Jika melihat standar diatas, terlihat bahwa nilai ambang batas ditentukan oleh beban kerja, maka beban kerja yang diterima oleh pekerja adalah beban kerja
berat sesuai dengan hasil perhitungan beban kerja pada Tabel 5.6.
5.6.3. Perhitungan Proporsi Work-Idle
Perhitungan proporsi work dan idle dilakukan dengan menggunakan data activity sampling yang dilakukan pada 5 pekerja. Perhitungan proporsi work dan
idle dilakukan dalam 2 hari pengukuran. Seluruh operator dilantai produksi bekerja dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB dengan jam istirahat dari
pukul 12.00 sampai 13.00. Berdasarkan jam kerja tersebut, jumlah populasi penelitian adalah jumlah waktu kerja permenitnya, tanpa memperhitungkan waktu
istirahat. Jumlah satuan menit dari pukul 08.00-12.00 dan 13.00-17.00 adalah 481 populasi waktu penelitian. Untuk menentukan jumlah sample dari 481 data
populasi waktu penelituian. Untuk menentukan jumlah sample dari populasi tersebut, maka digunakan teknik pengambilan sampel dengan rumus slovin.
n ≥
� 1+
�
2
dimana, N = Jumlah populasi 481 e = galat digunakan 5
dengan persamaan diatas maka dapat dihitung jumlah sampel pada pengamatan activity sampling ini adalah:
≥ 481
1 + 481 0,05
2
≥ 237,53 ≥ 238
Universitas Sumatera Utara
Maka jumlah sample pada pengamatan ini adalah 238 sampel. Berikut adalah data rekapitulasi work dan idle pekerja dapat dilihat pada Tabel 5.27.
Tabel 5.27. Akurasi Work dan Idle Pekerja Penggorengan dan Pemotongan Operator 1
Operator 4 Hari
Work Idle
Total Hari
Work Idle
Total
1 153
85 238
1 158
80 238
2 160
78 238
2 161
77 238
Total 313
163 476
Total 319
157 476
Operator 2 Operator 5
Hari Work
Idle Total
Hari Work
Idle Total
1 160
78 238
1 161
77 238
2 164
74 238
2 160
78 238
Total 324
152 476
Total 321
155 476
Operator 3 Hari
Work Idle
Total
1 155
83 238
2 156
82 238
Total 311
165 476
Dari data diatas dihitung proporsi work-idle pada setiap pekerja, proporsi work-idle dapat dilihat pada Tabel 5.28.
Tabel 5.28. Proporsi Work dan Idle Pekerja Penggorengan dan Pemotongan Operator 1
Operator 4 Hari
Work Idle
Hari Work
Idle
1 0,64
0,36 1
0,66 0,33
2 0,67
0,33 2
0,68 0,32
Total 0,66
0,34
Total 0,67
0,33
Operator 2 Operator 5
Hari Work
Idle Hari
Work Idle
1 0,67
0,33 1
0,68 0,32
2 0,69
0,31 2
0,67 0,33
Total 0,68
0,32
Total 0,67
0,33
Operator 3 Hari
Work Idle
1 0,65
0,35 2
0,66 0,34
Total
0,65 0,35
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada Tabel 5.28. terlihat bahwa terdapat kelemahan pada standar tersebut. Kelemahan yang dimaksud adalah nilai proporsi work-idle yang
ada hanya terbatas pada keempat pasangan work-idle pada suatu activity sampling, yang belum tentu proporsi tersebut bernilai tepat. Maka dari itu, persamaan garis
dibuat agar bisa digunakan untuk menentukan nilai ambang WBGT secara tepat, sesuai proporsi work-idle. Karena rata-rata beban kerja seluruh operator berat
persamaan garis untuk pekerja yang dicari adalah untuk beban berat, yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 5.13.
Gambar 5.13. Persamaan Garis dari Standar Nilai Ambang Batas WBGT
Pada persamaan garis diatas, terlihat bahwa terdapat persamaan garis biru yang memiliki kesamaan dengan persamaan garis dari persamaan garis standar
bewarna hitam. Kesamaan dapat rerlihat dari kedua garis saling menyinggung dan memiliki nilai power R
2
adalah 1. Persamaan tersebut memiliki tipe polinomial, dengan orde 3. Dengan diperoleh persamaan garis ini maka persamaan dapat
diketahui nilai ambang WBGT secara tepat pada proporsi work-idle pekerja tertentu.
