Studi Kasus Manajemen 5S di PT. Panasonic Globel

4. Pemeliharaan Seiketsu Seiketsu yaitu memelihara kondisi agar tetap bersih. Seiketsu berart menjaga “Seiri, Seiton, dan Seiso”. Standarisasi berarti tujuan ideal diklarifikasi dan jika terjadi penyimpangan dan kondisi abnormal dapat ditemukan dengan cepat. 5. Mendisiplinkan diri Shitsuke Shitsuke berarti menjadikan suatu kebiasaan dan mematuhi peraturan setiap saat. Disiplin merupakan pilar utama 5S.

3.1.1. Studi Kasus Manajemen 5S di PT. Panasonic Globel

4 Tujuan utama yaitu meningkatkan kreasi karyawan dan tujuan akhirnya yaitu level pengawasan serta pengelolaan kegiatan perusahaan lebih baik. 1. Seiri Seiri yaitu memilah barang yang perlu dan tidak perlu lalu buang yang tidak perlu. Permasalahan di tempat kerja yaitu : a. Area kerja dipenuhi stok part dan peralatan yang tidak perlu b. Barang-barang tidak perlu membuat karyawan bergerak dengan melangkah lebih jauh, berdampak pada pemborosan gerak c. Butuh waktu untuk mencari barang-barang yang diinginkan di tempat sesak Langkah-langkahnya yaitu : 4 Bahan Penelitian 5S pada Perusahaan Matsui Matsusitha Universitas Sumatera Utara a. Memisahkan yang perlu dan tidak perlu b. Mengklasifikasikan yang perlu sesuai dengan seberapa sering dan seberapa penting barang tersebut dipakai c. Mengumpulkan dan mengevaluasi barang yang tidak perlu kemudian membuang sesuai dengan prosedur 2. Seiton Seiton yaitu membuat barang yang perlu mudah dicari dan siap digunakan setiap saat. Permasalahan di tempat kerja yaitu: a. Tempat penyimpanan material tidak dirancang baik, sehingga tidak ada celah untuk lewat b. Perlu waktu lama untuk mencari material c. Material ditaruh di tempat yang salah sehingga salah pasang d. Air electric driver tidak tahu lokasinya e. Gerobak sulit dicari Langkah-langkahnya yaitu : a. Menentukan tempat dan barangnya b. Menentukan jumlahnya c. Membuat posisi tertentu, tentukan barangnya dan jumlahnya harus teridentifikasi d. Memelihara tempat pada kondisi rapi dan benar Universitas Sumatera Utara 3. Seiso Seiso yaitu menjaga tempat kerja bersih dan rapi. Permasalahan di tempat kerja yaitu: a. Lantai licin karena ceceran air oli bisa mengakibatkan seseorang terpeleset b. Jendela kotor, lampu padam dan cahaya kurang membuat pandangan kurang jelas bisa mengakibatkan seseorang tesandung c. Peralatan yang tak terawat cenderung jadi mal-fungsi d. Sisa-sisa bahan berserakan menjurus kepada produk cacat dll Langkah-langkahnya yaitu a. Menentukan apa atau dimana yang ingin dibersihkan b. Menetapkan siapa yang bersih-bersih c. Menentukan prosedur bersih-bersih d. Menyedikan peralatan bersih-bersih e. Mulai melakukan bersih-bersih 4. Seiketsu Seiketsu yaitu melestarikan seiri, seiton, seiso dengan baik Permasalahan di tempat kerja: 1. Benda-benda yang tidak perlu untuk produksi yang berada di sekitar peralatan bisa berpotensu mengakibatkan kecelakaan 2. Tempat penyimpanan jigs dan tools yang sembarangan, megakibatkan lama sewaktu mencarinya Universitas Sumatera Utara 3. Debu dan sisa-sisa bahan berserakan dilantai membutuhkan pembersihan ekstra 5. Shitsuke Shitsuke yaitu menjadikan suatu kebiasaan dan mematuhi peraturan setiap saat. Karyawan yang disiplin dapat mematuhi peraturan dan kebiasaan di perusahaan.

