Akibat Penanggungan Antara Kreditur dan Penanggung Akibat Penanggungan Antara Debitur dan Penanggung

Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009 Pasal 1820 KUHPerdata, mengatur tentang definisi penanggungan Borgtocht. Adapun yang dimaksud dengan penanggungan adalah suatu perjanjian dimana pihak ketiga guna kepentingan kreditur mengikatkan diri, untuk memenuhi perikatan debitur manakala orang ini sendiri tidak memenuhinya. Perjanjian penanggungan ini merupakan perjanjian asesoir. Sebagaimana berdasarkan Pasal 1821 KUHPerdata bahwa penanggungan itu tidak ada bila tidak ada perikatan pokok dari Undang-Undang. Seorang penanggung tidak dapat mengikatkan diri lebih maupun dengan syarat-syarat yang lebih berat dari perikatannya debitur. Penanggungan boleh diadakan hanya sebagian saja dari utangnya atau dengan syarat-syarat yang kurang. Jika penanggungan diadakan untuk lebih dari utangnya atau dengan syarat-syarat yang lebih berat, perikatan itu tidak sama sekali batal melainkan ia adalah sah hanya untuk apa yang diliputi perikatan pokok. Penanggungan tidak terbatas untuk perikatan pokok, tetapi meliputi segala akibat utang, termasuk biaya yang dikeluarkan setelah penanggung diperingatkan dengan itu. Perikatan para penanggung ini berpindah kepada ahli warisnya. Jadi perjanjian yang terjadi antara debitur dengan perusahaan asuransi merupakan perjanjian tambahan perjanjian asesoir yang timbul akibat perjanjian kredit yang dilakukan antara kreditur Bank dengan debitur.

1. Akibat Penanggungan Antara Kreditur dan Penanggung

Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009 Penanggung tidak wajib membayar kepada kreditur jika debitur lalai, sedangkan benda-benda debitur ini harus lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya. Penanggung yang menurut supaya benda-benda debitur lebih dahulu disita dan dijual diwajibkan menunjukkan kepada kreditur benda-benda debitur dan membayar terlebih dahulu biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan penyitaan serta penjualan tersebut.

2. Akibat Penanggungan Antara Debitur dan Penanggung

Penanggung yang telah membayar dapat menuntutnya kembali dari debitur utama, baik penanggungan itu telah diadakan dengan maupun tanpa sepengetahuan debitur utama. Penuntutan ini dilakukan baik mengenai uang pokok maupun bunga dan biaya. Penanggung yang telah membayar, menggantikan demi hukum segala hak kreditur terhadap debitur. Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV PERANAN DAN MANFAAT ASURANSI JIWA TERHADAP

PELUNASAN HUTANG KREDIT PEMILIKAN RUMAH KPR

A. PERANAN

DAN MANFAAT ASURANSI JIWA TERHADAP PELUNASAN HUTANG KREDIT PEMILIKAN RUMAH KPR Untuk mengetahui sejauh mana peranan dan manfaat asuransi jiwa terhadap pelunasan hutang Kredit Pemilikan Rumah KPR pada Bank, penulis terlebih dahulu menguraikan secara terperinci perjanjian yang diatur antara Bank dan debitur disatu pihak dengan Bank dan debitur dengan Perusahaan asuransi di lain pihak. Bentuk ikatan antara Bank dan debitur dikenal dengan perjanjian kredit. Di dalam skripsi ini yang relevan dengan asuransi jiwa yaitu dalam bentuk Kredit Pemilikan Rumah KPR, sedangkan bentuk ikatan perjanjian antara Perusahaan asuransi dengan Bank dan debitur, dituangkan dalam bentuk Polis asuransi. Bentuk perjanjian kredit yang dibuat dan ditandatangani antara Bank atau biasa disebut kreditur dengan debitur, masing-masing Bank berbeda nama perjanjiannya. Ada yang menamakannya perjanjian kredit, dan yang penulis dapati dari hasil penelitian dan yang akan penulis uraikan pada bab ini dinamakan Pengakuan Hutang. Pada prinsipnya keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu merupakan kesepakatan antara Bank dengan debitur yang isinya mengatur tentang segala hal yang bertalian dengan pemberian dan penerimaan kredit dari Bank kepada debitur, terutama mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat diperoleh dan harus dijalankan oleh Bank dan debitur, termasuk mengatur