Deskripsi Data 1. Penerapan Budaya Keraton

39 dikembangkannya bukan kitab-kitab Islam klasik. Sekalipun kitab-kitaab klasik tetap dipertahankan namun porsi pengajarannya tidak memadai. 49 Selain sistem pembelajaran yang dirubah, sistem sosial yang diberlakukanpun dirubah. Pesantren Nadwatul Ummah yang sebelumnya terlihat bebas karena tidak ada peraturan yang mengikat santri sehingga santri terlihat bebas dalam mengikuti program di pesantren. Dan hal semacam itu dinilai tidak tepat dalam proses pendidikan di pesantren, karena pada dasarnya santri haruslah beretika baik sehingga dapat mengikuti program di pesantren dengan baik dan tertib. Sehingga menurut DR. KH. Luthfi El-Hakim sistem tersebut perlu di rubah demi menciptakan suasana pesantren yang islami, sehingga para santri dapat beretika sesuai dengan apa yang telah mereka pelajari melalui kitab-kitab klasik yang diajarkan kiyai atau guru di pesantren. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Zamakhsyari Dhofier : Secara umum, tingkah laku yang benar secara Islam dinyatakan dalam contoh-contoh seperti yang dikerjakan para kiyai melalui lembaga-lembaga pesantren dan amalan-amalan beragama yang lain, seperti mengikuti sembahyang dan khutbah jum‗at mengajarkan kepada anggota-anggota masyarakat tingkah laku Islam yang ideal, pola pikiran dan perasaan yang ideal, simbol-simbol dan amalan-amalan Islam. 50 Menurut DR. KH. Luthfi El-Hakim seorang santri haruslah menunjukan etikaakhlak yang sesuai dengan gelarnya yaitu santripencari ilmu, dimana seorang santri haruslah memulyakan gurunya sebagai landasan awal berakhlak yang baik. Karena akhlak merupakan pondasi daam mencari ilmu tanpa akhlak yang baik seorang santri tidak akan mendapatkan manfa‗at dari ilmu yang telah dipelajari, hal ini sesuai dengan maqolah yang mengatakan : ِبدَ اأَْ تبهَهَا اأعبلأمَ تَعَلبمب ۞ ِبدَ اأَْ ََْبيأعَ اأعبلأمب ََ باَا ايَ ͞ wahai pencari „ilmu junjung tinggilah adabakhlak, tuntutlah ilmu dengan memprioritaskan adabakhlak”. 51 49 Dhofir, op. cit., h. 76 50 Dhofir, op. cit., h. 42 51 Muhammad bin ahmad Nubhan, Surabaya,tt. p, 1980 h. 4 40 Oleh sebab itu DR. KH. Luthfi El-Hakim menerapkan sistem yang menyerupai sistem di keraton yaitu etikaakhlak abdi dalem kepada sultannya. Sehingga para santri diwajibkan beretika sopan santun yang baik kepada guru di pesantren sebagaimana abdi dalem beretika kepada sultannya. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang pendidikan akhlak yang nyata sehingga dapat membentuk santri yang bermoral dan berakhlak baik. Dilihat dari nasab keturunannya, keluarga besar KH. Muhammad Anis Fu‗ad Hasyim Alm. memang memiliki garis nasab dari Syekh Sultan Syarif Hidayatullah pendiri kerajaankeraton di Cirebon sekaligus penyebar agama Islam di Cirebon. KH. Muhammad Anis Fu‗ad Hasyim Alm. merupakan keturunan ke- 20 dari urutan gari nasab Syekh Sultan Syarif Hidayatullah. Dan hingga kinipun keluarga besar pesantren masih memiliki hubungan kekerabatan yang baik dengan keluarga besar yang tinggal di keraton. Menurut DR. KH. Luthfi El-Hakim sekalipun keluarga besar