3.2. Kenyamanan Termal

5 American Society of Heating Refrigerating and Air Conditioning Engineering ASHRAE mendefinisikan kenyamanan termal sebagai hasil pemikiran seseorang mengenai kepuasan terdadap keadaan termal di sekitarnya. Oleh karena kenyamanan adalah “suatu pemikiran, persamaan empiris harus digunakan untuk mengaitkan respon kenyamanan terhadap sambutan tubuh. Kenyamanan termal merupakan kepuasan yang dialami oleh seseorang manusia yang menerima suatu keadaan termal. Keadaan ini dapat dialami secara sadar ataupun tidak. Pemikiran „suhu netral‟ atau suhu tertentu yang sesuai untuk seseorang dinilai agak kurang tepat karena nilai kenyamanan bukan merupakan konsep yang pasti dan berbeda bagi setiap individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal antara lain: 1. Tingkat aktivitas metabolisme dalam tubuh 2. Insulasi pakaian nilai clo 5 Parsons, K.C, 2003, Human Thermal Environment London and New York: Taylor Francis Group, hal 257. Universitas Sumatera Utara 3. Temperatur udara 4. Temperatur radian 5. Kadar kelembapan udara relatif 6. Kecepatan angin

3.3. Suhu Radiasi

6 Selain pengaruh dari suhu udara terhadap suhu tubuh manusia, ada hal lain yang ikut mempengaruhi suhu tubuh manusia yaitu suhu radiasi. Suhu radiasi adalah panas yang beradiasi dari objek yang dapat mengeluarkan panas. Suhu radiasi memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan suhu udara dalam melepas atau menerima panas dari atau ke lingkungan. Dalam setiap lingkungan kerja akan terjadi pertukaran panas yang berkelanjutan, refleksi dan absorbsi .

3.4. Suhu Udara T

7 Pada umumnya, sistem sistem termoregulasi tubuh manusia selalu mencoba untuk mempertahankan kestabilan suhu internal inti tubuh sekitar 36,1 o C hingga 37,2 o C 97 o F hingga 99 o F. Suhu inti harus selalu berada dalam interval tersebut untuk menghindari kerusakan terhadap tubuh dan performansi. Ketika pekerjaan fisik dilakukan, tambahan suhu tubuh akan terjadi. Jika 6 Ibid., hal 16. 7 Altwood, Dennis A, et.al., 2004, Ergonomic Solutions for the Process Industries United States: El Sevier, hal 121-122. Universitas Sumatera Utara ditambahkan keadaan yang tingkat kelembabannya tinggi terhadap suhu ambient, maka hasilnya akan mengarah pada kelelahan dan resiko kesehatan. Tubuh manusia mempertahankan keseimbangan panas tersebut dengan meningkatkan sirkuliasi darah ke kulit, karena itu kita berkeringat pada hari panas. Ketika hari dingin, tubuh mereduksi sirkulasi darah ke kulit dan kita akan merasa sedikit hangat. Tubuh menghasilkan panas melalui metabolisme dan pekerjaan fisik. Untuk menjaga keseimbangan panas internal, tubuh melakukan pertukaran panas dengan lingkungan dengan empat cara berikut ini. 1. Konveksi Proses ini tergantung pada perbedaan udara dan suhu kulit. Jika suhu udara lebih panas daripana kulit, maka kulit akan menyerap panas dari udara, yang dapat dikatakan berarti menambah panas ke tubuh. Akan tetapi, jika suhu udara lebih dingin daripada kulit, maka tubuh akan kehilangan panas. 2. Konduksi Proses ini berkaitan dengan perbedaan suhu dari kulit dan permukaan yang mengenai kontak langsung. Contoh, jika menyentuh sesuatu yang panas, maka kulit akan menerima panas dan mungkin akan mengalami luka bakar. 3. Penguapan Proses ini tergantung pada perbedaan tekanan uap air dari uap kulit dan uap air pada lingkungan atau kelembaban relatif. 4. Radiasi Universitas Sumatera Utara Proses ini tergantung pada perbedaan termperatur kulit dengan permukaan pada lingkungan. Contoh, berdiri di bawah pancaran sinar matahari akan membuat kita menerima radiasi dari matahari. Dari suatu penelitian dapat diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat paling tinggi pada suhu sekitar 24 o C sampai dengan 27 o C.