5 10
15 20
25 30
35
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
N A
B W
B G
T
Proporsi Work
WBGT - Proporsi Work
= 10, 667
3
− 15,2
2
− 1,6667 + 31,2
2
= 1
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini contoh langkah-langkah perhitungan nilai ambang batas WBGT dari pekerja 1.
y = 10,667x
3
- 15,2x
2
- 1,6667x + 31,2 Pada Tabel 5.28 terlihat bahwa proporsi work-idle dari pekerja 1 adalah 66-
34. Proporsi work tersebut dimasukkan menjadi variabel x pada persamaan diatas.
y = 10,667 0,66
3
- 15,20,66
2
- 1,66670,66 + 31,2 = 26,54
o
C Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa nilai ambang batas pekerja
1 adalah 26,48
o
C. Prosedur perhitungan diatas, dilakukan untuk pekerja selanjutnya, untuk mengetahui nilai WBGT dari masing-masing pekerja. Nilai
hasil perhitungan nilai WBGT masing-masing pekerja dapat dilihat pada Tabel 5.29.
Tabel 5.29. Rekapitulasi Nilai Ambang Batas WBGT Operator Nilai X
Nilai Ambang Batas
C
1 0,66
26,54 2
0,68 26,39
3 0,65
26,62 4
0,67 26,47
5 0,67
26,47
Dari rekapitulasi data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara nilai ambang batas WBGT dengan proporsi kerja, seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 5.14.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.14. Grafik Hubungan Persen Work dengan Nilai Ambang Batas WBGT
Grafik diatas menggambarkan bahwa peningkatan nilai proporsi persentase work seiring dengan menurunnya nilai ambang batas WBGT.
Nilai ambang batas WBGT yang telah didapatkan dari perhitungan WBGT. Nilai WBGT tersebut dibandingkan dengan nilai ambang batas WBGT
sesuai standar. Jika nilai WBGT yang diperoleh lebih besar dari nilai ambang batas, maka hal tersebut menandakan bahwa kondisi kerja dilantai produksi tidak
memenuhi standar yang berlaku. Namun, jika nilai WBGT lebih kecil dari ambang batas, menandakan bahwa kondisi kerja di lantai produksi telah
memenuhi standar. Data perbandingan WBGT dengan WBGT standar setiap operator dapat dilihat pada Tabel 5.30.
26.35 26.4
26.45 26.5
26.55 26.6
26.65
64.5 65
65.5 66
66.5 67
67.5 68
68.5
N il
a i
W B
G T
Persentasi work
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.30. Rekapitulasi Perbandingan WBGT dengan WBGT Ambang Batas Operator
Operator WBGT
C Nilai
Standar WBGT
C Work
Idle Status
1 27,82
26,48 0,66
0,36 Tidak Memenuhi Standar
2 27,82
26,39 0,68
0,32 Tidak Memenuhi Standar
3 27,82
26,62 0,65
0,34 Tidak Memenuhi Standar
4 27,82
26,47 0,67
0,33 Tidak Memenuhi Standar
5 27,82
26,47 0,67
0,33 Tidak Memenuhi Standar
Diagram yang menunjukkan perbandingan nilai WBGT pekerja dengan WBGT nilai ambang batas masing-masing pekerja.
Gambar 5.15. Diagram Perbandingan Nilai WBGT dengan WBGT Ambang Batas Pekerja
Berdasarkan hasil perbandingan nilai WBGT existing rata-rata pekerja dengan nilai ambang batas WBGT, diperoleh bahwa nilai WBGT exising pekerja
melebihi nilai ambang batas WBGT.
25.5 26
26.5 27
27.5 28
1 2
3 4
5
W B
G T
ºC
Pekerja
WBGT ºC Nilai Ambang Batas
WBGT
Universitas Sumatera Utara
5.7. Perhitungan Akurasi
Akurasi hasil pengamatan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus, N =
5 1 −
2
L =
5 1 −
�
Dimana, L = batas variasi yang diperbolehkan N = Jumlah pengamatan
P = Proporsi aktivitas work
Jika N = 238, p = 0,64, maka L =
50,641 −0,64
238
= 0,0695 = 6,95 Dengan proporsi work 64, maka akurasi work adalah 64 ±6,95 dan
dengan proporsi idle 36, maka akurasi idle adalah 36±6,22 Untuk rekapitulasi perhitungan akurasi work-idle dapat dilihat pada
Tabel 5.31.
Tabel 5.31. Rekapitulasi Perhitungan Akurasi Work dan Idle
Operator 1 Operator 4
Hari Work
Idle P
work
P
idle
Hari Work
Idle P
work
P
idle
1 153
85 64±6,95 36±6,95
1 158
80 66±6,14
34±6,14 2
160 78
67±6,81 36±6,81 2
161 77
68±6,04 32±6,04
Total 313
136
Total
391 157
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.31. Rekapitulasi Perhitungan Akurasi Work dan Idle Lanjutan
Operator 2 Operator 5
Hari Work
Idle P
work
P
idle
Hari Work Idle
P
work
P
idle
1
160 78
67±6,09 33±6,09 1
161 77
68±6,04 32±6,04 2
164 74
69±5,99 31±5,99 2
160 78
67±6,09 33±6,09
Total
324 152
Total
321 155
Operator 3 Hari
Work Idle
Work Idle
1 155
83 65±6,18
35±6,18 2
156 82
66±6,14 34±6,14
Total 311
165
Maka akhirnya diketahui waktu kerja produktif rata-rata keseluruhan operator yang ditunjukka padaTabel 5.32 dibawah ini.
