Sejarah Dan Perkembangan Marga Batak Di Desa Pargarutan

54 BAB III SILSILAH MARGA PANDIANGAN DAN PASARIBU

3.1. Sejarah Dan Perkembangan Marga Batak Di Desa Pargarutan

Perkembangan marga Batak toba menurut garis Bapak Patrineal. Semua anak, baik lelaki maupun perempuan memiliki marga ayahnya. Tetapi hanya pihak putra yang menyambung silsilah ayahnya, sedangkan pihak putri tidak, karena mereka akan menyambung garis keturunan ari suami mereka masig- masing. Perempuan yang menikah dengan sendirinya masuk sendiri ke dalam klen suaminya. Seseorang yang meninggal tanpa memiliki putra walaupun ada putri berarti putus mata rantai silsilahnya, sebab tidak ada yang menyambung keturunannya. Sudah menjadi tradisi yang dijunjung tinggi dikalangan masyarakat Batak memelihara pengetahuan silsilahnya sampai beberapa generasi serta riwayat para leluhur, yang disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi. Masyarakat Batak adalah suatu masyarakat, dimana faktor geanologi menentukan susunan lingkungan desanya. Silsilah memiliki arti yang sangat penting dalam masyarakat Batak itu. Dimasa yang silam masyarakat Batak memulai perkembangan marga- marga yang ada dengan meninggalkan kampung halaman nya dan mendirikan kampung halamannya sendiri dekat maupun jauh dari kampung halaman asalnya. Menurut cerita para leluhur yang di turunkan secara turun temurun bahwa di desa Pargarutan yang pertama sekali menempati desa adalah keturunan dari marga Saruksuk yang merupakan keturunan dari raja Borbor yang dikenal Universitas Sumatera Utara 55 memiliki ilmu yang paling sakti juga merupakan pewaris harta kekayaan keluarga yang juga merupakan keturunan dari saribu raja. Saribu raja merupakan keturunan dari siraja Batak yang berasal dari Bona Pasogit yang berasal dari tanah asli Batak di kabupaten Samosir, yang pada akhirnya mempeluas kekuasaannya ke tanah Tapanuli Tengah, karena pada saat itu sistem perdagangan di Tapanuli Tengah sedang maju, apalagi dengan di bangunnya satu pelabuhan di kecamatan Barus serta pusat dagang yang cukup besar di daerah Barus. Para pedagang yang konon berasal dari kabupaten Samosir melintasi tarutung menuju ke Sibolga, dan dari Sibolga mereka berjalan melintasi beberapa desa yang dahulunya masih hutan hingga sekarang menjadi beberapa desa yang selalu dilintasi jika menuju ke Barus. Sejarah si Raja Batak itu sangat lah panjang, secara detail keseluruhan menceritakannya dapat memakan waktu yang cukup lama, dan ika di tuliskan bisa sampai puluhan buku teba yang akan di hasilkan. Maka secara singkat sejarah siraja Batak dijelaskan dalam skema garis keturunan ini. Si Raja Batak Guru Tataebulan Raja Isumbaonsumba Sariburaja Limbong Sagala Malau Sori Mangaraja Borbor Lontung Naiambaton Narasaon Naisuanon Bagan1 : Silsilah Raja Batak Si Raja Batak memiliki 2 putera yang sulung Guru Tateabulan dan adiknya Raja isumbaon. Ada empat putra Tateabulan yang bernama Saribu raja, Universitas Sumatera Utara 56 Limbong, Sagala dan Malau. Yang sulung Saribu raja memiliki dua putera yakni Borbor dan Lontung. Tentang sariburaja sebagai ayah Borbor dan Lontung diberitahukan dalam cerita-cerita Batak, bahwa ia melakukan incestpernikahan sedarah dengan saudara perempuannya yang bernama boru Pareme. Karena itulah mereka diusir dari daerah samosir lalu menetap di Sabulan. Ada dua putera Sariburaja, yakni Borbor dan Lontung. Dari Sabulan ini tersebar marga-marga yang masuk Borbor dan Lontung dan keturunan merekalah yang pertama sekali menempati serta memperluas kekuasaan di tanah Tapanuli Tengah bersama dengan masyarakat pesisir yang terdahulu tinggal disana sebagai nelayan dan pedagang. Jadi kedua putera dari sariburaja dalam memperluas kekuasaan nya melakukan ekspedisi juga hingga marga-marga dari keturunan meraka menempati beberapa wilayah yang ada di Tapanuli tengah termasuk desa Pargarutan ini sendiri, banyak warisan budaya yang masih diwariskan dan di lakukan masyarakat Batak mula-mula yang bermukim di Desa ini termasuk upacara palangehon boru ini sendiri.

3.2 Marga Pandiangan Keturunan Lontung