DO Disolved Oxygen BOD Biological Oxygen Demand pH Derajat Keasaman

Erni L. Hutauruk : Studi Keanekaragaman Echinodermata Di Kawasan Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. juga oleh faktor kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh di tepi perairan Brehm et al., 1990 dalam Barus, 1996.

2.5.3 Salinitas

Ciri paling khas pada air laut adalah rasa asin, karena mengandung bermacam- macam garam dan yang paling utama adalah NaCl. Diperairan Samudra salinitas biasanya berkisar antara 34-35‰ Nontji, 1993. Salinitas rata-rata di daerah tropis adalah sekitar 35‰ , dan organisme laut tidak dapat bertahan pada salinitas yang menyimpang dari salinitas laut normal, 32-35 ‰ Brotowidjojo et al., 1995. Namun pengaruh salinitas tergantung pada kondisi perairan laut setempat atau pengaruh alam seperti badai dan hujan Supriharyono, 2002.

2.5.4 DO Disolved Oxygen

DO merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu perairan. Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme air. Kelarutan oksigen di dalam air terutama sangat dipengaruhi oleh faktor suhu, dimana kelarutan maksimum terdapat pada suhu 0 C, yaitu sebesar 14,16 mgl O 2 sedangkan nilai oksigen terlarut di perairan sebaliknya tidak lebih kecil dari 8 mg oksigenliter air. Dengan peningkatan suhu akan menyebabkan konsentrasi oksigen akan menurun dan sebaliknya suhu yang semakin rendah akan meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut. Sumber utama oksigen terlarut dalam air berasal dari adanya kontak antara permukaan air dengan udara dan juga dari proses fotosintesis Barus, 2004. Menurut Michael 1994, oksigen hilang dari air alam oleh adanya pernafasan biota, pengurairan bahan organik, aliran masuk air bawah tanah yang miskin oksigen dan kenaikan suhu. Erni L. Hutauruk : Studi Keanekaragaman Echinodermata Di Kawasan Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2009.

2.5.5 BOD Biological Oxygen Demand

BOD adalah peristiwa penguraian bahan buangan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme di dalam air adalah proses alamiah yang mudah terjadi air memiliki oksigen yang cukup Wardhana, 2000. Nilai konsentrasi BOD menunjukkan suatu kualitas perairan yang masih tergolong baik dimana apabila konsumsi O 2 selama periode 5 hari berkisar sampai 5 mgl O 2 maka perairan tersebut tergolong baik, apabila konsumsi O 2 berkisar antara 10 mgl – 20 mgl O 2 akan menunjukkan tingkat pencemaran oleh materi organik yang tinggi dan air limbah nilai BOD umumnya lebih dari 100 mgl Brower et al., 1990.

2.5.6 pH Derajat Keasaman

Setiap spesies memiliki kisaran toleransi yang berbeda terhadap pH. pH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik termasuk makrozoobentos pada umumnya berkisar antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik. Sementara pH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air akan terganggu, dimana kenaikan pH diatas akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme Barus, 2004.

2.5.8 Jenis Substrat Dasar