pesantren memiliki kekerabatan yang dekat dengan pihak keraton, tidak serta merta sistem sosial yang diberlakukan dipesantren meniru sistem yang diberlakukan di keraton. Karena pada dassarnya etikaakhlah semacam itu sudah ada dan diajarkan dalam agama Islam sesuai dengan Firman Allah :                        ―Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus pahala amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari. ‖ Q. S. Al-Hujarat : 2 Dan sabda Rasulullah SAW : 41 52 . ―Tidak ada orang yang lebih kucintai melebihi Rasulullah saw. dan di mataku tidak ada yang lebih agung melebihi beliau. Saya tidak mampu memandang beliau dengan mata terbuka lebar semata-mata karena menghormatinya. Jika saya ditanya untuk mensifati beliau saya tidak akan mampu menjawab sebab saya tidak mampu memandang beliau dengan mata terbuka lebar. HR. Muslim ‖ Oleh karenanya, pondok pesantren Nadwatul Ummah dalam pembelajarannya sangat menekankan kepada pelajaran Akhlak. Semisal dengan kitab-kitab akhlak yang selalu diajarkan kepada santri seperti kitab Ta ‟ lim Muta ‟ alim yang dibaca ketika pengajian umum, serta kitab-kitab akhlak kecil seperti Taisirul Kholak dan „Izzul Adab yang diajakan di kelas Shifir. Dengan diterapkannya sistem sosial tersebut, diharapkan para santri dapat mendapatkaan pengalaman nyata dalam memahami nilai-nilai akhlak yang telah diajarkan sehingga para santri tidak hanya memahami secara teori saja, melainkan dalam praktekpun santri dapat memahami secara mendalam sesuai dengan apa yang telah mereka pelajari. Semisal dengan penjelasan Syekh Al-Zarnuji dalam kitabnya Ta ‟ lim Muta ‟ alim yaitu termasuk salah satu menghormati guru adalah menghormati anak-anaknya dan orang yang mempunyai hubungan dengannya. Guru kami Syaikhul Islam Burhanudin pengarang kitab ―Al-Hidayah‖ pernah berkata. Bahwa seorang ulama besar dari Bukhara sedang duduk dalam suatu majelis pengajian, kemudian ia berdiri dan duduk kembali. Ketika ditanya kepadanya sikap itu, ia menjawab : ―sesungguhnya saya melihat putra guruku sedang bermain di jalan bersama teman-temannya. Jika saya melihatnya lalu saya berdiri, itu semata-mata bentuk penghormatan saya kepada guruku. ‖ 53 Hal tersebut sejalan dengan etika yang diberlakukan di pesantren bahwa para santri diwajibkan berdiri dan menundukan kepala atau hanya menundukaan kepala apabila bertemu atau berpapasan dengan kiyaiguru dan keturunanya serta 52 Al-Imam Muslim, Shahih Muslim, 2007, Dar-Al-Ma‗rifah, Lebanon, h. 319 53 Syekh Al-Zarnuji, op, cit,. h. 17 - 18 42 kerabatnya dalam kondisi apapun. Apabila santri sedang berjalan maka berhenti sejenak dan apabila santri berjalan di hadapan kiyaiguru dan keturunanya serta kerabatnya maka harus menundukan kepalanya. Selain untuk membentuk santri yang bermoral dan berakhlak baik, sistem sosial seperti itu diberlakukan atas dampak dari kurangnya pendidikan akhlak yang diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan modern sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai pembeda antara pendidikan modern dengan pendidikan pesantren tradisional.

