DASAR PERTIMBANGAN PEMBERIAN KREDIT

Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009 Prestasi yang diberikan adalah suatu prestasi yang dapat berupa uang, jasa atau barang. Dalam perkembangan perkreditan di zaman modern ini, maka yang dimaksudkan dengan prestasi dalam pemberian kredit adalah uang.

5. Jangka Waktu Perjanjanjian Kredit

Di dalam perjanjian kredit perlu ditentukan jangka waktu, karena kredit adalah pinjaman dan akhirnya pada suatu waktu harus dikembalikan kepada penyedia kredit. Terlebih lagi untuk perbankan, bahwa kredit yang diberikan itu adalah berasal dari dana masyarakat. Jika jangka waktu telah ditentukan dan penerima kredit ingkar janji, perlu ditentukan hukuman atas kelalaian itu, apakah berupa denda, bunga, biaya dan lain-lain. Di samping itu, perlu ditentukan jangka waktu maksimal ingkar janji, sehingga penyelesaian kredit itu tidak berlarut-larut. Hal ini akan memudahkan proses penyelesaian baik dilihat dari sudut penyedia dan penerima kredit.

B. DASAR PERTIMBANGAN PEMBERIAN KREDIT

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pasal 8, dalam memberikan kredit Bank Umum wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Untuk itu ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam pertimbangan-pertimbangan pemberian kredit guna menentukan sejauh mana penerima kredit dapat diberi pinjaman. Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009 Hal tersebut tergantung bonafiditas yang diketahui dari analisa penilaian terhadap kemungkinan pemberian kredit yang di kemudian hari akan mengakibatkan kegagalan usaha debitur dan kemacetan total kreditnya. Penilaian tersebut dikenal dengan The Five C’s of Credit, yaitu: 29 1. Character Sifat pribadi termasuk perilaku pemohon kredit perlu diteliti secara hati-hati dan seksama yang meliputi riwayat hidup, hobi serta pergaulannya dalam masyarakat. Faktor ini penting untuk mengetahui kemampuan serta itikad baik dari penerima kredit untuk mengembalikan kreditnya kelak. Dengan pengertian lain, faktor ini merupakan ukuran tentang kejujuran dan kemauan debitur untuk membayar kembali hutangnya. 2. Capacity Tidak cukup bagi Bank mengetahui kejujuran calon debiturnya, dia harus mempunyai kemampuan untuk mengendalikan perusahaan. Kesanggupan untuk membayar kembali kredit tergantung dari penghasilan usaha yang dibiayai dengan fasilitas kredit. Keahlian, ketrampilan, umur, kesehatan juga merupakan hal-hal yang menentukan kesanggupannya pada waktu yang akan datang, dengan kata lain kelangsungan hidup perusahaan harus terjamin. Faktor resiko sehubungan dengan capacity ini dinamakan business risk, untuk mengetahui business risk harus diketahui bahwa usaha peminta kredit harus berjalan lancar. 29 Widjanarto, Aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan, Infobank, Jakarta, 1998, hal. 65. Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009 3. Capital Modal yang telah ditanam dalam perusahaan harus ditelaah dan sedapat mungkin biaya investasi dipenuhi oleh pengusaha dan Bank yang saling membantu. Hutang jangka pendek maupun jangka panjang harus seimbang dengan posisi keuangan perusahaan. Faktor ini mempunyai peranan untuk mengetahui posisi keuangan debitur serta struktur permodalan, analisa keuangan serta sumber dan penggunaan dana, sehingga Bank dapat mengetahui besar kredit yang diperlukan. 4. Collateral Collateral berarti jaminan, untuk persetujuan pemberian kredit haruslah ada jaminan. Hal ini ditegaskan dalam penjelasan pasal 8 Undang Undang No.7 tahun 1992 yang berbunyi sebagai berikut : “Kredit yang diberikan oleh Bank mengandung risiko sehingga dalam pelaksanaannya Bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh Bank.” Collateral juga merupakan benteng terakhir bagi keselamatan kredit, artinya bilamana masih ada keraguan terhadap pertimbangan- pertimbangan yang lain, maka si penerima kredit diberikan kesempatan untuk menyediakan jaminan. 5. Condition Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009 Persetujuan kredit tidak hanya ditentukan oleh The Four C’s of Credit saja, tetapi kondisi ekonomi secara umum serta kondisi usaha penerima kredit khususnya perlu mendapat penelitian pihak Bank untuk memperkecil risiko yang mungkin timbul akibat kondisi perekonomian. Keadaan perdagangan serta persaingan di lingkungan sektor usaha si penerima kredit perlu diketahui, sehingga bantuan kredit benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usahanya, serta dapat memberikan keuntungan yang layak, dengan demikian pengambalian kredit akan berjalan lancar. 30 Demikianlah faktor-faktor kredit yang lazim disebut The Five C’s of Credit yang merupakan dasar-dasar pertimbangan dalam pemberian kredit, namun perlu dicatat bahwa bagaimanapun rapi dan baiknya pertimbangan-pertimbangan tersebut dinilai dan dianalisa, dalam kenyataannya Bank di dalam praktek perkreditan selalu menemui kredit yang macet, yang berarti kerugian pada Bank khususnya, dan menghambat kesinambungan pembangunan pada umumnya karena sebagian dana untuk pembangunan terbeku dalam kredit macet. 31

C. BENTUK DAN ISI PERJANJIAN KREDIT