12 7.
Kelurahan Desa Rumah Kabanjahe 8.
Kelurahan Desa Samura 9.
Kelurahan Desa Sumber Mufakat 10.
Kelurahan Desa Gung Negeri 11.
Kelurahan Desa Kampung Dalam 12.
Kelurahan Desa Lau Cimba 13.
Kelurahan Desa Padang Mas Lokasi penulis melakukan penelitian adalah di rumah Bapak Bangun Tarigan
yang terletak di Kelurahan Desa Kampung Dalam.
2.3 Sistem Bahasa
Bahasa yang dipergunakan dalam bahasa sehari-hari adalah bahasa Karo Cakap Karo, namun di Kota Kabanjahe selain bahasa Karo bahasa yang sering
dipergunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa Indonesia, hal ini diakibatkan karena jumlah penduduk yang semakin banyak masuk dari berbagai daerah dan
juga wisatawan yang ingin berwisata di Tanah Karo, sehingga wajar bila selain bahasa Karo bahasa Indonesia juga kerap dipergunakan sebagai bahasa
berkomunikasi sehari-hari.
2.4 Sistem Kekerabatan
Masyarakat Karo dikenal sebagai masyarakat yang menganut sistem kekerabatan Patrilineal, seperti yang dianut suku Batak lainnya Simalungun,
Toba, Mandailing, PakpakDairi. Dalam sistem kekerabatan ini, setiap anak yang lahir dalam sebuah keluarga, baik laki-laki maupun perempuan, dengan sendirinya
Universitas Sumatera Utara
13 akan mengikuti garis keturunan atau marga dari ayahnya. Dengan demikian yang
dapat meneruskan marga atau silsilah ayahnya adalah anak laki-laki. Sehingga apabila seorang anak perempuan menikah, maka anak-anak yang dilahirkannya
akan mengikuti marga suaminya. Hal ini yang membuat kedudukan seorang anak laki-laki sangat penting dalam masyarakat Karo.
Ada beberapa struktur yang mendukung sistem kekerabatan pada masyarakat Karo yaitu:
- Merga Silima
- Tutur Siwaluh
- Rakut Sitelu
Merga Silima adalah jumlah marga merga yang ada pada suku Karo yaitu: 1.
Karo-Karo 2.
Ginting 3.
Tarigan 4.
Sembiring 5.
Perangin-angin Tutur Siwaluh adalah delapan unsur keturunan yang terdapat pada seorang yang
bersuku Karo kalak Karo yaitu.: 1.
Sembuyak 2.
Senina 3.
Kalimbubu 4.
Puang Kalimbubu 5.
Puang ni Puang 6.
Anak Beru
Universitas Sumatera Utara
14 7.
Anak Beru Menteri 8.
Anak Beru Pengapit Tutur siwaluh inilah yang selalu dipergunakan saat suku Karo melaksanakan suatu
acara. Sebelum seseorang mengetahui dimana posisinya dalam suatu acara maka diharuskan untuk berkenalan Ertutur satu sama lain, dari hasil ertutur inilah
seseorang akan tau posisinya dengan orang lain dalam adat. Berikut ini adalah hal yang penting dipertanyakan dalam berkenalan ertutur :
1. MergaBeru Merga dalam Suku Karo dipakai oleh laki-laki, sedangkan Beru dalam
Suku Karo itu dipakai oleh perempuan. MergaBerudalam Suku Karo diambil dari marga keluarga ayahnya, yang dimana dalam Suku Karo itu terdapat lima marga
besar yaitu, Karo-karo, Ginting, Tarigan, Sembiring, Perangin-angin. Contoh pemakaian Merga atau Beru: Bapak saya bermarga Karo-karo, maka saya
bermarga Karo-karo, begitu juga dengan adik perempuan saya yang mempunyai br Karo-karo, pada perempuan beru biasanya disingkat menjadi br.