2. Deskripsi Data Hasil Angket Penelitian

Hasil penelitian yang penulis peroleh dengan menyebarkan angket kepada 50 santri Pondok Pesantren Nadwatul Ummah Buntet Pesantren Cirebon, kemudian diolah dengan lagkah-langkah sebagai berikut : a. Menghitung jumlah responden b. Memeriksa angket sebelum dianalisa terlebih dahulu kemudian meniterpestasikan data yang terkumpul dengan mengecek ulang data yang ada dengan tujuan agar dapat memperoleh data yang valid. c. Mencari frekuensi dengan cara menjumlahkan jawaban dan mencari korelasinya. Adapun data tersebut dapat dilihat sebagai berikut : 1 Deskripsi data variabel X penerapan budaya keraton di Pesantren Tabel 04 Pertanyaan Positif Dari tabel di atas dapat diperoleh penjelasan bahwa, 35 responden 70 menjawab selalu berjalan jongkok atau nglesot ketika menghadap guru, 11 responden 22 sering berjalan jongkok atau nglesot ketika menghadap guru, 1 Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya berjalan jongkok atau nglesot ketika menghadap guru a. Selalu 35 70 b. Sering 11 22 c. Jarang 1 2 d. Kadang-kadang 2 4 e. Tidak Pernah 1 2 Jumlah 50 100 43 responden menjawab 2 berjalan jongkok atau nglesot ketika menghadap guru, 2 responden menjawab 4, 1 responden menjawab 2 berjalan jongkok atau nglesot ketika menghadap guru. Dengan demikian dapat dilihat bahwa santri yang selalu berjalan jongkok ketika menghadap guru lebih banyak, hal ini didasari kepada bentuk penghormatan seorang santri kepada gurunya. Tabel 05 Pertanyaan Positif Dari tabel di atas dapat diperoleh penjelasan bahwa, 30 responden menjawab 60 menundukan kepala dan mengumpulkan tangan di bawah perut serta berhenti sejenak ketika berpapasan dengan guru ketika berjalan dalam jarak 5m, 15 responden menjawab 30 menundukan kepala dan mengumpulkan tangan di bawah perut serta berhenti sejenak ketika berpapasan dengan guru ketika berjalan dalam jarak 5m, 2 responden menjawab 4 menundukan kepala dan mengumpulkan tangan di bawah perut serta berhenti sejenak ketika berpapasan dengan guru ketika berjalan dalam jarak 5m 3 responden menjawab 6 menundukan kepala dan mengumpulkan tangan di bawah perut serta berhenti sejenak ketika berpapasan dengan guru ketika berjalan dalam jarak 5m, 5 responden menjawab 0 menundukan kepala dan mengumpulkan tangan di bawah perut serta berhenti sejenak ketika berpapasan dengan guru ketika berjalan dalam jarak 5m. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa santri yang selalu menundukan kepala dan mengumpulkan tangan di bawah perut serta berhenti sejenak ketika berpapasan dengan guru ketika berjalan dalam jarak 5m lebih Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya menundukan kepala dan mengumpulkan tangan dibawah perut serta berhenti sejenak ketika berpapasan dengan guru a. Selalu 30 60 b. Sering 15 30 c. Jarang 2 4 d. Kadang-kadang 3 6 e. Tidak Pernah - - Jumlah 50 100 44 banyak, hal ini didasari oleh bentuk penghormatan santri yang diberikan kepada guru-gurunya. Tabel 06 Pertanyaan Positif Dengan demikian dapat diperoleh penjelasan bahwa, 38 responden 76 menjawab selalu duduk seperti tasyaahud akhir dan menundukan kepala ketika berbicara berhadapan dengan guru, 8 responden 16 menjawab duduk seperti tasyaahud akhir dan menundukan kepala ketika berbicara berhadapan dengan guru, 3 responden 6 duduk seperti tasyaahud akhir dan menundukan kepala ketika berbicara berhadapan dengan guru, 1 responden 2 menjawab duduk seperti tasyaahud akhir dan menundukan kepala ketika berbicara berhadapan dengan guru. Dapat disimpulkan bahwa santri yang selalu duduk seperti tasyahud akhir dan menundukan kepala ketika berbicara berhadapan dengan guru lebih banyak. Tabel 07 Pertanyaan Positif Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya duduk seperti tasyaahud akhir dan menundukan kepala ketika berbicara berhadapan dengan guru a. Selalu 38 76 b. Sering 8 16 c. Jarang 3 6 d. Kadang-kadang 1 2 e. Tidak Pernah - - Jumlah 50 100 Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Ketika duduk bersila, saya menutupi kaki saya dengan kain sarung a. Selalu 23 46 b. Sering 12 24 c. Jarang 11 22 d. Kadang-kadang 3 6 e. Tidak Pernah 1 2 Jumlah 50 100 45 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, 23 responden 46 menjawab Ketika duduk bersila, saya menutupi kaki saya dengan kain sarung, 12 respoden 24 menjawab ketika duduk bersila, saya menutupi kaki saya dengan kain sarung, 11 responden 22 menjawab ketika duduk bersila, saya menutupi kaki saya dengan kain sarung, 3 responden 6 menjawab ketika duduk bersila, saya menutupi kaki saya dengan kain sarung, 1 responden 2 menjawab ketika duduk bersila, saya menutupi kaki saya dengan kain sarung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri yang ketika duduk bersila, menutupi kaki dengan kain