Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
BAB II ASURANSI JIWA
A. ASURANSI PADA UMUMNYA
Untuk memulai pembahasan mengenai asuransi jiwa, penulis terlebih dahulu akan membahas mengenai asuransi pada umumnya.
1. Sejarah Asuransi
Pada tahun 323-356 sebelum Masehi, di negara Yunani pada masa Pemerintahan Alexander the Great, mempunyai seorang menteri keuangan
bernama Antimenes. Pada suatu ketika terjadi krisis keuangan yang agak parah di negara itu. Antimenes mempunyai suatu ide yaitu mengusulkan agar orang-orang
kaya di negeri itu mendaftarkan budak-budak beliannya. Menteri Antimenes dan orang-orang kaya tadi membuat perjanjian dimana pihak orang kaya akan
membayar kepada Pememrintah sejumlah uang setiap tahun dan balasannya Antimenes Pemerintah menjamin apabila ada budak belian milik orang-orang
kaya tadi ada yang berusaha melarikan diri maka Antimenes Pemerintah akan berusaha mencarinya. Dan beliau mengeluarkan instruksi kepada Kepala Daerah-
Kepala Daerah di bawah pemerintahannya untuk menangkap kembali budak belian yang mencoba melarikan diri itu. Dan apabila tidak tertangkap juga, maka
Antimenes akan mengganti rugi kepada orang kaya yang kehilangan budaknya itu sejumlah uang yang merupakan harga dari budak yang lari tersebut. Perjanjian
yang dibuat antara Antimenes dengan orang-orang kaya ini merupakan perjanjian yang mirip dengan perjanjian asuransi.
6
6
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, PT.Intermasa, Jakarta, 1972, hal. 15.
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
Di samping itu ada beberapa kota di Yunani, orang-orang tertentu membutuhkan sejumlah uang. Uang yang mereka butuhkan itu diperolehnya dari
orang yang mau menyerahkan uangnya dengan perjanjian bahwa penyerahan uang ini akan mendapat bunga beberapa persen setiap bulan sampai dengan
meninggalnya orang yang membutuhkan uang tersebut dan ditambah dengan biaya-biaya penguburan. Hal ini dapat kita lihat sangat mirip dengan perjanjian
Asuransi Jiwa.
7
Disamping itu pada zaman Romawi dikenal pula persetujuan-persetujuan, dimana pengusaha kapal yang juga adalah pedagang, memakai uang orang lain
dalam perusahaannya dengan syarat, bahwa ia tidak perlu membayar kembali uang itu apabila kapal atau muatan tidak tiba dengan selamat di tempat yang
dituju.
8
Dengan adanya perkembangan-perkembangan tadi maka semula perjanjian asuransi itu, antara seorang pedagang dengan seorang yang meminjamkan uang
karena perdagangan berkembang dengan pesatnya, maka timbullah perkumpulan tukang meminjamkan uang yang kemudian menjelma sebagai suatu perusahaan
Persetujuan ini mirip dengan perjanjian Asuransi Laut. Di Inggris, ada kebiasaan diantara para anggota suatu gilde perkumpulan
orang-orang yang sama pekerjaannya seperti para tukang kayu, batu, pembuat roti, pedagang dan sebagainya dijanjikan bahwa apabila rumah salah seorang anggota
terbakar, maka kepadanya diberi sejumlah uang dari dana kepunyaan glide itu yang merupakan milik bersama. Persetujuan ini berkembang menjadi asuransi
kebakaran.
7
Abdul Muis, Pertanggungan Jiwa Dengan Beberapa Aspek Hukumnya, Fakultas Hukum USU, 1990, hal. 6.
8
Ibid.
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
khusus untuk melayani kebutuhan para pedagang dalam menghadapi risiko dan khusus berkecimpung dalam dunia pertanggungan.
9
Pada saat sekarang ini sudah tidak ada lagi penanggung yang bekerja sendiri. Pada umumnya mereka membentuk suatu ikatan yang tergabung dalam
bentuk Perseroan Terbatas, hal ini dikarenakan mereka memerlukan modal yang cukup besar untuk menjalankan kegiatannya. Kalaupun mereka bekerja sendiri,
tetapi masih dalam suatu ikatan, bisa kita temukan di London, Inggris, dimana terdapat suatu kumpulan penanggung, yang dinamakan Lloyds.
10
Adapun yang menjadi pengertian asuransi pada umumnya dapat dijumpai dalam Pasal 246 KUH Dagang, yaitu asuransi atau pertanggungan merupakan
suatu perjanjian dimana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian,
Di London sendiri, walaupun bukan sebagai tempat kelahiran Asuransi, tetapi disanalah asuransi berkembang dan dikembangkan orang, sehingga dapat
dikatakan bahwa London adalah kota pusat perasuransian. Walaupun pada saat ini Amerika ikut pula menyainginya sebagai pusat persuransian dunia.
Dari sejarah perasuransian di atas, dapat penulis katakan bahwa pengertian asuransi ini sebenarnya pada mulanya terdapat pada asuransi sejumlah uang dan
kemudian berkembang pada asuransi jiwa, asuransi kebakaran dan asuransi laut. Asuransi sejumlah uang merupakan ciri yang tertua dari seluruh bentuk asuransi
yang ada.
2. Pengertian Asuransi