Tabel 5.32. Perhitungan Waktu Kerja Produktif Secara Rata-rata Rata-rata Total
Hari Work
Idle Total
Waktu Kerja Produktif I
157,4 80,6
238 66
±6,14
II 160,2
77,8 238
67,4
±6,07
Total 317,6
158,4 476
66,7
±6,10
5.8. Perhitungan Duration Limited Exposure
Perhitungan Duration Limited Exposure dilakukan bertujuan guna mengetahui batas paparan yang direkomendasikan terhadap pekerja. Perhitungan
ini dilakukan dengan menggunakan rumus. DLE =
60
Dimana nilai D
max
diperoleh berdasarkan tabel yang dikeluarkan oleh ISO7933 1989 untuk melakukan penilaian pada lingkungan panas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.33. Kriteria Nilai Dari Tekanan Panas Berdasarkan ISO 7933 1989 No
Minimal Maksimal
Maximum skin wettedness 1
1 G
3900 5200
Q
max
: W.h.m
-2
50 60
D
max
: W.h.m-
2
1500 2000
Contoh perhitungan untuk titik pertama dapat dilihat sebgaai berikut: E
p
= w
p
x E
req
W
p
= W
req
W
req
= =
165 ,69 173,26
= 0,9563 E
p
= 0,9563 x 165,69 = 158,46 r
p
=
1 −0,9563
2
= 0,04271 S
wp
=
158 ,46 0,04271
= 3709,8 DLE =
60 1500 3709,8
= 24,37 menit untuk kategori minimal DLE =
60 2000 3709,8
= 32,34 menit untuk kategori maksimal Berikut adalah rekapitulasi perhitungan DLE yang ditunjukkan pada Tabel
5.34 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.34. Rekapitulasi Perhitungan Duration Limited Exposure DLE Titik
Gradien Ketinggian
m Emax
Ereq Wreq
Ep w
r
p
S
wp
DLE Min
Max 1
0,6 173,26
165,6901 0,96
158,46 0,96
0,04271 3709,829
24,25988 32,34651
1,1 173,19
167,917 0,97
162,81 0,97
0,02996 5433,578
16,56367 22,0849
1,7 176,71
172,0366 0,97
167,49 0,97
0,02610 6417,584
14,02397 18,69863
2 0,6
173,22 166,3577
0,96 159,77
0,96 0,03884
4113,915 21,87697
29,16929 1,1
173,19 167,0253
0,96 161,08
0,96 0,03494
4609,999 19,52278
26,03038 1,7
176,86 168,903
0,96 161,30
0,96 0,04398
3668,077 24,53601
32,71469
3 0,6
176,87 165,7602
0,94 155,35
0,94 0,06084
2553,253 35,24915
46,99887 1,1
176,85 168,2321
0,95 160,03
0,95 0,04757
3364,247 26,7519
35,6692 1,7
180,39 169,0091
0,94 158,35
0,94 0,06109
2591,843 34,72433
46,29911
4 0,6
173,38 162,5637
0,94 152,42
0,94 0,06045
2521,533 35,69257
47,59009 1,1
176,98 165,0883
0,93 153,99
0,93 0,06495
2370,862 37,96087
50,61449 1,7
176,85 166,432
0,94 156,62
0,94 0,05720
2738,262 32,86757
43,82342
Rata-Rata 27,002
36,003
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh bahwa rata-rata untuk nilai
DLE minimal sebesar 27 menit sedangkan untuk nilai rata-rata DLE maksimal
sebesar 36 menit. Batas rekomendasi pekerja terpapar oleh kondisi termal di stasiun kerja penggorengan dan pemotongan ketika bekerja antar 27 menit sampai
36 menit.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis 5S
Analisis ini lebih difokuskan kepada penyajian data berdasarkan kuesioner audit 5S yang dilakukan terhadap 16 pekerja di pabrik dalam
memperoleh rancangan perbaikan lingkungan kerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang teratur, bersih, nyaman, efektif dan efisien serta dapat
meningkatkan waktu produktif pekerja Pabrik Keripik Kreasi Lutvi dalam upaya penanganan dan perbaikan lingkungan kerja.
6.1.1. Analisa Seiri