sarung lebih banyak, hal ini dikarenakan untuk menjaga tatakarama kesopanan seorang santri dalam menjalani kehidupan sosial sehari-hari. Tabel 08 Pertanyaan positif Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, 18 responden 36 menjawab jarang menggunakan bahasa kromo inggil ketika berbicara dengan guru, 15 responden 30 menjawab kadang-kadang menggunakan bahasa kromo inggil ketika berbicara dengan guru, 7 responden 14 menjawab selalu menggunakan bahasa kromo inggil ketika berbicara dengan guru, 6 responden 12 menjawab sering menggunakan bahasa kromo inggil ketika berbicara dengan guru, 4 responden 8 menjawab tidak pernah menggunakan bahasa kromo inggil ketika berbicara dengan guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri yang jarang menggunakan bahasa kromo inggil ketika berbicara dengan guru lebih banyak, hal ini dikarenakan tidak semua santri berasal dari wilayahdaerah yang Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya menggunakan bahasa kromo inggil ketika berbicara dengan guru f. Selalu 7 14 g. Sering 6 12 h. Jarang 18 36 i. Kadang-kadang 15 30 j. Tidak Pernah 4 8 Jumlah 50 100 46 berbahasa Jawa dan tidak semua santri mahir dalam berbahasa Jawa baik ngoko maupun kromo. Tabel 09 Pertanyaan Positif Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, 18 responden 36 menjawab selalu tidak berjalan bergerombol dengan teman-teman ketika berjalan di depan rumah guru, 17 responden 34 menjawab sering tidak berjalan bergerombol dengan teman-teman ketika berjalan di depan rumah, 7 responden 14 menajwab jarang tidak berjalan bergerombol dengan teman-teman ketika berjalan di depan rumah, 4 responden 8 menjawab kadang-kadang tidak berjalan bergerombol dengan teman-teman ketika berjalan di depan rumah, 4 responden 8 menjawab tidak pernah tidak berjalan bergerombol dengan teman-teman ketika berjalan di depan rumah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, santri yang tidak berjalan bergerombol dengan teman-teman ketika berjalan di depan rumah lebih banyak, hal ini dilakukan demi tidak menggangu aktifitas yang sedang dilakukan guru. Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya tidak berjalan bergerombol dengan teman-teman ketika berjalan di depan rumah guru a. Selalu 18 36 b. Sering 17 34 c. Jarang 7 14 d. Kadang-kadang 4 8 e. Tidak Pernah 4 8 Jumlah 50 100 47 Tabel 10 Pertanyaan Positif Dari tabel di atas dapat dijelaskna bahwa, 17 responden 34 menjawab ketika duduk dibangku selalu merapatkan kedua kakinya, 12 responden 24 menjawab ketika duduk dibangku sering merapatkan kedua kakinya, 14 responden 28 menjawab ketika duduk dibangku jarang merapatkan kedua kakinya, 6 responden 12 menjawab ketika duduk dibangku kadang-kadang merapatkan kedua kakinya, 1 responden 2 menjawab ketika duduk dibangku tdak pernah merapatkan kedua kakinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, santri yang ketika duduk dibangku merapatkan kedua kakinya lebih banyak karena hal ini merupakan tatakrama yang baik untuk diprktekan demi menjaga sopan santun dalam kehidupan sosial. Tabel 11 Pertanyaan Positif Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, 29 responden 58 menjawab selalu berpakian rapih baik dalam lingkungan pesantren maupun di luar Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya selalu berpakian rapih baik dalam lingkungan pesantren maupun di luar lingkungan pesantren. a. Selalu 29 58 b. Sering 14 28 c. Jarang 4 8 d. Kadang-kadang 3 6 e. Tidak Pernah - - Jumlah 50 100 Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Ketika duduk dibangku saya merapatkan kedua kaki saya b. Selalu 17 34 c. Sering 12 24 d. Jarang 14 28 e. Kadang-kadang 6 12 f. Tidak Pernah 1 2 Jumlah 50 100 48 lingkungan pesantren, 14 responden 28 menjawab selalu berpakian rapih baik dalam lingkungan pesantren maupun di luar lngkungan pesantren, 4 responden 8 menjawab selalu berpakian rapih baik dalam lingkungan pesantren maupun di luar lngkungan pesantren, 3 responden 6 menjawab selalu berpakian rapih baik dalam lingkungan pesantren maupun di luar lngkungan pesantren. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri yang selalu berpakian rapih baik dalam lingkungan pesantren maupun di luar lingkungan pesantren lebih banyak hal ini dipraktekan demi menjaga tatakrama yang baik dalam kehidupan sosial. 2 Deskripsi data variabel Y Adab Santri Terhadap Guru di Lingkungan Pesantren Tabel 12 Pertanyaan Positif Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, 37 responden 74 menjawab ketika guru memanggil saya segera menghampirinya, 8 responden 16 menjawab ketika guru memanggil saya segera menghampirinya, 3 responden 6 menjawab ketika guru memanggil saya segera menghampirinya, 2 responden 4 menjawab ketika guru memanggil saya segera menghampirinya. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa, santri yang bersegera menghampiri ketika dipanggil oleh guru lebih banyak, hal ini menunjukan bahwa akhlak terpuji kepada guru sangat diperhatikan oleh para santri. Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Ketika guru memanggil, saya segera menghampirinya a. Selalu 37 74 b. Sering 8 16 c. Jarang 3 6 d. Kadang-kadang 2 4 e. Tidak Pernah - - Jumlah 50 100 49 Tabel 13 Pertanyaan Positif Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, 35 responden 70 menjawab selalu menghormati kerabat guru sebagaimana saya menghormati guru, 11 responden 22 menjawab Saya sering menghormati kerabat guru sebagaimana saya menghormati guru, 2 responden 4 menjawab jarang menghormati kerabat guru sebagaimana saya menghormati guru, 2 responden 4 menjawab kadang-kadang menghormati kerabat guru sebagaimana saya menghormati guru, dan 0 responden menjawab tidak pernah menghormati kerabat guru sebagaimana saya menghormati guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri yang menghormati kerabat guru sebagaimana menghormati guru mereka lebih banyak, hal ini dikarenakan pemahaman santri terhadap bentuk penghormatan terhadap guru tidak hanya terbatas pada guru saja melainkan kepada orang-orang yang berhubungan dekat dengan gurupun juga harus dihormati, baik dalam ruang lingkup keluarga maupun kerabat. Tabel 14 Pertanyaan Positif Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya menghormati kerabat guru sebagaimana saya menghormati guru a. Selalu 35 70 b. Sering 11 22 c. Jarang 2 4 d. Kadang-kadang 2 4 e. Tidak Pernah - - Jumlah 50 100 Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya menjaga kepercayaan yang telah diberikan guru kepada saya a. Selalu 33 66 b. Sering 14 28 c. Jarang 3 6 d. Kadang-kadang - - e. Tidak Pernah - - Jumlah 50 100 50 Dari tabel di atas dapaat dambil penjelasan bahwa, 33 responden 66 menjawab saya selalu menjaga kepercayaan yang telah diberikan guru kepada saya, 14 responden 28 menjawab Saya sering menjaga kepercayaan yang telah diberikan guru kepada saya, 3 responden 6 menjawab saya jarang menjaga kepercayaan yang telah diberikan guru kepada saya, dan 0 responden menjawab kaadang-kadang bahkan tidak pernah menjaga kepercayaan yang telah dberikan guru kepada saya. Dengan demikian kesimpulan yang didapat adalah santri yang menjaga kepercayaan yang telah diberikan guru kepadanya lebih banyak, hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran para santri yang selalu mempunyai keinginan untuk selalu memberikan yang terbaik untuk guru. Tabel 15 Pertanyaan Positif Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, 32 responden 64 menjawab ketika berjalan dengan guru saya selalu berjalan di belakangnya, 15 responden 30 menjawab Ketika berjalan dengan guru saya sering berjalan di belakangnya, 3 responden 6 menjawab Ketika berjalan dengan guru saya berjalan di belakangnya, dan 0 responden menjawab ketika berjalan dengan guru saya kadang-kadang bahkan tidak pernah berjalan di belakangnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri yang ketika berjalan dengan guru selalu berjalan di belakangnya, hal ini dilatar belakangi oleh bentuk penghormatan para santri yang tidak ingin mendahului bahkan berada di depan guru sehingga menghalangi perjalanannya. Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Ketika berjalan dengan guru saya berjalan di belakangnya a. Selalu 32 64 b. Sering 15 30 c. Jarang 3 6 d. Kadang-kadang - - e. Tidak Pernah - - Jumlah 50 100 51 Tabel 16 Pertanyaan Negatif Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, 40 responden 80 menjawab Saya tidak pernah memotong pembicaraan guru ketika guru sedang berbicara kepada saya, 8 responden 16 menjawab Saya kadang-kadang memotong pembicaraan guru ketika guru sedang berbicara kepada saya, 0 responden menjawab Saya jarang tidak pernah memotong pembicaraan guru ketika guru sedang berbicara kepada saya, 2 responden 4 menjawab Saya sering memotong pembicaraan guru ketika guru sedang berbicara kepada saya, dan 0 responden menjawab Saya selalu memotong pembicaraan guru ketika guru sedang berbicara kepada saya. Dengan demikian dapat diartikan bahwa santri yang tidak memotong pembicaraan guru ketika guru sedang berbicara kepadanya lebih banyak, hal ini dikarenakan rasa ta‗dzim santri kepada guru demi untuk menjaga perasaan guru untuk tidak tersinggung dengan sikap santri yang memotong pembicaraan guru ketika guru sedang berbicara kepadanya. Tabel 17 Pertanyaan Negatif Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya memotong pembicaraan guru ketika guru sedang berbicara kepada saya a. Selalu - - b. Sering 2 4 c. Jarang - - d. Kadang-kadang 8 6 e. Tidak Pernah 40 80 Jumlah 50 100 Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Ketika