Syarat-Syarat Perjanjian Kredit PENGERTIAN PERJANJIAN KREDIT

Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009 mempunyai bentuk yang tertentu tetap, tetapi materi perjanjian kredit itu haruslah lahir dari kesepakatan kedua belah pihak. Perjanjian kredit perlu mendapatkan perhatian yang khusus, baik oleh bank sebagai kreditur maupun nasabah sebagai debitur, karena perjanjian kredit mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaan maupun penatalaksanaan kredit itu.

1. Syarat-Syarat Perjanjian Kredit

Oleh karena perjanjian kredit sebahagian dikuasai oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan dan bagian umum KUHPerdata, maka mengenai syarat perjanjian kredit perlu kita lihat dalam bagian umum KUHPerdata tentang perjanjian. Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 KUHPerdata, untuk sahnya perjanjian diperlukan adanya 4 syarat, yaitu : 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian 3. Mengenai suatu hal tertentu 4. Adanya suatu sebab yang halal Dari keempat syarat tersebut dapat digolongkan menjadi kategori, yaitu a. Mengenai subjek perjanjian, ialah : 1. Orang yang membuat perjanjian harus cakap atau mampu melakukan perbuatan hukum. Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009 2. Ada sepakat yang menjadi dasar perjanjian yang harus dicapai atas dasar kebebasan menentukan kehendaknya tidak ada paksaan, kekhilafan atau penipuan b. Mengenai objek perjanjian ditentukan, bahwa: 1. Apa yang dijanjikan oleh masing-masing harus cukup jelas untuk menetapkan kewajiban masing-masing pihak. 2. Apa yang dijanjikan oleh masing-masing tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum atau kesusilaan. 25 Selanjutnya Subekti menambahkan, bahwa tidak dipenuhi syarat-syarat subjektif dapat dimintakan pembatalan perjanjian itu kepada hakim, akan tetapi jika tidak dipenuhi syarat-syarat objektif maka diancam dengan batalnya perjanjian demi hukum. 26 Di dalam pembuatan pejanjian kredit antara pihak si penerima kredit dengan pihak Bank, maka pihak si penerima kredit tersebut haruslah cakap Dalam hubungannya dengan perjanjian kredit, keempat syarat-syarat tersebut berlaku. Jadi apabila di dalam suatu perjanjian kredit tidak terpenuhi keempat syarat-syarat yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, maka perjanjian kredit dapat dimintakan pembatalannya oleh salah satu pihak yang membuat perjanjian kredit atau dikatakan batal demi hukum. Dalam setiap perjanjian kredit, si penerima kredit atau peminjam datang kepada Bank untuk memohon kredit atas kemauannya sendiri. Hal ini tidak dapat diartikan bahwa perjanjian kredit itu terjadi atas kesepakatan para pihak atau kesepakatan dari pihak si penerima kredit dengan pihak Bank. 25 Ibid, hal. 28. 26 R. Subekti, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, Alumni, Bandung, 1986, hal. 25. Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008. USU Repository © 2009 bertindak dalam hukum, dalam arti bahwa si penerima kredit haruslah sudah dewasa ataupun tidak berada di bawah pengampuan orang lain. Sebagai objek dari adanya perjanjian kredit itu adalah sejumlah uang tertentu, sehingga pihak Bank sebagai pihak kreditur haruslah menyerahkan sejumlah uang tertentu kepada pihak si penerima kredit debitur, dan pihak Bank sebagai pihak kreditur berhak untuk menuntut pengembalian daripada uang tersebut dari pihak si penerima kredit sebagai pihak debitur. Debitur menuntut agar sejumlah uang yang telah diperjanjikan dengan pihak Bank diserahkan kepadanya, dan berkewajiban mengembalikan pinjamannya setelah jangka waktu yang telah ditentukan.

2. Subjek Hukum Perjanjian Kredit