Pengumpulan Data Insulasi Pakaian

5.4.1.7. Pengumpulan Data Insulasi Pakaian

Data insulasi pakaian pekerja diperoleh melalui pemberian kuesioner pribadi terhadap pekerja. Data keterangan insulasi pakaian yang digunakan pekerja ketika bekerja dapat dilihat pada tabel 5.20. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.20. Data Insulasi Pakaian yang Digunakan Pekerja No. Pekerja Pakaian Singlet Pakaian Celana Kaus Kaki Penutup Sepatu Nilai Clo Dalam- Celana Kaos Pendek Kepala Boots 1 Pekerja 1 0,03 0,04 0,09 0,26 0,10 0,09 0,10 0,71 2 Pekerja 2 0,03 0,04 0,09 0,26 0,10 0,09 0,10 0,71 3 Pekerja 3 0,03 0,04 0,09 0,26 0,10 0,09 0,10 0,71 4 Pekerja 4 0,03 0,00 0,09 0,26 0,10 0,09 0,10 0,67 5 Pekerja 5 0,03 0,00 0,09 0,25 0,10 0,09 0,10 0,66 Rata-rata 0,69 Universitas Sumatera Utara

5.5. Perhitungan Heat Stress Index HSI

Pengumpulan data termal berdasarkan titik-titik pengukuran, data tersebut akan diolah untuk mendapatkan nilai HSI pada gradien ketinggian titik pengukuran, dengan asumsi dan persamaan-persamaan berikut ini Parson, 2003. HSI dikembangkan oleh Belding dan Hatch berdasarkan pada pertukaran panas yaitu perbandingan dari pelepasan evaporasi yang dibutuhkan untuk mengatur kesimbangan panas tubuh E req dengan maximum potensi penguapan yang mungkin diterima pada lingkungan E max . Berikut adalah asumsi persaman yang digunakan dalam perhitungan heat strees index. HSI = E req E max Dimana: E req = Evaporasi yang dibutuhkan seperti Pelepasan keringat Wm -2 = M-R-C M = Jumlah metabolisme kerja R = Pelepasan radiasi panas per satuan luas Wm -2 C = Pelepasan konveksi panas persatuan luas Wm -2 E max = maximum evaorasi pelepasan keringat Wm -2 = 7,0 v 0,6 56-p a Berpakaian = 11,7 v 0,6 56-p a Tidak Berpakain R = k 1 35-t r ; k 1 = 4,4 jika berpakaian atau 7,3 jika tidak berpakaian C = k 2 v 0,6 35-t a ; k 2 = 4,6 jika berpakaian atau 7,6 jika tidak berpakaian t r = tg + 273 4 + 1,1 10 8 0,6 ɛɗ 0,4 − 0,25 - 273 Universitas Sumatera Utara p a = Tekanan parsial dari uap air di udara Kp a t r = Mean radiant temperatur o C t a = temperatur udara o C Asumsi: ɛ = 0,95 ɗ = 0,15 Diketahui data hasil pengukuran seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.21 berikut. Tabel 5.21. Rekapitulasi Nilai Parameter Termal pada Setiap Titik Titik Gradien Ketinggian m Temperatur Udara t a o C Temperatur Globe t g o C Kelembaban RH Kecepatan Angin v ms 1 0,1 35,5 33,5 0,689 0,29 1,1 35,7 33,8 0,685 0,29 1,7 35,8 34,3 0,683 0,30 2 0,1 35,6 33,6 0,687 0,29 1,1 35,7 33,7 0,685 0,29 1,7 35,6 33,9 0,683 0,30 3 0,1 35,4 33,5 0,690 0,30 1,1 35,5 33,8 0,687 0,30 1,7 35,5 33,9 0,686 0,31 4 0,1 35,3 33,1 0,690 0,29 1,1 35,3 33,4 0,688 0,30 1,7 35,5 33,6 0,687 0,30 t r = 33,5 + 273 4 + 1,1 10 8 0,29 0,6 0,95 0,15 0,4 33,5 − 35,5 0,25 – 273 = 31,499 o C Pa = Rh x 18,956 − 4030 ,18 35 ,5 +235 = 3,982 kPa Universitas Sumatera Utara C = 4,6 v 0,6 35-t a = 4,6 0,29 0,6 35 – 35,5 = -1,094 Wm -2 R = k 1 35-t r = 4,4 35 - 31,499 = 15,4042 Wm -2 E req = M – R – C = 180 – 15,4042– -1,094 = 165,59 E max = 7,0 v 0,6 56-p a = 7,0 0,29 0,6 56-3,982 = 173,255 HSI = E req E max x 100 = 165,69173,255 x100 = 95,63 Dengan demikian, nilai HSI pada titik 1 Gradien 0,1 memiliki nilai 95,63. Dengan prosedur perhitungan yang sama maka diperoleh nilai HSI pada titik gradien yang lainnya. Berikut adalah rekapitulasi perhitungan nilai HSI. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.22. Rekapitulasi Nilai HSI Berdasarkan Gradien Pengukuran Titik Gradien Ketinggian m tr c R Ereq Emax HSI 1 0,1 31,4990 -1,09438 15,40424 165,6901 173,2554 95,63348 1,1 31,90566 -1,53213 13,61509 167,917 173,1864 96,95741 1,7 32,784 -1,78698 9,750384 172,0366 176,7102 97,35523 2 0,1 31,60102 -1,31325 14,95552 166,3577 173,2208 96,03795 1,1 31,703 -1,53213 14,5068 167,0253 173,1864 96,44252 1,7 32,17335 -1,34024 12,43726 168,903 176,8594 95,50126 3 0,1 31,56061 -0,89349 15,13333 165,7602 176,8705 93,7184 1,1 32,07164 -1,11686 12,88478 168,2321 176,8549 95,12435 1,7 32,24319 -1,13906 12,12994 169,0091 180,3888 93,69156 4 0,1 30,88798 -0,65663 18,09288 162,5637 173,3817 93,76059 1,1 31,45868 -0,67012 15,58179 165,0883 176,9835 93,27895 1,7 31,66253 -1,11686 14,68488 166,432 176,8549 94,10651 Rata-rata 95,134 Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh grafik antara HSI dari temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan udara pada Gambar 5.10, Gambar 5.11, dan Gambar 5.12. Gambar 5.15. Grafik Perbandingan HSI dan Temperatur Udara Gambar 5.10. Grafik Perbandingan HSI dan Temperatur Udara 35.2 35.3 35.4 35.5 35.6 35.7 35.8 35.9 93 94 95 96 97 98 T e m p e ra tu r U d a ra o C HSI HSI - Temperatur Udara Temperatur Udara Linear Temperatur Udara Universitas Sumatera Utara Gambar 5.11. Grafik Perbandingan HSI dan Kelembaban Udara Gambar 5.12. Grafik Perbandingan HSI dan Kecepatan Udara Grafik di atas menunjukkan hubungan perbandingan antara HSI, dengan temperatur udara, kelembaban udara, serta kecepatan udara. Berdasarkan ketiga grafik diatas, terlihat bahwa grafik HSI berhubungan linear terhadap ketiga parameter yaitu temperatur udara, kelembaban udara dan kecepatan udara. 0.682 0.683 0.684 0.685 0.686 0.687 0.688 0.689 0.69 0.691 93 94 95 96 97 98 K e le m b a b a n U d a ra HSI HSI - Kelembaban Udara Kelembaban Linear Kelembaban 0.285 0.29 0.295 0.3 0.305 0.31 0.315 93 94 95 96 97 98 K e e p a ta n U d a ra m s HSI HSI - Kecepatan Udara Kecepatan Udara Linear Kecepatan Udara Universitas Sumatera Utara