3.5. Kecepatan Udara v

8 Pergerakan udara melalui tubuh dapat mempengaruhi aliran panas ke dan dari suhu tubuh. Pergerakan udara akan bervariasi dalam setiap waktu, ruang dan arah. Gambaran kecepatan udara pada suatu titik dapat bervariasi dalam waktu, intensitas. Penelitian terhadap respon manusia, misalnya, ketidaknyamanan karena aliran udara menunjukkan pentingnya variasi kecepatan udara. Pergerakan udara kombinasi dengan suhu udara akan mempengaruhi tingkatan udara hangat atau keringat diambil dari tubuh, sehingga mempengaruhi suhu tubuh Ken Parsons, 2003. Kecepatan aliran udara yang melewati seseorang dapat membantu mendinginkan orang tersebut apabila angin lebih dingin dari lingkungan. Kecepatan aliran udara adalah faktor yang sangat penting dalam kenyamanan suhu karena manusia sensitif akan hal ini. Udara yang tidak bergerak yang mendapat panas dalam ruangan tertutup akan menyebabkan seseorang merasa kaku ataupun berkeringat. Menggerakkan udara dapat meningkatkan heat loss melalui konveksi tanpa perubahan pada temperatur udara keseluruhan. 8 Parsons, K.C, Op.Cit.., hal. 24-25. Universitas Sumatera Utara

3.6. Kelembaban Udara RH

Kelembaban relatif adalah perbandingan antara jumlah uap air pada udara dengan jumlah maksimum uap air di udara yang bisa ditampung pada temperatur tersebut. Kelembaban relatif antara 40-70 kurang begitu berpengaruh terhadap thermal comfort. Pada ruangan kantor, biasanya kelembaban dipertahankan pada 40 sampai 70 karena adanya komputer, sedangkan pada tempat kerja outdoor, kelembaban relatif mungkin lebih besar dari 70 pada hari yang panas. Lingkungan yang mempunyai kelembaban relatif tinggi mencegah penguapan keringat dari kulit. Di lingkungan yang panas, kelembaban sangat penting karena semakin sedikit keringat yang menguap pada kelembaban tinggi.

