Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV PERANAN DAN MANFAAT ASURANSI JIWA TERHADAP
PELUNASAN HUTANG KREDIT PEMILIKAN RUMAH KPR
A. PERANAN
DAN MANFAAT
ASURANSI JIWA TERHADAP PELUNASAN HUTANG KREDIT PEMILIKAN RUMAH KPR
Untuk mengetahui sejauh mana peranan dan manfaat asuransi jiwa terhadap pelunasan hutang Kredit Pemilikan Rumah KPR pada Bank, penulis
terlebih dahulu menguraikan secara terperinci perjanjian yang diatur antara Bank dan debitur disatu pihak dengan Bank dan debitur dengan Perusahaan asuransi di
lain pihak. Bentuk ikatan antara Bank dan debitur dikenal dengan perjanjian kredit. Di dalam skripsi ini yang relevan dengan asuransi jiwa yaitu dalam bentuk Kredit
Pemilikan Rumah KPR, sedangkan bentuk ikatan perjanjian antara Perusahaan asuransi dengan Bank dan debitur, dituangkan dalam bentuk Polis asuransi.
Bentuk perjanjian kredit yang dibuat dan ditandatangani antara Bank atau biasa disebut kreditur dengan debitur, masing-masing Bank berbeda nama
perjanjiannya. Ada yang menamakannya perjanjian kredit, dan yang penulis dapati dari hasil penelitian dan yang akan penulis uraikan pada bab ini dinamakan
Pengakuan Hutang. Pada prinsipnya keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu merupakan kesepakatan antara Bank dengan debitur yang isinya mengatur
tentang segala hal yang bertalian dengan pemberian dan penerimaan kredit dari Bank kepada debitur, terutama mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
dapat diperoleh dan harus dijalankan oleh Bank dan debitur, termasuk mengatur
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
pembatasan hak Bank dan debitur dalam menguasai, mengelola, menikmati aset yang sedang dikuasai Bank sebagai jaminan kredit.
Berikut penulis akan menguraikanmembahas isimateri pengakuan hutang secara terperinci, terutama yang erat kaitannya dengan judul skripsi ini.
Pengakuan hutang yang disepakati oleh Bank dengan debitur dibuat dalam bentuk akte yang diresmikan dihadapan pejabat yang berwenang, yaitu Notaris.
Dihadapan Notaris, masing-masing pihak mempunyai kedudukan yang berbeda. Debitur sebagai orang yang berhutang kedudukannya adalah sebagai pihak
pertama, sedangkan Bank sebagai lembaga keuangan yang mempunyai piutang kedudukannya adalah sebagai pihak kedua. Masing-masing pihak sebagai
penghadap harus memenuhi syarat-syarat formalitas dan prosedur yang diperlukan untuk sahnya akte yang disepakati, agar supaya akte pengakuan hutang yang
ditandatangani dapat berlaku sebagai akte autentik dan mengikat kedua belah pihak.
Berdasarkan permohonan kredit yang diajukan debitur kepada Bank dan disetujui oleh Bank, Notaris menuangkan kesepakatan para pihak itu kedalam akte
“Pengakuan Hutang”. Bank memberikan pinjaman kepada debitur dalam bentuk Kredit
Pemilikan Rumah KPR hingga jumlah yang diperlukan untuk pembelian rumah berikut tanah tapak pekarangan tidak termasuk bunga, provisi dan biaya-biaya lain.
Pinjaman ini wajib dilunaskan oleh debitur dalam jangka waktu yang disepakati antara Bank dengan debitur menurut perhitungan dan daftar schedule
angsuran Bank yang disetujui oleh debitur.
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
Bank setuju untuk memberikan pinjaman kredit kepada debitur sebagaimana debitur setuju dan mengikatkan diri mempergunakan kredit untuk
keperluan pembelian rumah berikut tanah tapak pekarangannya. Dan sekaligus menyetujui rumah berikut tanah tapak pekarangannya dijadikan sebagai jaminan
hutang debitur pada Bank. Ikatan perjanjian antara Bank dengan debitur yang terjadi merupakan
kesepakatan diantara kedua belah pihak untuk mengikatkan diri menyetujui pemberian dan menerima Kredit Pemilikan Rumah KPR. Peruntukkan kreditnya
harus ditegaskan dan tidak menyimpang yaitu untuk pembelian rumah berikut tanah tapak pekarangannya. Apabila menyimpang dari itu, Bank akan menolak
permohonan kredit debitur. Hutangangsuran debitur pada Bank sebagaimana disepakati akan dicatat
dalam rekening pinjaman debitur pada Bank menurut perhitungan Bank yang diakui dan disetujui oleh debitur.
