Suhu ºC pH Derajat Keasaman Salinitas ‰ Oksigen Terlarut atau Disolved Oxygen DO mgl BOD Penetrasi cahaya cm Kejenuhan Oksigen

Erni L. Hutauruk : Studi Keanekaragaman Echinodermata Di Kawasan Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2009.

3.2 Metoda Penelitian

Metoda yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling adalah “Purposive Random Sampling”. Ditentukan 4 stasiun pengamatan di daerah penelitian. Dibuat 3 transek pada setiap stasiun pengamatan dengan ukuran 50 x 4 meter sejajar garis pantai. Jarak setiap transek 10 meter, sedangkan jarak setiap stasiun adalah 300 meter. Metoda yang digunakan dalam pengamatan sample adalah Foto dan Visual Sensus, dimana pengamatan sampel dengan cara merenang snorkling dan menyelam diving sepanjang transek yang sudah ditentukan. Waktu yang dibutuhkan untuk mengamati setiap transek kurang lebih 1 jam. Jenis Echinodermata yang diperoleh difoto, diamati bentuk morfologi tubuh, dihitung dan diidentifikasi.

3.3 Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan

Faktor fisik kimia perairan yang diukur mencakup:

3.3.1 Suhu ºC

Suhu air diukur dengan menggunakan alat termometer. Diambil satu ember dari sampel air kemudian termometer dimasukkan kedalamnya. Lalu dibaca skala dari termometer tersebut dan dicatat.

3.3.2 pH Derajat Keasaman

Pengkuran pH dengan menggunakan pH meter dengan cara memasukkan pH meter ke dalam sampel air yang diambil dalam ember. Kemudian dibaca angka yang tertera pada pH meter tersebut. Erni L. Hutauruk : Studi Keanekaragaman Echinodermata Di Kawasan Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2009.

3.3.3 Salinitas ‰

Salinititas perairan diukur dengan menggunakan refraktometer yaitu dengan cara sampel air diambil dengan menggunakan pipet tetes. Pada permukaan dasar yang telah dibersihkan diteteskan 1 tetes, ditutup dan dibaca skala penunjuk angka.

3.3.4 Oksigen Terlarut atau Disolved Oxygen DO mgl

Disolved Oxygen DO diukur dengan menggunakan metoda winkler. Sampel air diambil dari dasar perairan dan dimasukkan ke dalam botol winkler kemudian dilakukan pengukuran oksigen terlarut. Dengan menggunakan reagen-reagen kimia yaitu MnSO 4 , KOHKI, H 2 SO 4 , Na 2 S 2 O 3, dan amilum. Alur kerja DO dapat dilihat pada lampiran A.

3.3.5 BOD

5 Pengukuran BOD 5 dilakukan dengan menggunakan metoda winkler. Sampel air yang diambil dari dasar perairan dimasukkan ke dalam botol winkler. BOD 5 diukur dengan menggunakan reagen-reagen kimia yaitu MnSO 4 , KOHKI, H 2 SO 4 , Na 2 S 2 O 3, dan amilum. Alur kerja BOD 5 dapat dilihat pada lampiran B.

3.3.6 Penetrasi cahaya cm

Pengukuran penetrasi cahaya dilakukan dengan menggunakan keping secchi yang dimasukkan kedalam air hingga tidak nampak dari permukaan, kemudian diukur panjang tali sebagai kedalaman penetrasi cahaya. Erni L. Hutauruk : Studi Keanekaragaman Echinodermata Di Kawasan Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2009.

3.3.7 Kejenuhan Oksigen

Kejenuhan = 100 x t DO u DO Keterangan:  DO u = DO yang diukur di lapangan  DO t = DO yang ada pada Secara keseluruhan pengukuran faktor fisik kimia berserta satuan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan No. Parameter Fisik – Kimia Satuan Alat Tempat Pengukuran 1 Suhu air C Termometer In-situ 2 Penetrasi Cahaya Cm Keping Seechi In-situ 3 Intensitas Cahaya Candela Lux Meter In-situ 4 pH air - pH air In-situ 5 DO Mgl Metoda Winkler In-situ 6 Kejenuhan Oksigen Tabel DO In-situ 7 BOD 5 Mgl Metoda Winkler dan Inkubasi Laboratorium 8 Salinitas ‰ Refraktometer In-situ 9 Jenis substrat -- In-situ

3.4 Analisa Data