3.7. Keseimbangan Termal

9,10 Pengaturan suhu atau regulasi termal adalah suatu pengaturan secara kompleks dari suatu proses fisiologis dimana terjadi kesetimbangan antara produksi panas dengan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan. Suhu tubuh manusia yang dapat kita rabarasakan tidak hanya didapat dari metabolism, tetapi juga dipengaruhi oleh panas lingkungan. Panas lingkungan yang semakin tinggi menyebabkan pengaruh yang semakin besar terhadap suhu tubuh, sebaliknya jika suhu lingkungan semakin rendah maka 9 Naville, Stanton dkk. 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomics Method. London: CRC Press. Hal.60-62. 10 Parsons, K. C, Op.Cit., hal.36-38. Universitas Sumatera Utara semakin banyak panas tubuh yang hilang. Dengan kata lain terjadi pertukaran proses antara tubuh manusia yang di dapat dari metabolisme dengan tekanan panasyang dirasakan sebagai kondisi panas lingkungan. Selama pertukaran masih seimbang, tidak akan menimbulkan gangguan, baik penampilan kerja maupun keselamatan kerja. Keseimbangan panas antara panas yang dihasilkan dengan panas yang dikeluarkan dapat dilihatpada Gambar 3.11. berikut. Gambar 3.11. Keseimbangan Panas antara Panas yang Dihasilkan dengan Panas yang Dikeluarkan Sumber: Handbook of Human Factors and Ergonomics Method, Naville Stanton Pengeluaran panas heat loss dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Heat stress dapat terjadi pada kondisi panas yang diproduksi lebih besar daripada panas yang hilang. Keseimbangan panas yang terjadi dalam tubuh dapat dilihat pada Gambar 3.12. berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.12. Pertukaran Panas Tubuh Ke Lingkungan Sumber: Handbook of Human Factors and Ergonomics Method, Naville Stanton ASHRAE 1989a memberikan persamaan keseimbangan panas sebagai berikut: M – W = C + R + Esk + Cres + Eres Dimana : M : tingkat produksi energi metabolisme W : tingkat pekerjaan mekanik C : tingkat kehilangan panas konvektif dari kulit R : tingkat kehilangan panas radiatif dari kulit Esk : tingkat kehilangan panas pengupan total dari kulit Cres : tingkat kehilangan panas konvektif dari pernapasan Eres : tingkat kehilangan panas penguapan dari pernapasan Catatan bahwa: Esk = Ersw + Edif Dimana: Ersw : tingkat kehilangan panas penguapan kulit melalui keringat Universitas Sumatera Utara Edif : tingkat kehilangan panas penguapan kulit melalui kelembaban Sebuah pendekatan praktis menganggap produksi panas didalam tubuh M – W, kehilangan panas pada kulit C + R + Esk dan kehilangan panas dikarenakan pernapasan Cres – Eres. Tujuan berikutnya adalah untuk mengukur komponen persamaan keseimbangan panas di dalam istilah-istilah parameter yang bisa ditentukan diukur atau ditaksir. Produksi panas di dalam tubuh di hubungkan kepada aktivitas seseorang. Umumnya, oksigen dibawa ke dalam tubuh menghirup udara dan dibawa melalui darah ke sel- sel tubuh, dimana digunakan untuk membakar makanan. Kebanyakan energi yang dilepaskan berkenaan dengan panas bergantung pada aktivitas, beberapa pekerjaan ekternal yang dilakukan. + = − + 1 Dimana: f cl : Faktor area pakaian. Area permukaan tubuh yang ditutupi pakaian Acl dibagi dengan area permukaan tubuh yang terbuka tanpa pakaian R cl : daya tahan panas pakaian t o : Suhu operatif o C t sk : Suhu kulit rata-rata o C t r : Suhu radian rata-rata o C h c : 8.3 v 0.6 untuk 0.2 v4.0 h c = 3.1 untuk 0 v 0.2 Dimana v adalah kecepatan udara ms -2 . Koefisien perpindahan panas radiatif hr dapat ditentukan dengan: Universitas Sumatera Utara h r = 4  Ar AD 273,2 + tcl +tr 2 3 Dimana:  : Emisifitas area permukaan tubuh  : konstanta Stefan-boltzman 5,67 x 10 -8 Wm -2 K -4 A r : area radiatif efektif tubuh m 2 Suhu permukaan tubuh yang tertutupi oleh pakaian dihitung dengan: = 1 + + 1 + + Mulai dengan t cl = 0,0 dan lakukan evaluasi terhadap nilai-nilai baru untuk h r , t cl , h t , t cl , hingga terjadi selisih antar t cl ≤ 0,01. Suhu operatif dihitung dengan rumus : t o = + + Sedangkan kombinasi perpindahan panas dihitung dengan rumus: h = h c +h r Total penguapan dari kulit dihitung dengan rumus: E sk = � , −� , + 1 Cres + Eres = 0.0014 M 34 - ta + 0,0173 M 5,87-Pa r adalah efisiensi dari keringat, nilai r menyatakan bebrapa keringat yang menetes. Universitas Sumatera Utara

3.8. Perpindahan Panas dari Tubuh ke Kulit

11 Metabolisme produksi panas terjadi pada semua bagian tubuh dan sistem termoregulasi mengatur berapa banyak panas yang dipindahkan ke kulit. Dari Gambar 3.13. dapat dilihat betapa pentingnya untuk mengetahui bahwa perpindahan panas dipengaruhi oleh pakaian. Gambar 3.13. Model Perpindahan Panas Sederhana dengan Insulasi Pakaian Sumber: Human Thermal Environments, Ken Parsons

