Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
2. mencegah preventif
3. memperalihkan transfer.
Point 1 dan 2 dapat dilakukan sebelum timbulnya risiko, sedangkan point 3 dilakukan juga sebelumnya, tetapi kalau risiko timbul sudah ada orang lain yang
akan menanggungnya atau setidak-tidaknya memperkecil kerugian yang timbul. Dengan cara mengalihkan risiko, seseorang yang akan menghadapi risiko
mengadakan suatu perjanjian kepada orang pihak lain untuk mau menerima resiko itu. Peralihan risiko ini membuat orang yang merasa dibayang-bayangi
risiko hidupnya terasa menjadi lebih aman dan tenteram. Untuk itu ia mengikat suatu perjanjian, dan perjanjian inilah yang dinamakan perjanjian asuransi. Akibat
dari perjanjian ini menimbulkan hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak baik bagi penanggung yang menanggung risiko maupun tertanggung orang
yang bermaksud mengalihkan risikonya.
C. ASURANSI JIWA BAGIAN DARI ASURANSI
1. Pengertian Asuransi Jiwa
Seperti yang sudah dikatakan di atas bahwa Asuransi Jiwa life insurance adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan
risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
Dalam KUH Dagang, yang mengatur tentang asuransi jiwa, pengaturannya sangatlah singkat sekali dan hanya terdiri dari 7 pasal yaitu pasal 302 sampai
dengan pasal 308. Pasal-pasal ini termuat dalam buku I title 10 bagian 3. Dengan pesatnya kemajuan dan perkembangan asuransi jiwa sekarang, penulis merasa
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
bahwa KUH Dagang dirasakan kurang dan lemah mengatur tentang asuransi pada umumnya dan asuransi jiwa pada khususnya.
Pada Pasal 302 KUH Dagang, dimana pasal ini sebagai dasar dari asuransi jiwa, menyatakan bahwa jiwa seseorang dapat dipertanggungkan, guna keperluan
seseorang yang berkepentingan, baik untuk selama hidupnya maupun untuk suatu waktu yang ditetapkan dalam suatu perjanjian.
Dari ketentuan pasal tersebut di atas menunjukkan bahwa asuransi jiwa itu diadakan dalam waktu yang ditentukan dalam perjanjian asuransi itu sendiri dan
juga dapat untuk waktu selama hidupnya. Untuk waktu selama hidupnya, menurut ketentuan pasal tersebut tidak ditetapkan dalam perjanjian. Berarti undang-undang
secara tidak tegas memberi kemungkinan untuk mengadakan asuransi itu selama hidupnya bagi yang berkepentingan.
Pasal 303 KUH Dagang menyebutkan bahwa yang berkepentingan dapat mengadakan pertanggungan tersebut, bahkan tidak dilarang untuk mengadakan
pertanggungan atas jiwa seseorang diluar pengetahuan ataupun persetujuan dari orang yang jiwanya diasuransikan.
2. Jenis-Jenis Asuransi Jiwa
Dalam praktek perasuransian jiwa dikenal dua jenis asuransi jiwa yaitu : a.
Asuransi jiwa medical dengan pemeriksaan dokter Pada jenis asuransi ini, si tertanggung sebelum menutup perjanjian
asuransinya terlebih dahulu harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter yang telah disediakan oleh pihak asuransi. Disamping itu harus
juga dilengkapi dengan surat kesehatan dan laporan kesehatan lengkap
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
LAKES. Isi laporan ini dapat bermacam-macam, tergantung dari besarnya jumlah uang asuransi yang diminta.
Jenis asuransi dengan pemeriksaan dokter ini seperti dikatakan di atas, sebelum dilakukan kontrak terlebih dahulu tertanggung
memeriksakan kesehatannya kepada dokter yang ditunjuk. Di samping itu diwajibkan juga mengisi dan menandatangani Surat Permintaaan
dan formulir-formulir lainnya yang khusus disediakan untuk keperluan itu dan disampaikan kepada pihak penanggung.
Adapun formulir-formulir atau surat-surat yang diperlukan untuk penutupan asuransi dengan pemeriksaan dokter medical ini adalah:
1. Surat Permintaan SP
2. Laporan Kesehatan Lengkap LAKES
Untuk keperluan medical underwriting ini, jawaban dari calon tertanggung atas pertanyaan-pertanyaan tentang status kesehatannya
penting sekali, karena dari jawaban-jawaban tertanggung ini dapat diperkirakan resiko-resiko yang mungkin akan dihadapi penanggung.
Biasanya apabila resiko terlampau tinggi dirasakan oleh penanggung, maka biasanya penanggung akan menolaknya. Walaupun ada formulir
yang diisi oleh tertanggung mengenai kesehatannya, tetapi peranan pemeriksaan langsung terhadap diri tertanggung oleh dokter yang
bersangkutan dapat juga menentukan apakah permintaan akan asuransi jiwa ditolak atau diterima.
Adapun beberapa pertanyaan tentang kesehatan tertanggung yang biasanya diajukan adalah seperti :
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
1. Apakah Saudara sekarang dalam keadaan sehat ?
2. Apakah Saudara pernah dirawat di rumah sakit dalam waktu
dua tahun terakhir ini ? Kalau Ya, karena sakit apa ? 3.
Apakah Saudara pernah dirawat Dokter dalam duabelas tahun terakhir ini ? Kalau ya, untuk penyakit apa ?
4. Apakah Saudara pernah atau sedang mengidap penyakit-
penyakit : malaria, kanker, TBC, kencing manis, hati, ginjal, jantung, ayan, lumpuh jiwa, kelamin atau tekanan darah
tinggi ? 5.
dan sebagainya. Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut harus benar dan dijawab
sesugguhnya oleh tertanggung dengan ancaman pembatalan perjanjian asuransi apabila terbukti jawabannya tidak benar.
b. Asuransi jiwa non medical tanpa pemeriksaan dokter
Jenis asuransi ini tidak memerlukan pemeriksaan dokter terhadap diri tertanggung sewaktu diadakan penutupan perjanjian asuransi.
Untuk asuransi jenis ini keterangan kesehatan calon tertanggung akan dianggap cukup dan sehubungan dengan resiko yang kemungkinan
terjadi dalam asuransi jiwa non medical ini, maka biasanya preminya dikenakan suatu tambahan sampai persentase tertentu.
Jadi untuk menentukan jenis asuransi mana dari kedua jenis tersebut yang digunakan tergantung dari ketentuan-ketentuan atau syarat-syarat dalam polis.
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
Biasanya dilihat dari besar kecilnya jumlah uang pertanggungan dari tertanggung. Sampai jumlah sekian misalnya harus dengan pemeriksaan dokter medical dan
kalau belum sampai jumlah yang ditentukan boleh tanpa pemeriksaan dokter non medical.
3. Pihak-Pihak Dalam Asuransi Jiwa