berhadapan dengan guru saya berdiri sementara guru dalam keadaan duduk a. Selalu 1 2 b. Sering 1 2 c. Jarang - - d. Kadang-kadang 6 12 e. Tidak Pernah 42 84 Jumlah 50 100 52 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, 42 responden 84 menjawab ketika berhadapan dengan guru saya tidak pernah berdiri sementara guru duduk, 6 responden menjawab ketika berhadapan dengan guru saya kadang- kadang berdiri sementara guru duduk, 1 responden 2 menjawab ketika berhadapan dengan guru saya selalu berdiri sementara guru duduk, 1 responden 2 menjawab ketika berhadapan dengan guru saya sering berdiri sementara guru duduk, 0 responden menjawab ketika berhadapan dengan guru saya jarang berdiri sementara guru duduk. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa santri yang ketika berhadapan dengan guru tidak pernah berdiri sementara guru dalam kondisi duduk lebih banyak, hal ini merupakan bentuk penghormatan santri terhadap segala suatu kondisi guru sehingga santripun harus mengikuti dan memakluminya. 3 Deskripsi data variabel Y akhlak santri kepada Orangtua Tabel 18 Pertanyaan Negatif Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, 28 responden 56 menjawab saya tidak pernah membantah perintah orangtua, 15 responden 30 menjawab kadang-kadang saya membantah perintah orangtua, 6 responden 12 menjawab saya jarang membantah perintah orangtua, 1 responden 2 menjawab saya selalu membantah perintah orangtua, 0 responden menjawab saya sering membantah perintah orangtua. Dengan demikian dapat diambil penjelasan bahwa santri yang tidak pernah membantah perintah orangtua lebih banyak, hal ini Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya membantah perintah orangtua a. Selalu 1 2 b. Sering - - c. Jarang 6 12 d. Kadang-kadang 15 30 e. Tidak Pernah 28 56 Jumlah 50 100 53 dikarenakan pemahaman tentang akhlak seorang anak kepada orangtuanya yang harus selalu mematuhi perintah orangtua selama hal itu baik. Tabel 19 Pertanyaan Positif Dari tabel di atas dapat di jelaskan bahwa, 15 responden 30 menjawab saya jarang mencium lutut dan kaki kedua orangtua saya ketika orangtua menjenguk ke pesantren, 14 responden 28 menjawab saya selalu mencium lutut dan kaki kedua orangtua saya ketika orangtua menjenguk ke pesantren, 9 responden 18 menjawab saya kadang-kadang mencium lutut dan kaki kedua orangtua saya ketika orangtua menjenguk ke pesantren, 8 responden 16 menjawab saya sering mencium lutut dan kaki kedua orangtua saya ketika orangtua menjenguk ke pesantren, 4 responden 8 menjawab saya tidak pernah mencium lutut dan kaki kedua orangtua saya ketika orangtua menjenguk ke pesantren. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri yang jarang mencium lutut dan kaki kedua orangtua ketika orangtua menjenguk ke pesantren, hal ini dikarenakan masih adanya rasa malu untuk melakukan hal tersebut, sekalipun hal tersebut baik dan merupakan salah satu bentuk penghormatan anak kepada orangtuanya. Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya mencium lutut dan kaki kedua orangtua saya ketika orangtua menjenguk ke pesantren a. Selalu 14 28 b. Sering 8 16 c. Jarang 15 30 d. Kadang-kadang 9 18 e. Tidak Pernah 4 8 Jumlah 50 100 54 Tabel 20 Pertanyaan Positif Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, 42 responden 84 menjawab saya selalu menghormati kedua orangtua sebagaimana saya menghormati guru, 4 responden 8 menjawab saya sering menghormati kedua orangtua sebagaimana saya menghormati guru, 1 responden 2 menjawab saya jarang menghormati kedua orangtua sebagaimana saya menghormati guru, 2 responden 4 menjawab saya kadang-kadang menghormati kedua orangtua sebagaimana saya menghormati guru, 1 responden 2 menjawab saya tidak pernah menghormati kedua orangtua sebagaimana saya menghormati guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, santri yang selalu menghormati kedua orangtuanya sebagaimana saya menghormati guru, hal ini didasari pada rasa cinta seorang anak kepada orangtuanya serta tidak adanya rasa membedakan antara guru dan orangtua, karena guru dan orangtua sama-sama orang yang selalu ada untuk memberikan pendidikan. Tabel 21 Pertanyaan Negatif Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya menghormati kedua orangtua sebagaimana saya menghormati guru a. Selalu 42 84 b. Sering 4 8 c. Jarang 1 1 d. Kadang-kadang 2 4 e. Tidak Pernah 1 2 Jumlah 50 100 Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya melalaikan nasihat orangtua a. Selalu 1 2 b. Sering 3 6 c. Jarang 4 8 d. Kadang-kadang 17 34 e. Tidak Pernah 25 50 Jumlah 50 100 55 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, 25 responden 50 menjawab saya tidak pernah melalaikan nasihat orangtua, 17 responden 34 menjawab saya kadang-kadang melalaikan nasihat orangtua, 4 responden 8 menjawab saya jarang melalaikan nasihat orangtua, 3 responden 6 menjawab saya sering melalaikan nasihat orangtua, 1 responden 2 menjawab saya selalu melalaikan nasihat orangtua. