akhlaq yang merupakan bentuk jamak dari kata Khuluq yang berarti as-
sajiyyah perangai, at-tabi ‟ ah watak, al- „adah kebiasaan atau kelaziman, dan
ad-din keteraturan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Akhlak diartikan; budi pekerti dan kelakuan.
28
Jadi menurut kebahasaan kata akhlak mengacu kepada sifat-sifat manusia secara universal, perangai, watak, kebiasaan, dan keteraturan. Menurut Ibnu
Manzur, akhlak pada hakikatnya adalah dimensi esetoris manusia yang berkenaan dengan jiwa, sifat, dan karakteristiknya secara khusus, yang hasanah baik
maupun yang qabihah buruk.
29
Dalam kitab Al-Ta ‟ rifat akhlak jamak dari kata khuluq diartikan sebagai
tingkah laku manusia yang dilakukan atau dikerjakan secara spontan tanpa ada usaha untuk berfikir maupun perencanaan terlebih dulu. Apabila perbuatan itu
memunculkan perbuatan buruk maka hal tersebut dinamakan dengan akhlak yang
27
Haidar Putra, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007 h. 66
28
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008 h. 27
29
Perpustakaan Nasional RI, Etika Berkeluarga Bermasyarakat dan Berpolitik, Jakarta, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur‗an, 2009 h. 1-2
20
buruk, dan apabila perbuatan itu memunculkan perbuatan baik yang sesuai akal dan
syari‗at maka hal tersebut dinamakan dengan akhlak yang baik.
30
Dengan demikian pengertian akhlak mengacu pada sifat manusia secara umum tanpa melihat perbedaan jenis antara laki-laki maupun perempuan, oleh
karenanyalah akhlak terbagi atas dua bagian yaitu al-akhlaqul hasanah akhlak yang baik danal-akhlaqul mahmudah akhlak yang buruk.
Dalam pengertian lain akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa
membutuhkan pemikiran atau pertimbangan. Ibnu Maskawaih sebagai pakar dibidang akhlak mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
31
Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung kepada nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di
Indonesia kata akhlak sudah mmengandung konotasi baik, jadi orang yang berakhlak berarti orang yang berakhlak baik.
32
Allah SWT berfirman :
“agama Kami ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. Q.S. Asy- Syu‗ara : 137‖
b. Ruang Lingkup Akhlak 1 Akhlak Seorang Anak Kepada Orangtua
a Berbakti Kepada Orangtua
Diantara sifat orang muslim yang menonjol adalah berbakti dan berbuat baik kepada orangtua. Berbakti dan mentaati keduanya selama keduanya tidak
30
‗Ali Ibn Muhammad Al-Jarjani, ات عزي فا ت, Al-Haramain, Jeddah h. 101
31
Heny Narendrani Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, Jakarta, UIN Press, 2009 h. 7
32
Abu Ahmadi, Noor Salimi, MKDU Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta, Bumi Aksara, 2004cet. Ke-4, hal. 198