Upacara Palangehon Boru Sebagai Adat Istiadat Batak Toba

98  Kepercayaan Terhadap Tuhan Allah Dengan masuknya agama Kristen , orang Batak Toba di desa ini juga mempercayai bahwa alam semesta diciptakan oleh Debata Djahowa Tuhan Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, orang Batak Toba juga memiliki perasaan takut dan hormat kepada Debata Djahowa. Debata Djahowa juga berfungsi sebagai pencipta, yang menciptakan seluruh alam semesta dengan segala isinya.

5.2. Upacara Palangehon Boru Sebagai Adat Istiadat Batak Toba

Dari Nenek Moyang Adat istiadat merupakan suatu aturan-aturan, kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan di junjung serta diatuhi oleh masyarakat pendukungnya. Aturan-aturan tentang segi kehidupan manusia tesebut menjadi aturan-aturan hukum yang mengikat yang disebut dengan hokum adat. Adat telah membuat kehidupan masyarakat menjadi mampu mengendalikan perilakunya dengan erasaan senang atau bangga, dan bantuan dari tokoh adat yang menjadi tokoh masyarakat menjadi cukup penting dalam adat istiadat ini. Rasa-rasanya cukup sulit untuk di pungkiri kalau kehidupan masyarakat kita terutama dari generasi tua, masih sangat kental memegang teguh prinsip- prinsip yang melekat dalam adat istiadat kedaerahan maupun nilai-nilai kepercayaan dari waga keturunan. Hal ini memungkinkan adanya sejumlah kecil orang-orang Kristen di Indonesia, yang masih mempercayai adanya mitos-mitos yang berasal dari nenek moyang mereka. Universitas Sumatera Utara 99 Kehidupan yang kental dengan adat istiadat kedaerahannya, membuat sebagian dari masyarakat di Indonesia ini, masih mempercayai besarnya kekuatan magis yang di miliki oleh dukun kampung yang kehadirannya dianggap masih diperlukan. Khususnya pada saat memulai prosesi suatu ritual bernuansa magis dalam suatu kegiatan upacara adat, dimana kemampuan para dukun tersebut dipakai untuk mendatangkan atau penyembahan dari pada arwah yang dipercayai ada oleh masyarakat adat tertentu. Sikap yang di tunjukkan oleh kelompok generasi tua yang masih memegang prinsip serta kaidah-kaidah adat istiadat nenek moyang tersebut, meskipun masyarakat setempat sudah mengenal Tuhan dan kehidupan sudah bergerak kearah terciptanya masyarakat modern, namun sebagian besar generasi tua dari masyarakat adat tersebut, masih sulit untuk melepaskan diri dari keterikatan sejarah kehidupannya dengan adat serta leluhur mereka dahulu. Bahkan, pada kelompok komunitas masyarakat tertentu prinsip-prinsip adat istiadat daerah mereka, cenderung lebih berpengaruh dan lebih dihormati dibandingkan sikap percata kepada Tuhan, karena mereka masih terus menerus menanamkan suatu sikap untuk tidak melupakn para leluhur dan aturan adat istiadat mereka. Ketergantungan mereka pada adat istiadat itu, membuat adanya sikap percaya serta beriman kepada Tuhan, cenderung hanya ditempatkan sebagai status semata, karena faktor legalitas iman kepercayaan yang diakui oleh Negara. Tatanan kehidupan masyarakat generasi muda, cenderung mengarah pada keinginan diri untuk mencari kebenaran serta pencarian terhadap adanya nilai- nilai kepercayaan yang dianggap paling benar menurut hai dan pikirannya. Generasi muda paa saat ini memang cenderung beusaha untuk melepaskan diri Universitas Sumatera Utara 100 dari keterikatan pada nilai-nilai adat istiadat yang melekat pada masyarakat daerah.

5.3. Hal-Hal Yang Mendorong terjadinya Upacara palangehon