Selain kewajiban untuk melunaskan hutangnya pada Bank, debitur juga diikat janjinya dengan kewajiban-kewajiban lain yang merupakan suatu risiko,
yaitu berupa bunga tunggakan, denda angsuran dan termasuk biaya-biaya lain jika terjadi wanprestasi.
Menyimpang dari kesepakatan antara debitur dengan Bank tentang jangka waktu perjanjian kredit dan angsuran hutang debitur, jika terjadi kelalaian
dikarenakan debitur tidak membayar tagihan-tagihan Bank, baik berupa bunga, provisi, pinjaman pokok, segala suratdokumen serta pernyataan yang diberikan
debitur tidak benar, debitur meninggal dunia, kekayaan debitur disita pihak lain atau terlibat suatu perkara, debitur tidak memenuhi ketentuan-ketentuan yang
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
telah disepakati, debitur terlibat dalam suatu tindak pidana, fasilitas digunakan untuk maksud dan tujuan yang menyimpang dari perjanjian, terjadi suatu
peristiwa yang mengakibatkan jaminan yang diberikan debitur menjadi tidak sah dan tidak mengikat lagi, termasuk terjadi kejadian apapun yang menurut pendapat
Bank akan dapat mengakibatkan debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya pada Bank, maka debitur telah dikatakan lalaiwanprestasi.
Dalam hal kejadian seperti tersebut, dengan peringatan pertama dari Bank, Bank berhak sewaktu-waktu tanpa memperhatikan jangka waktu perjanjian kredit
mengakhiri perjanjian kredit, dan seluruh hutang debitur pada Bank, baik hutang pokok, bunga, denda-denda, serta biaya-biaya lainnya, harus dibayar debitur
dengan segeraseketika dan sekaligus, tanpa diperlukan lagi surat peringatan juru sita atau surat peringatan lainnya.
Kewajiban-kewajiban tersebut akan berakibat buruk bagi debitur ataupun keluarga debitur, manakala jaminan sebagai tempat tinggal disita oleh Bank guna
melunaskan hutang debitur pada Bank. Debitur akan kehilangan tempat bernaung bersama keluarganya, terutama sekali bagi debitur yang tidak mempunyai tempat
tinggal lain selain tempat tinggal yang dibelinya dari pinjaman Kredit Pemilikan Rumah KPR tersebut. Tidak dapat dipungkiri, permasalahan ini merupakan satu
risiko yang harus difikirkan secara matang, jauh sebelum debitur mengadakan transaksi akad kredit dengan Bank. Namun atas kesepakatan bersama, risiko ini
tidak akan terjadi jika didalam akad kredit debitur mempertanggungkan jiwanya kepada Perusahaan asuransi. Jika debitur meninggal dunia, maka seluruh hutang
debitur akan dilunaskan oleh pihak asuransi. Bank bertindak dengan dasar Banker’s Clause, mengklaim hak debitur yang terdapat dalam polis asuransi.
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
Jaminan pelunasan hutang oleh Perusahaan asuransi terhadap hutang debitur pada Bank, dicantumkan dalam perjanjian antara Bank dengan debitur
dalam bentuk kewajiban lainnya bagi debitur. Debitur berjanji dan mengikatkan diri akan menutup asuransi jiwa kredit sebesar nilai pokok pinjaman, termasuk
mengasuransikan harta kekayaan, dan jaminan yang diserahkan kepada Bank terhadap bahaya-bahaya yang layak dipertanggungkan, untuk jumlah dan syarat-
syarat serta Perusahaan asuransi yang ditetapkan oleh Bank. Premi asuransi tersebut ditanggungdibayar oleh debitur dengan Banker’s
Clause Bank. Atas dasar kesepakatan antara Bank dengan debitur yang mungkin dapat diterima debitur berdasarkan perjanjian dengan Perusahaan asuransi akan
diperhitungkan dengan jumlah hutang debitur pada Bank. Dan dengan dasar kuasa yang diberikan debitur pada Bank, maka Bank dapat menerima klaim uang
asuransi pada Perusahaan asuransi, dan selanjutnya dipergunakan untuk pelunasan hutang debitur pada Bank.
