Pengertian Asuransi ASURANSI PADA UMUMNYA

Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009 khusus untuk melayani kebutuhan para pedagang dalam menghadapi risiko dan khusus berkecimpung dalam dunia pertanggungan. 9 Pada saat sekarang ini sudah tidak ada lagi penanggung yang bekerja sendiri. Pada umumnya mereka membentuk suatu ikatan yang tergabung dalam bentuk Perseroan Terbatas, hal ini dikarenakan mereka memerlukan modal yang cukup besar untuk menjalankan kegiatannya. Kalaupun mereka bekerja sendiri, tetapi masih dalam suatu ikatan, bisa kita temukan di London, Inggris, dimana terdapat suatu kumpulan penanggung, yang dinamakan Lloyds. 10 Adapun yang menjadi pengertian asuransi pada umumnya dapat dijumpai dalam Pasal 246 KUH Dagang, yaitu asuransi atau pertanggungan merupakan suatu perjanjian dimana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian, Di London sendiri, walaupun bukan sebagai tempat kelahiran Asuransi, tetapi disanalah asuransi berkembang dan dikembangkan orang, sehingga dapat dikatakan bahwa London adalah kota pusat perasuransian. Walaupun pada saat ini Amerika ikut pula menyainginya sebagai pusat persuransian dunia. Dari sejarah perasuransian di atas, dapat penulis katakan bahwa pengertian asuransi ini sebenarnya pada mulanya terdapat pada asuransi sejumlah uang dan kemudian berkembang pada asuransi jiwa, asuransi kebakaran dan asuransi laut. Asuransi sejumlah uang merupakan ciri yang tertua dari seluruh bentuk asuransi yang ada.

2. Pengertian Asuransi

9 R. Soerjatin, Hukum Dagang I dan II, Bhayangkara, Jakarta, 1994, hal. 130. 10 Ibid. Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009 karena kehilangan, kerusakan atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan, dan yang akan dideritanya karena kejadian yang tidak pasti. Berdasarkan definisi tersebut maka dalam asuransi terkandung empat unsur, adalah sebagai berikut : 1. Pihak tertanggung insured yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur. 2. Pihak tertanggung insurer yang berjanji akan membayar sejumlah uang santunan kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tidak tentu. 3. Suatu peristiwa accident yang tak tertentu tidak diketahui sebelumnya. 4. Kepentingan interest yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tentu. 11 Sementara itu, dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992, tentang Usaha Perasuransian menyebutkan, bahwa Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung, karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari 11 Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonomi, Grasindo, Jakarta, 2007, hal. 102. Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009 suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Namun, dari rumusan di atas, baik yang terdapat dalam pasal 246 KUH Dagang maupun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 terdapat suatu perbedaan dalam pengertian asuransi, dimana Pasal 246 KUH Dagang hanya mencakup pengertian asuransi kerugian saja, sedangkan pengertian asuransi yang tercantum dalam Pasal angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992, mencakup pengertian asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Oleh karena itu, pengertian yang diberikan oleh Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 lebih luas dan dapat mengikuti perkembangan. Dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992, menentukan bahwa objek asuransi dapat berupa benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak dan atau berkurang nilainya. Menurut paham ekonomi, asuransi merupakan suatu lembaga keuangan yang melaluinya dapat dihimpun dana besar, yang dapat dipergunakan untuk membiayai pembangunan, di samping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi, asuransi juga bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan, yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya. Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009

3. Penggolongan Asuransi