2. Bere-bere Bere-bere yang dipakai seseorang dalam Suku Karo, berasal dari beru
yang dipakai oleh ibu. Penggunaan bere-bere dalam Suku Karo sama dengan pemakaian Mergaberudalam seseorang, bedanya kalau Mergaberu yang
digunakan seseorang itu berasal dari Merga ayah, tetapi bere-bere dalam seseorang itu berasal dari Beru ibu. Bere-bere dalam Rakut Sitelu disebut juga
dengan Kalimbubu Simupu. Contoh pemakaian bere-bere dalam seseorang suku Karo: ibu saya Beru Ginting maka saya Bere-bere Ginting, begitu juga dengan
adik perempuan saya.
Universitas Sumatera Utara
15 3. Binuang
Binuang yang terdapat dalam seseorang suku Karo, berasal dari bere-bere ayah atau dengan kata lain beru yang digunakan oleh nenek ibu dari ayah.
Binuang dalam Rakut Sitelu disebut dengan Kalimbubu Bena-Bena. Contoh pemakaian Binuang dalam seseorang suku Karo: ayah saya mempunyai bere-bere
Perangin-angin, maka Binuang dalam diri saya adalah Perangin-angin. 4. Kempu atau Perkempun
Kempu atau Perkempun dalam seseorang suku Karo berasal dari bere-bere ibu atau dengan kata lain beru yang dimiliki nenek ibu dari ibu. Kempu dalam
Rakut Sitelu disebut juga dengan Kalimbubu Singalo Perkempun. Contoh pemakaian Kempu atau Perkempun dalam seseorang suku Karo: ibu saya
mempunyai bere-bere Karo-karo, maka Kempu atau Perkempun dalam diri saya adalah Karo-karo.
5. Kampah Kampah dalam seseorang suku Karo berasal dari ibu kakek, kakek yang
dimaksud adalah ayah dari ayah, atau dengan kata lain bere-bere dari kakek ayah dari ayah. Kampah sendiri disebut juga dengan Kalimbubu dari seseorang.
Contoh pemakaian Kampah dari seseorang suku Karo: kakek ayah dari ayah mempunyai bere-bere Sebayang, maka Kampah dalam diri saya adalah Sebayang.
6. Entah Entah dalam seseorang suku Karo berasal dari bere-bere nenek ibu dari
ayah, atau dengan kata lain Entah adalah beru dari nini nenek dari ayah. Entah dalam Rakut Sitelu disebut juga dengan Puang Kalimbubu. Contoh pemakaian
Universitas Sumatera Utara
16 Entah dalam seseorang suku Karo: nenek ibu dari ayah saya mempunyai bere-
bere Sembiring Keloko, jadi Entah saya adalah Sembiring Keloko. 7. Ente
Ente dalam seseorang suku Karo berasal dari bere-bere kakek ayah dari ibu, dalam Rakut Sitelu, Ente termasuk ke dalam Puang Kalimbubu. Contoh
pemakaian Ente dalam seseorang suku Karo: kakek ayah dari ibu saya mempunyai bere-bere Tarigan , sehingga Ente saya adalah Tarigan.
8. Soler Soler dalam seseorang suku karo berasal dari bere-bere nenek ibu dari
ibu, yang dimana dalam Rakut Sitelu, Soler termasuk ke dalam Puang ni Puang. Contoh pemakaian Soler dalam seseorang suku Karo: nenek ibu dari ibu saya
mempunyai bere-bereSembiring Depari, sehingga saya mempunyai Soler Sembiring Depari.
Setelah berkenalan ertutur maka seseorang akan mengetahui dimana posisinya dalam adat Karo
Rakut Si Telu adalah tiga kelompok yang saling mendukung pada masyarakat Karo yaitu:
1. Sukut
2. Kalimbubu
3. Anak beru
Rakut Si Telu sangat berperan penting dalam upacara adat bagi masyarakat Karo, jika dalam sebuah upacara adat salah satu dari Rakut Si Telu belum hadir maka
acara adat tersebut tidak dapat dimulai.
Universitas Sumatera Utara
17
2.5 Mata Pencaharian