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, santri yang tidak pernah melalaikan nasihat orangtua lebih banyak hal ini didasari oleh rasa ta‗dzim seorang anak untuk selalu memulyakan kedua orangtuanya. Tabel 22 Pertanyaan Positif Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, 32 responden 64 menjawab ketika orangtua memerintah saya selalu langsung melaksanakannya, 12 responden 24 menjawab ketika orangtua memerintah saya sering langsung melaksanakannya, 3 responden 6 menjawab ketika orangtua memerintah saya jarang langsung melaksanakannya, 3 responden 6 menjawab ketika orangtua memerintah saya kadang-kadang langsung melaksanakannya, dan 0 responden menjawab ketika orangtua memerintah saya tidak pernah langsung melaksanakannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri yang ketika orangtua memerintah selalu langsung melaksanakannya lebih banyak, hal ini didasari oleh sikap santri yang tidak ingin membuat kecewa orangtuanya yang menanti-nanti perintah dari orangtuanya. Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Ketika orangtua memerintah saya langsung melaksanakannya a. Selalu 32 64 b. Sering 12 24 c. Jarang 3 6 d. Kadang-kadang 3 6 e. Tidak Pernah - - Jumlah 50 100 56 Tabel 23 Pertanyaan Positif Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, 32 responden 64 menjawab saya selalu menghormati kerabat-kerabat orangtua sebagaimana saya menghormati orangtua, 12 responden 24 menjawab saya sering menghormati kerabat-kerabat orangtua sebagaimana saya menghormati orangtua, 3 responden 6 menjawab saya jarang menghormati kerabat-kerabat orangtua sebagaimana saya menghormati orangtua, 3 responden 6 menjawab saya kadang-kadang menghormati kerabat-kerabat orangtua sebagaimana saya menghormati orangtua, dan 0 responden menjawab saya tidak pernah menghormati kerabat-kerabat orangtua sebagaimana saya menghormati orangtua. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa santri yang selalu menghormati kerabat-kerabat orangtua sebagaimana saya menghormati orangtua lebih banyak, hal ini disebabkan oleh pemahaman santri tentang akhlak dan bersikap kepada kerabat-kerabat orangtua sebagaimana yang dianjurkan dalam syari‗at islam. Tabel 24 Pertanyaan Positif Petanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Saya menghormati kerabat-kerabat orangtua sebagaimana saya menghormati orangtua a. Selalu 32 64 b. Sering 12 24 c. Jarang 3 6 d. Kadang-kadang 3 6 e. Tidak Pernah - - Jumlah 50 100 Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Ketika berbicara dengan orangtua saya merendahkan suara saya a. Selalu 29 58 b. Sering 12 24 c. Jarang 3 6 d. Kadang-kadang 4 8 e. Tidak Pernah 2 4 Jumlah 50 100 57 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, 29 responden 58 menjawab ketika berbicara dengan orangtua, saya selalu merendahkan suara saya, 12 responden 24 menjawab ketika berbicara dengan orangtua saya sering merendahkan suara saya, 3 responden 6 menjawab ketika berbicara dengan orangtua saya jarang merendahkan suara saya, 4 responden 8 menjawab ketika berbicara dengan orangtua saya kadang-kadang merendahkan suara saya, 2 responden 4 menjawab ketika berbicara dengan orangtua saya tidak pernah merendahkan suara saya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri yang ketika berbicara dengan orangtua selalu merendahkan suaranya lebih banyak, hal ini dikarenakan para santri telah dapat memahami dengan baik bagaimana harus bersikap ketika berhadapan dengan orangtua. Tabel 25 Pertanyaan Positif Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, 31 responden 58 menjawab ketika berbicara dengan orangtua saya selalu menggunakan bahasa yang baik dan sopan, 12 responden 24 menjawab ketika berbicara dengan orangtua saya sering menggunakan bahasa yang baik dan sopan, 3 responden 6 menjawab ketika berbicara dengan orangtua saya jarang menggunakan bahasa yang baik dan sopan, 4 responden 8 menjawab ketika berbicara dengan orangtua saya kadang-kadang menggunakan bahasa yang baik dan sopan, 0 responden menjawab ketika berbicara dengan orangtua saya tidak pernah menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, santri yang ketika berbicara dengan orangtua selalu menggunakan bahasa Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Ketika berbicara dengan orangtua saya menggunakan bahasa yang baik dan sopan a. Selalu 31 58 b. Sering 12 24 c. Jarang 3 6 d. Kadang-kadang 4 8 e. Tidak Pernah - - Jumlah 50 100 58 yang baik dan sopan lebih banyak, hal ini membuktikan bahwa para santri telah dapat memahami dengan baik akhlak dan cara bersikap kepada orangtua.