Dari pembahasan mengenai perjanjian kredit antara Bank dengan debitur tersebut diatas, jelas bahwa dengan mencantumkan kewajiban bagi debitur untuk
menutup asuransi jiwa, sekaligus merupakan hak yang dimiliki oleh debitur atas uang asuransi, jika debitur meninggal dunia dan tentunya sangat bermanfaat bagi
ahli waris debitur pada Bank, yang dalam pelaksanaanya diambil alih oleh Perusahaan asuransi. Dengan demikian ahli waris debitur terhindar dari risiko
kehilangan tempat tinggal.
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Pelunasan Kredit Pemilikan Rumah KPR
Perjanjian pokok yang mengatur kesepakatan antara Bank dengan debitur diuraikan didalam akte pengakuan hutangperjanjian kredit yang dibuat dan
ditanda tangani dihadapan Notaris yang ditunjuk dan disepakati oleh kedua belah pihak. Sebahagian besar dari isi perjanjiannya mengatur klausula tentang hak dan
kewajiban yang dimiliki oleh Bank dan debitur serta pengaturannya. Beberapa pasal diantaranya mengatur ketentuan tentang asuransi antara Bank dengan
debitur disatu pihak dan dengan perusahaan asuransi dilain pihak, sebagai dasar pembuatan perjanjian tambahan assesoir yang mengatur hak dan kewajiban
Bank, debitur dan Perusahaan asuransi. Salah satu fungsi perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok artinya
perjanjian kredit merupakan sesuatu yang menentukan batal atau tidak batalnya perjanjian lain yang mengikuti misalnya perjanjian pengikatan jaminan. Perjanjian
asuransi sebagai bentuk perjanjian lain yang diatur dalam perjanjian secara tersendiri berlaku sah dan mengikat antara pihak yang terkait yaitu peserta
asuransi debitur, pemegang polis Bank, atau pihak yang dihunjuk Banker’s Clause dengan Perusahaan asuransi.
Sebelum debitur menyetujui masuk sebagai peserta asuransi, terlebih dahulu mengatahui dan memahami syarat-syarat suransi yang ditawarkan.
Perusahaan asuransi memberikan suatu penjelasan kepada peserta, bahwa maksud dari asuransi jiwa adalah merupakan suatu jaminan kepada Pemegang
Polis atau yang dihunjuk berupa pembayaran uang pertanggungan, apabila peserta meninggal dunia dalam masa asuransi.
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
Bank ditempat mana peserta mengikat perjanjian Kredit Pemilikan Rumah KPR selaku pemegang Polis atau yang dihunjuk untuk dan atas nama serta
mewakili peserta asuransi berdasarkan Banker’s Clause, mengajukan surat permintaan asuransi jiwa kredit kepada Perusahaan asuransi selaku penanggung.
Perusahaan asuransi mendaftarkan nama Bank sebagai pemegang polis atau badan yang dihunjuk, dan nama debitur sebagai peserta asuransi. Di samping itu,
didalam polis dicantumkan nama pemegang polisBank, nama peserta, jenis asuransi, mulai berlaku, sedangkan mengenai uang asuransi dan besarnya premi
ditentukan dalam sertifikat yang bertalian dengan syarat-syarat umum, syarat- syarat khusus dan syarat-syarat tambahan polis asuransi.
Asuransi mulai berlaku bagi peserta dan mengikat Perusahaan asuransi sesuai tanggal yang dinyatakan dalam sertifikat dengan ketentuan premi telah
dibayar lunas serta surat permintaan asuransi dan pertanyaan kesehatan yang asli serta dokumen pendukung lainnya telah diterima oleh Perusahaan asuransi, dan
akan berakhir sesuai dengan tanggal yang dinyatakan dalam sertifikat, atau pada tanggal peserta meninggal dunia, atau pada tanggal peserta mengundurkan diri
dari kepersertaan, atau pada tanggal asuransi dibatalkan, tergantung mana yang lebih dahulu terjadi.
