commit to user kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik dengan rerata 76.63. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan media komputer lebih bermakna, karena siswa cenderung lebih leluasa dan gambar lebih mudah dipahami atau foto
yang disajikan mirip dengan objek yang sesungguhnya. Pada media ini tidak diperlukan adanya gerak maupun sentuhan dari siswa sehingga kelompok siswa
yang memiliki gaya belajar kinestetik cenderung kurang cocok. Pembelajaran dengan media modul kelompok siswa yang memiliki gaya
belajar visual maupun gaya belajar kinestetik memperoleh rerata yang hampir sama, yaitu kelompok gaya belajar kinestetik memperoleh rerata 74.21 sedangkan
kelompok gaya belajar visual memperoleh rerata 73.76. Pembelajaran dengan media modul ditekankan pada kemandirian siswa dan pengembangan aktivitas
membaca. Objek yang disajikan dalam bentuk gambar atau foto umumnya kurang menarik dan cenderung monoton. Karakteristik modul ini tidak memerlukan
sentuhan, gerak maupun kejelian penglihatan sehingga tidak menunjukkan dampak yang berbeda pada kedua kelompok gaya belajar siswa.
5. Hipotesis Kelima
Hipotesis berikut ini untuk mengetahui pengaruh interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan memori siswa dinyatakan sebagai berikut H
05
tidak terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan H
15
terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dengan kemampuan memori
belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.
commit to user Hasil uji GLM menunjukkan harga p = 0.291 0,05 yang berarti bahwa
tidak terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dengan kemampuan memori belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Gambar 4.8. Grafik Interaksi Media – Kemampuan Memori
Walaupun tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan memori, berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang
memiliki kemampuan memori tinggi memperoleh rerata prestasi lebih baik dibanding kelompok siswa yang memiliki kemampuan memori rendah apapun
bentuk media yang digunakan. Kemampuan memori siswa yang tinggi akan memacu siswa untuk menggunakannya kembali pada situasi yang berikutnya lebih
cepat dan mereka juga selalu berusaha untuk memperoleh prestasi lebih baik. Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa antara penggunaan media pembelajaran dan
kemampuan memori siswa tidak terjadi interaksi. Namun perolehan rerata prestasi kelompok siswa yang menggunakan media pembelajaran dengan komputer dan
memiliki kemampuan memori tinggi cenderung memperoleh prestasi lebih baik
commit to user dibanding dengan penggunaan media modul dengan kemampuan memori rendah
walaupun tidak menunjukkan perbedaan selisih yang besar. Siswa yang memiliki kemampaun memori tinggi cenderung lebih cocok dengan media komputer karena
karakteristik media ini merangsang peserta didik untuk aktif, tampilan lebih menarik dan dapat diulang apabila belum jelas.
6. Hipotesis Keenam
Hubungan antara gaya belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk hipotesis H
06
tidak terdapat interaksi antara gaya belajar siswa dan kemampuan memori belajar siswa terhadap prestasi
belajar siswa, sedangkan H
16
terdapat interaksi antara gaya belajar siswa dan kemampuan memori belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Uji GLM menunjukkan bahwa antara gaya belajar dan kemampuan memori tidak terjadi interaksi dengan diperoleh hasil analisis harga p=0.233. Hal
ini berarti tidak terdapat interaksi antara gaya belajar siswa dan kemampuan memori belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Gambar 4.9. Grafik Interaksi Gaya Belajar – Kemampuan Memori
commit to user Berdasarkan data tersebut siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi
dengan gaya belajar kinestetik maupun visual memperoleh rerata prestasi lebih baik dibanding siswa yang kemampuan memorinya rendah. Kelompok siswa yang
memiliki kemampuan memori tinggi lebih cepat menyimpan informasi yang diperoleh kemudian mengungkapkannya kembali pada situasi berikutnya juga
lebih cepat. Selain itu kelompok siswa ini lebih terpacu untuk memperoleh prestasi yang lebih dibanding yang lain, sehingga apapun gaya belajar yang
dimiliki tetap berusaha untuk memperoleh hasil prestasi yang lebih baik. Rerata tertinggi diperoleh kelompok siswa yang memiliki kemampuan
memori tinggi dengan gaya belajar visual yaitu 81.04. Hal ini berarti bahwa pembelajaran pada materi porifera dan coelenterata lebih cocok bagi siswa dengan
kemampuan memori tinggi melalui kemampuan penglihatan tanpa harus ada gerakan maupun sentuhan. Siswa dengan kemampuan memori tinggi pada
dasarnya lebih mudah menerima informasi melalui alat indera termasuk dengan indera penglihatan melalui tampilan dari komputer.
7. Hipotesis Ketujuh