Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
Persetujuan kredit tidak hanya ditentukan oleh The Four C’s of Credit saja, tetapi kondisi ekonomi secara umum serta kondisi usaha
penerima kredit khususnya perlu mendapat penelitian pihak Bank untuk memperkecil risiko yang mungkin timbul akibat kondisi
perekonomian. Keadaan perdagangan serta persaingan di lingkungan sektor usaha si penerima kredit perlu diketahui, sehingga bantuan
kredit benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usahanya, serta dapat memberikan keuntungan yang layak, dengan demikian
pengambalian kredit akan berjalan lancar.
30
Demikianlah faktor-faktor kredit yang lazim disebut The Five C’s of Credit yang merupakan dasar-dasar pertimbangan dalam pemberian kredit, namun
perlu dicatat bahwa bagaimanapun rapi dan baiknya pertimbangan-pertimbangan tersebut dinilai dan dianalisa, dalam kenyataannya Bank di dalam praktek
perkreditan selalu menemui kredit yang macet, yang berarti kerugian pada Bank khususnya, dan menghambat kesinambungan pembangunan pada umumnya
karena sebagian dana untuk pembangunan terbeku dalam kredit macet.
31
C. BENTUK DAN ISI PERJANJIAN KREDIT
Oleh karena itu menurut penulis, hal yang dapat dijadikan pelindung terakhir dalam mengatasi kredit macet adalah dengan memakai asuransi yang
nantinya berfungsi sebagai jaminan pengambilan kredit tersebut.
1. Bentuk Perjanjian Kredit
30
Ibid, hal. 44.
31
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, PT.Citra Aditya Bakti Bandung, 1991, hal.45.
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
Masyarakat konsumen dalam berbagai bidang bisnis seperti perbankan, asuransi, pengangkutan, property sudah lama dihadapkan pada perjanjian yang
dibentuk dalam perjanjian baku standar. Perjanjian baku adalah perjanjian yang materinya ditentukan terlebih dahulu secara sepihak oleh kreditur dengan syarat-
syarat yang dibakukan dan ditawarkan kepada masyarakat untuk digunakan secara massal atau individual. Dilihat dari asas kebebasan berkontrak yang menjadi
tulang punggung dari hukum perjanjian, maka perjanjian tersebut tidak memenuhi persyaratan dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Oleh karena itu, Pitlo menamakannya
sebagai kontrak paksaan. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan kontrak baku tersebut seperti tidak dapat dihambat lagi, karena memenuhi syarat
efisiensi. Hondius mempertahankan eksistensi perjanjian baku ini, dan mengatakan bahwa perjanjian itu tidak bertentangan dengan asas kebebasan
berkontrak, karena disetujui oleh debitur. Jika debitur telah membubuhkan tanda tangannya di atas formulir perjanjian baku, debitur tersebut sudah menyetujui isi
perjanjian baku itu.
32
a. Ditentukan sepihak.
Perjanjian baku ini memiliki karakter sebagai berikut :
b. Berbentuk formulir.
c. Mengandung syarat eksenorasi, yaitu syarat dari pihak kreditur untuk
mengelakkan dirinya dari tanggung jawab yang seharusnya menjadi kewajibannya.
d. Dicetak dengan huruf kecil.
e. Disodorkan kepada konsumen sebagai take it or leave it contract’s.
32
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, op.cit, hal.147.
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
Di lingkungan perbankan, kontrak baku sudah lazim dipergunakan. Di dalam praktek perjanjian ini, akan merugikan masyarakat jika dibiarkan
pertumbuhannya kepada kehendak kreditur, oleh karena itu perlu diletakkan dalam pengawasan. Di Indonesia pengawasan perjanjian baku dapat ditempuh
dengan cara terlebih dahulu dalam Berita Negara sebelum ditawarkan kepada konsumen. Dengan demikian, secara dini masyarakat dapat mengetahui syarat-
syarat yang dicantumkan dalam perjanjian baku itu dan dapat menghindarkannya jika yang bersangkutan berpendapat bahwa syarat itu tidak sesuai dengan
kepentingannya.
2. Komposisi Perjanjian Kredit