Tehnik Analisis Data Metodologi Penelitian

36 ∑Y : Jumlah seluruh Pertanyaan Y 47

F. Hipotesis Statistik

Hipotesis merupakan dugaan sementara penilitian yang dilakukan oleh peneliti, baik dugaan kemungkinan benar maupun dugaan kemungkinan salah. Hipotesis akan diterima jika bukti-bukti yang ditunjukan peneliti ada kebeneran dan jika salah maka akan dikelola kembali. Penolakan dan penerimaan hipotesis tergantung pada penyelidikan bukti-bukti yang telah didapat. Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis alternative Ha, yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara penerapan budaya keraton terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Nadwatul Ummah Buntet Pesantren Cirebon. 2. Hipotesis Nol Ho, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerapan budaya keraton terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Nadwatul Ummmah Buntet Pesantren Cirebon. 47 ibid., h. 206 37

BAB IV Hasil Penelitian

A. Deskripsi Data 1. Penerapan Budaya Keraton

Pondok pesantren Nadwatul Ummah adalah pondok pesantren yang dikategorikan pesantren salafi. Karena sejak awal berdirinya pesantren pada tahun 1971 hingga saat ini metode pembelajaran yang digunakan adalah wetonan dan sorogan. Serta kitab-kitab yang dipelajari adalah kitab-kitab klasik yang berbahasa Arab atau sering dikenal dengan kitab kuning yang ditulis oleh para ulama terdahulu yang berpaham Ahlussunnah Wal Jama ‟ ah. Dan selesainya khatam kitab yang dipelajari menjadi tolak ukur bagi santri untuk melanjutkan ke kelas berikutnya. Selain mengajarkan kitab-kitab klasik, pesantren Nadwatul Ummah juga mengajarkan Al- Qur‗an sebagai modal dasar seorang muslim. Dalam sistem pembelajaran Al- Qur‗an di pesantren menggunakan sistem ijazah. Namun bentuk ijazah di pesantren tidak seperti ijazah-ijazah yang kita kenal dalam pendidikan modern melainkan berbentuk pencantuman nama santri dalam suatu daftar rantai transmisi pengetahuan yang dikeluarkan oleh guru terhadap santrinya yang telah mengkhatamkan belajar Al- Qur‗an sehingga si murid dianggap menguasai dan diperbolehkan mengajarkannya kepada orang lain. Tradisi ijazah dalam pesantren umumnya di berlakukan ketika seorang santri tingkat tinggi yang telah menyelesaiakan dan menguasai kitab-kitab besar yang telah dipelajari. Sebagai mana yang telah dikatakan Zamakhsyari Dhofier dalam bukunnya Tradisi Pesantren, bahwa ―Tradisi ijazah ini hanya dikeluarkan untuk murid-murid tingkat tinggi dan hanya mengenai kitab-kita besar dan masyhur. ‖ 48 Berbeda dengan pesantren Nadwatul Ummah yang memang lingkungan di komplek Buntet Pesantren, Al- Qur‗an menjadi acuan utama dalam pembelajaran santri selain kitab-kitab kuning. Hal ini sudah terjadi sejak awal berdiriya Pesantren di komplek Buntet Pesantren. 48 Dhofir, op. cit., h. 48 38 Pondok pesantren Nadwatul Ummah juga menerapkan kelas musyawarah bahsul matsail yang menjadi ciri khas pesantren-pesantren salafi dalam mencari solusi dari sebuah permasalahan agama. Kelas musyawarah di pesantren Nadwatul Ummah dikenal dengan istilah MMU Majlis Musyawarah Umum, dimana para santri ditugaskan mencari jawaban dari pertanyaan yang dimusyawarahkan di dalam kitab kuning. Ketika musyawarah dimulai para santri diperbolehkan mengutarakan jawabannya dan santri juga diperbolehkan untuk mendebat pernyataan santri lain yang tidak sepaham hingga ditemukannya solusi yang terbaik. Pelaksanaan MMU di pesantren dipimpin langsung oleh kiyai atau guru di pesantren yang bertugas menyimpulkan hasil musyawarah. Pondok pesantren Nadwatul Ummah sejak didirikan oleh KH. Muhammad Anis Fu‗ad Hasyim Alm. pada tahun 1971 memang selalu mempertahankan tradisi tradisional baik dalam sistem pembelajarannya maupun sistem sosialnya. Namun setelah anak pertama dari KH. Muhammad Anis Fu‗ad Hasyim Alm. yaitu DR. KH. Luthfi El-Hakim ditunjuk sebagai pegasuh pesantren, semua sistem yang telah berlaku dirubah, mulai dari sistem pembelajaran hingga sistem sosial di pesantren. Sistem pembelajaran yang tadinya hanya menggunakan metode wetonan ataupun sorogan, kini dimodifikasi dengan menggunakan sistem madrasah namun tetap tidak meninggalkan metode wetonan ataupun sorogan sebagai cirikhas dari tradisi pesantren salafi, dan kitab- kitab yang diajarkanpun tetap kitab-kitab kuning klasik. Sistem madrasah diberlakukan untuk mempermudah metode sorogan yang diterapkan di pesantren. Hal ini sejalan dengan pendapat Zamakhsyari Dhofier ketika menjelaskan kategorisasi pesantren yang dikelompokan menjadi 2 kelompok besar yaitu : 1. Tipe lama klasik, yang inti pendidikannya mengajarkan kitab-kitab Islam klasik. Walaupun sistem madrasah diterapkan, tujuannya untuk mempermudah sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama. 2. Tipe baru modern yaitu mendirikan sekolah-sekolah umum dan madrasah-madrassah yang mayoritas mata pelajaran yang

Dokumen yang terkait

Penyesuaian diri santri di Pondok Pesantren terhadap kegiatan pesantren : studi kasus di Pondok Pesantren Darunnajah

14 101 116

Tradisi Perjodohan Dalam Komunitas Pesantren (Studi Pada Keluarga Kyai Pondok Buntet Pesantren)

5 36 85

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI PONDOK PESANTREN DI SURAKARTA Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Pondok Pesantren Di Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI PONDOK PESANTREN DI SURAKARTA Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Pondok Pesantren Di Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA (SANTRI) PONDOK PESANTREN Hubungan Antara Kemandirian Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa (Santri) Pondok Pesantren.

2 6 16

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA PONDOK PESANTREN Hubungan Antara Kemandirian Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa (Santri) Pondok Pesantren.

0 0 11

Peranan Pondok Pesantren Buntet Cirebon Bagi Kemajuan Pendidikan Di Lingkungan Sekitar Tahun1958-2009.

0 1 1

PENERAPAN TA‘ZIR DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN SYAICHONA MOCH. CHOLIL BANGKALAN.

5 16 89

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI DENGAN KEBUGARAN JANTUNG PARU SANTRI PONDOK PESANTREN AMANATUL UMMAH SURABAYA

0 0 6

KONSEP KESETARAAN GENDER DALAM PANDANGAN SANTRI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Darussalam Buntet Pesantren – Kabupaten Cirebon) - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 15