B. Pengujian Hipotesis Penerapan Budaya Keraton terhadap Akkhlak Santri Tabel 26

Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara variabel X dan Variabel Y No. Responden X Y X² Y² XY 1 29 55 841 3025 1595 2 31 65 961 4225 2015 3 29 59 841 3481 1711 4 28 66 784 4356 1848 5 31 57 961 3249 1767 6 32 59 1024 3481 1888 7 33 54 1089 2916 1782 8 32 56 1024 3136 1792 9 33 57 1089 3249 1881 10 31 52 961 2704 1612 11 34 61 1156 3721 2074 12 29 58 841 3364 1682 13 34 64 1156 4096 2176 14 32 60 1024 3600 1920 15 36 65 1296 4225 2340 16 34 54 1156 2916 1836 17 25 44 625 1936 1100 18 21 39 441 1521 819 19 34 63 1156 3969 2142 20 24 52 576 2704 1248 59 21 37 68 1369 4624 2516 22 37 68 1369 4624 2516 23 30 64 900 4096 1920 24 38 64 1444 4096 2432 25 26 67 676 4489 1742 26 36 67 1296 4489 2412 27 30 66 900 4356 1980 28 34 58 1156 3364 1972 29 34 63 1156 3969 2142 30 19 59 361 3481 1121 31 25 64 625 4096 1600 32 38 70 1444 4900 2660 33 38 70 1444 4900 2660 34 39 69 1521 4761 2691 35 39 69 1521 4761 2691 36 38 69 1444 4761 2622 37 36 69 1296 4761 2484 38 31 67 961 4489 2077 39 36 68 1296 4624 2448 40 36 68 1296 4624 2448 41 30 63 900 3969 1890 42 37 62 1369 3844 2294 43 22 58 484 3364 1276 44 36 61 1296 3721 2196 45 37 63 1369 3969 2331 46 38 68 1444 4624 2584 47 31 65 961 4225 2015 48 35 61 1225 3721 2135 60 Setelah keseluruhan data dihitung maka dapat diketahui N = 50, ∑X = 1630, ∑Y = 3102, ∑X² = 54338, ∑Y² = 194556, ∑XY = 102107, maka dapat dicari indeks korelassinnya dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut : ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ = 50 x 102107 – 1630 x 3102 √[50 x 54338 – 1630²][50 x 194556 – 3102²] = 5105350 – 5056260 √2716900 – 26569009727800 – 9622404 = 49090 √60.000 . 105396 = 49090 √6. 323. 760. 000 = 49090 79. 522, 07241 = 0, 61 Setelah melakukan perhitungan secara keseluruhan, maka hasil yang didapatkan antara hubungan penerapan budaya keraton dengan akhlak santri Pondok Pesantren Nadwatul Ummah Buntet Pesantren Cirebon, diperoleh angka korelasi ―r‖ product moment sebesar 0, 61.

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Interpretasi dan Pemaknaan Hasil Angket Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi ―r” product moment melalui dua cara yaitu : 49 37 68 1369 4624 2516 50 38 66 1444 4356 2508 N= 50 ∑X = 2 1630 ∑Y = 2 3102 ∑X² 54338 ∑Y² 194556 ∑XY 102107

Dokumen yang terkait

Penyesuaian diri santri di Pondok Pesantren terhadap kegiatan pesantren : studi kasus di Pondok Pesantren Darunnajah

14 101 116

Tradisi Perjodohan Dalam Komunitas Pesantren (Studi Pada Keluarga Kyai Pondok Buntet Pesantren)

5 36 85

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI PONDOK PESANTREN DI SURAKARTA Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Pondok Pesantren Di Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI PONDOK PESANTREN DI SURAKARTA Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Pondok Pesantren Di Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA (SANTRI) PONDOK PESANTREN Hubungan Antara Kemandirian Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa (Santri) Pondok Pesantren.

2 6 16

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA PONDOK PESANTREN Hubungan Antara Kemandirian Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa (Santri) Pondok Pesantren.

0 0 11

Peranan Pondok Pesantren Buntet Cirebon Bagi Kemajuan Pendidikan Di Lingkungan Sekitar Tahun1958-2009.

0 1 1

PENERAPAN TA‘ZIR DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN SYAICHONA MOCH. CHOLIL BANGKALAN.

5 16 89

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI DENGAN KEBUGARAN JANTUNG PARU SANTRI PONDOK PESANTREN AMANATUL UMMAH SURABAYA

0 0 6

KONSEP KESETARAAN GENDER DALAM PANDANGAN SANTRI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Darussalam Buntet Pesantren – Kabupaten Cirebon) - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 15