Pada saat asuransi berakhir dikarenakan peserta meninggal, Perusahaan asuransi akan melakukan penelitian baik mengenai keterangan-keterangan,
pernyataan-pertanyaan yang dimuat dalam surat permintaan asuransi dan pernyataan kesehatan asuransi jiwa kredit. Jika tidak terdapat hal-hal yang dapat
membatalkan asuransi peserta, maka Perusahaan asuransi akan membayar uang pertanggungan sebesar sisa pinjaman debitur selaku peserta asuransi kepada
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
pemegang polis atau badan yang dihunjuk, dengan asumsi bahwa debiturpeserta asuransi tidak ada tunggakan cicilan pada Bank. Perhitungan sisa pinjaman
dimaksud diatur lebih lanjut dalam syarat-syarat khusus polis asuransi. Di dalam syarat-syarat umum Polis yang disepakati antara pemegang polis
atau pihak yang dihunjuk Bank dan peserta asuransi debitur dengan penanggung Perusahaan asuransi, Pasal 8 dan Pasal 9 mengatur dengan tegas
manfaat asuransi bagi debitur danatau ahli waris debitur selaku peserta asuransi atas uang asuransi klaim yaitu sebagai berikut :
1. Apabila Peserta meninggal dunia dalam masa asuransi dan kredit
belum lunas, maka kepada Pemegang Polis akan dibayarkan Uang Pertanggungan sebesar sisa pinjaman pada Pemegang Polis pada saat
Peserta meninggal dunia dengan asumsi tidak ada tunggakan cicilan.Pasal 8
2. Apabila Peserta meninggal dunia setelah pelunasan kredit sebagaimana
dimaksud pasal 7 ayat 3, maka kepada yang ditunjuk sebagaimana yang tercantum dalam Sertifikat akan dibayarkan Uang Pertanggungan
sebesar sisa pinjaman sesuai dengan perhitungan Penanggung.Pasal 8 3.
Apabila Peserta mengundurkan diri dari kepesertaan asuransi, maka Penanggung akan menghitung besarnya Nilai Tunai pada saat Peserta
mengundurkan diri.Pasal 9 4.
Apabila jumlah Nilai Tunai tersebut lebih kecil dari yang ditetapkan oleh Penanggung, maka Nilai Tunai tersebut tidak dapat dibayarkan,
namun kepada Peserta tetap diberikan perlindungan Asuransi Jiwa sampai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Dalam hal
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
demikian, Penanggung akan menyerahkan Sertifikat asli beserta dokumen-dokumen lainnya yang telah diterima dari Pemegang Polis
kepada Peserta. Pasal 9
Dari ketentuan yang diatur dalam syarat-syarat umum di atas, ternyata hak atas uang asuransi klaim tidak hanya merupakan hak ahli waris dari debitur yang
meninggal dunia, akan tetapi juga merupakan hak dan harus dibayarkan oleh Perusahaan asuransi kepada debitur sebagai peserta asuransi yang tidak meninggal
dunia, dan bahkan debitur yang mengundurkan diri sekalipun mempunyai hak atas uang asuransi klaim dengan ketentuan hutang debitur telah dilunaskan dan masa
asuransi masih berlaku serta mempunyai nilai tunai. Perusahaan asuransi akan membayarkan uang asuransi klaim kepada
badan yang duhunjuk Bank sebesar sisa pinjaman sesuai dengan perhitungan perusahaan asuransi.
Dengan demikian dalam kondisi apapun, baik peserta asuransi jiwa meninggal dunia atau tidak meninggal dunia dan termasuk mengundurkan diri
sekalipun, ikut sebagai peserta asuransi jiwa, tetap bermanfaat dan menguntungkan debiturahli waris debitur.
Dari uraian tersebut di atas dengan dasar perjanjian kredit antara Bank dengan debitur dan perjanjian asuransi antara peserta suransi sekaligus sebagai
debitur dengan Perusahaan asuransi, jelas memberikan suatu gambaran bahwa hak debiturpeserta asuransi dilindungi dan dengan memasukkan klausula asuransi
didalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah KPR adalah merupakan upaya yang positif bagi debitur danatau ahli warisnya dalam rangka menghindarkan suatu
Afnida Novriani : Tinjauan Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Jaminan Terhadap Pelunasan Hutang KPR Pada Bank PT. Bank Century,Tbk, 2008.
USU Repository © 2009
risiko yang dapat merugikan debitur danatau ahli waris debitur, dan bahkan Bank pun dapat juga terhindar dari kerugian yang mungkin diderita dikarenakan kredit
yang diberikan kepada debitur macet.
B. BENTUK PERALIHAN HAK YANG TERJADI JIKA DEBITUR