5.6. Perhitungan Nilai WBGT

Perhitungan nilai WBGT dilakukan dengan persamaan di bawah ini: WBGT untuk diluar ruangan dengan panas radiasi matahari: WBGT : 0,7 Tnwb + 0,2 Tg + 0,1 Ta WBGT untuk di dalam ruangan tanpa radiasi matahari adalah: WBGT : 0,7 Tnwb + 0,3 Tg Keterangan: Tnwb : Suhu Basah alami Tg : Suhu Bola Ta : Suhu Kering Perhitungan WBGT pada stasiun penggorengan serta stasiun pemotongan dan pencucian dilakukan dengan mempertimbangkan radiasi, karena atap pada pabrik dibuat sedikit terbuka dan adanya ventilasi yang memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan. Tabel 5.23. Data Suhu Bola Basah dan Temperatur Globe Titik Gradien Ketinggian m Temperatur Basah tnwb o C Temperatur Globe t g o C Temperatur Kering o C 1 0,1 29,8 33,5 30,2 1,1 29,8 33,8 30,4 1,7 29,7 34,3 31,2 2 0,1 29,8 33,6 30,3 1,1 30,1 33,7 30,3 1,7 29,8 33,9 30,6 3 0,1 29,8 33,5 30,2 1,1 29,8 33,8 30,4 1,7 29,7 33,9 30,5 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.23. Data Suhu Bola Basah dan Temperatur Globe Lanjutan Titik Gradien Ketinggian m Temperatur Basah tnwb o C Temperatur Globe t g o C Temperatur Kering o C 4 0,1 29,8 33,1 30,2 1,1 29,8 33,4 30,2 1,7 29,8 33,6 31,2 Berdasarkan data diatas maka didapatkan WBGT untuk titik pertama, ketinggian 0,1 m dengan persamaan: WBGT = 0,7 Tnwb + 0,2 Tg + 0,1 Ta WBGT = 0,7 x 25,3 + 0,2 x 33,5 + 0,1 x 30,2 = 27,43 o C Degan perhitungan yang sama seperti diatas dapat diperoleh nilai WBGT untuk titik yang lain yang ditunjukkan pada Tabel 5.24. Tabel 5.24. Rekapitulasi Perhitungan Nilai WBGT Titik Gradien Ketinggian m Temperatur Basah tnwb o C Temperatur Globe t g o C Temperatur Kering o C WBGT o C 1 0,1 25,3 33,5 30,2 27,43 1,1 25,5 33,8 30,4 27,65 1,7 26,2 34,3 31,2 28,32 2 0,1 25,8 33,6 30,3 27,81 1,1 25,6 33,7 30,3 27,69 1,7 26,5 33,9 30,6 28,39 3 0,1 25,5 33,5 30,2 27,57 1,1 25,8 33,8 30,4 27,86 1,7 26,3 33,9 30,5 28,17 4 0,1 25,4 33,1 30,2 27,42 1,1 25,6 33,4 30,2 27,62 1,7 25,8 33,6 31,2 27,9 Rata-rata 27,82 Universitas Sumatera Utara

5.6.1. Perhitungan Nilai WBGT Existing