40
3.4.3 Proses Pengerjaan Keteng-Keteng
Proses pengerjaan keteng-keteng memiliki beberapa tahapan yang harus diikuti untuk mencapai hasil pembuatan yang maksimal. Proses pengerjaan
keteng-keteng yang penulis uraikan dalam tulisan ini merupakan proses pembuatan keteng-keteng yang dikerjakan langsung oleh Bapak Bangun Tarigan.
3.4.3.1 Menebang Pohon Bambu
Pohon bambu yang dipilih merupakan pohon bambu yang sudah tua, dalam pemilihan dan pemotongan pohon bambu ada pemilihan hari yang khusus,
yaitu 15 hari bulan purnama raya, karena bila sudah 15 hari bulan bambu itu ditebang bambu tersebut tidak akan rusak atau dimakan rayap. Biasanya Bapak
Bangun Tarigan tidak kesulitan untuk mendapatkannya karena daerah Kabanjahe sekitarnya termasuk daerah yang banyak terdapat pohon bambu. Bapak Bangun
Tarigan biasanya mengambil bambu ke daerah Desa Rumah Kabanjahe ataupun ke daerah Lingga dan desa sekitarnya. Namun, berdasarkan pengalaman Bapak
Bangun Tarigan, bambu yang paling ideal untuk dijadikan keteng-keteng adalah bambu yang tumbuh disekitar daerah Sibolangit. Adapun alasannya dikarenakan
bambu tersebut menghasilkan suara yang merdu. Bambu yang telah ditebang, diambil bagian tengahnya ataupun memiliki
struktur bambu yang paling bagus, biasanya diambil hanya beberapa ruas saja. Bambu yang telah diambil dan dibawa pulang tidak langsung dibuat keteng-
keteng oleh beliau, masih ada beberapa proses lagi agar bambu yang dibuat menjadi keteng-keteng lebih bagus dan tidak mudah rusak.
Universitas Sumatera Utara
41
Gambar 3.27 Menebang Pohon Bambu Dokumentasi Rano Sitepu
3.4.3.2 Pemotongan Bambu
Bambu yang telah diambil tersebut kemudian diukur dan dipotong dengan gergaji sesuai dengan ukuran ruas bambu, keteng-keteng tidak mempunyai ukuran
yang pasti dalam pembuatannya. Namun menurut Bapak Bangun Tarigan dan Bapak M.Yahmin Sinulingga biasanya ukuran keteng-keteng lebih dari beberapa
jari tangan orang dewasa pada ruas bambu tersebut.
Gambar 3.28 Pemotongan Bambu Dokumentasi Rano Sitepu
Universitas Sumatera Utara
42
3.4.3.3 Pembuatan Batas-Batas dan Jarak Senar
Setelah pemotongan pada ruas bambu maka Bapak Bangun Tarigan membuat batas dan jarak senar, pembatas ini dibuat agar senar keteng-keteng
dapat lebih mudah dicongkel dan ditipiskan, karena keteng-keteng mempunyai dua senar maka pembatas ini dibuat empat garis. Sebelum pembuatan maka
terlebih dahulu dibuat tanda untuk pembatas pada bambu agar pembatas tersebut tidak terlalu besar dan tidak terlalu dekat dengan ujung ruas bambu.
Gambar 3.29 Pembuatan jarak dan batas senar Dokumentasi Rano Sitepu
Setelah ditandai, maka dibuat pembatas pertama dengan mengambil kulit bambu tersebut dengan cara dipahat menggunakan pahat kecil dan dipukul dengan
kayu, setelah dipukul maka kulit tersebut ditarik dari badannya dan dipotong menggunakan pisau kecil.
Gambar 3.30 Pembuatan pembatas pertama menggunakan pahat kecil dan kayu
Dokumentasi Rano Sitepu
Universitas Sumatera Utara
43
Gambar 3.31 Pemotongan kulit pembatas Dokumentasi Rano Sitepu
Setelah pembatas pertama selesai maka pembatas kedua dibuat. Jarak antara pembatas pertama ke pembatas kedua adalah 1 ukuran senar keteng-keteng
senar untuk gendang yaitu 1cm. Proses pembuatan pembatas ke-2 tersebut sama seperti pembatas pertama yaitu memakai pahat kecil dan dipukul menggunakan
kayu kemudian diambil kulitnya dan dipotong menggunakan pisau kecil.
Gambar 3.32 Pembuatan pembatas kedua Dokumentasi Rano Sitepu
Gambar 3.33 Penarikan kulit pembatas kedua Dokumentasi Rano Sitepu
Universitas Sumatera Utara
44
Gambar 3.34 Pemotongan pembatas kedua Dokumentasi Rano Sitepu
Setelah selesai membuat pembatas ke-2, maka dalam pembuatan pembatas ke-3 Bapak Bangun Tarigan terlebih dulu membuat jarak antara pembatas ke-2
dan ke-3. Jarak tersebut lebih lebar dari jarak senar pertama ke senar kedua karena antara pembatas kedua dan ketiga tersebut tidak dijadikan senar keteng-keteng.
Jarak pembatas tersebut kira-kira 2 jari tangan orang dewasa.
Gambar 3.35 Mengukur jarak antara pembatas Dokumentasi Rano Sitepu
Universitas Sumatera Utara
45 Setelah diukur maka pembatas ke-3 dibuat, cara pengerjaannya pun sama
seperti membuat pembatas pertama dan kedua yaitu kulit bambu dipahat menggunakan pahat kecil dan dipukul menggunakan kayu kemudian diambil dan
dipotong menggunakan pisau kecil.
Gambar 3.36 Pembuatan pembatas ketiga Dokumentasi Rano Sitepu
Setelah selesai membuat pembatas ke-3 maka dibuat pembatas ke-4, jarak antara pembatas ke-3 dan ke-4 adalah 1 senar keteng-keteng senar untuk
gung yaitu 1 cm. Cara pembuatannya sama seperti pembatas pertama, kedua, dan ketiga. Kulit bambu tersebut dipahat menggunakan pahat kecil dan kayu
kemudian ditarik dan dipotong menggunakan pisau kecil.
Gambar 3.37 Pembuatan pembatas keempat Dokumentasi Rano Sitepu
Universitas Sumatera Utara
46 Setelah batas-batas tersebut dibuat maka langkah selanjutnya adalah
mengikis pembatas tersebut agar lebih dalam dan tidak berserabut dan dalam pengikisan tersebut bapak Bangun Tarigan menggunakan pisau kecil.
Gambar 3.38 Pengikisan pembatas Dokumentasi Rano Sitepu
3.4.3.4 Pembuatan Suliten Gendang Senar Untuk Gendang