3.9. Individual Clothing

12 Dalam menjaga keseimbangan panas tubuh yang mengalir ke kulit, menentukan suhu kulit, melalui perpindahan ke permukaan pakaian, menentukan suhu pakaian dan suhu lingkungan luar maka tubuh harus menjaga keseimbangan panas, panas akan mengalir keluar dari tubuh sampai mencapai kesetimbangan suhu tubuh, suhu kulit dan suhu pakaian dalam suhu lingkungan. Berikut adalah tabel nilai insulasi panas untuk setiap jenis pakaian yang ditunjukkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Nilai Insulasi Panas I clo untuk setiap Jenis Pakaian Jenis Pakaian Insulasi Panas I clo Pakaian Dalam 11 Ibid., hal. 212-213. 12 Ibid., hal 217-218 Universitas Sumatera Utara Celana Dalam 0.03 Celana dalam berkaki panjang 0.10 Singlet 0.04 Kaos 0.09 Kemeja berlengan panjang 0.12 Celana dalam dan bra 0.03 Kemejablus Lengan panjang 0.15 Tebal, lengan panjang 0.20 Normal, lengan panjang 0.25 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Nilai Insulasi Panas I clo untuk setiap Jenis Pakaian Lanjutan Jenis Pakaian Insulasi Panas I clo Kemeja planel, lengan panjang 0.30 Blus tipis, lengan panjang 0.15 Celana Pendek 0.06 Tebal 0.20 Normal 0.25 Planel 0.28 Gaunrok Rok tipis musim panas 0.15 Gaun tebal musim dingin 0.25 Gaun tipis, lengan pendek 0.20 Gaun musim dingin, lengan panjang 0.40 Boiler suit 0.55 Baju hangat Rompi berlengan 0.12 Baju hangat tipis 0.20 Baju hangat 0.28 Baju hangat tebal 0.30 Jaket Jaket musim panas 0.25 Jaket 0.35 Blazer 0.30 Insulasi tinggi, fibre-pelt Boiler suit 0.90 Celana 0.35 Jaket 0.40 Rompi 0.20 Pakaian luar Mantel 0.60 Jaket 0.55 Parka 0.70 Keseluruhan fiber-pelt 0.55 Lain-lain Kaus kaki 0.02 Kaus kaki tebal sepanjang 0.05 Kaus kaki tebal panjang 0.10 Stoking nilon 0.03 Sepatu bersol tipis 0.02 Sepatu bersol tebal 0.04 Sepatu bot 0.10 Sarung tangan 0.05 Sumber: Human Thermal Environments, Ken Parsons Universitas Sumatera Utara

3.10. Metabolisme Tubuh Manusia Metabolic Rate

13,14 Metabolic rate adalah panas di dalam tubuh sepanjang beraktivitas. Nilai dari metabolic rate sangat bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Pada umumnya, metabolic rate diukur dalam satuan met 1 met = 50 kcal h -1 m -2 . Semakin banyak melakukan aktivitas fisik maka semakin banyak panas yang dihasilkan. Metabolisme merupakan proses perubahan secara fisik dan kimiawi dalam jaringan maupun sel tubuh untuk mempertahankan hidup dan pertumbuhannya. Semakin cepat terjadinya proses metabolisme, maka semakin banyak energi yang dihasilkan dari proses pembakaran kalori tubuh. Nilai untuk masing-masing aktivitas dan kecepatan metabolisme dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Aktivitas dan Kecepatan Metabolisme No Aktivitas Satuan Met Wm 2 1 Berbaring 0.8 46 2 Duduk Tenang 1.0 58 3 Tukang jam 1.1 65 4 Berdiri santai 1.2 70 5 Aktivitas biasa kantor, rumah tangga, sekolah 1.2 70 6 Menyetir mobil 1.4 80 7 Pekerja grafis – tukang jilid 1.5 85 8 Berdiri, aktivitas ringanbelanja, lab, industry ringan 1.6 93 9 Guru, mengajar didepan kelas 1.6 95 10 Kerja rumah tangga cukur, mencuci, berpakaian 1.7 100 11 Berjalan di dataran, 2 kmjam 1.9 110 12 Berdiri, aktivitas sedang menjaga took, rumah tangga 2.0 116 13 Industri bangunan, memasang bata bata 15,3 Kg 2.2 125 14 Berdiri mencuci piring 2.5 145 15 Kerja rumah tangga- mengumpulkan daun di halaman 2.9 170 16 Kerja rumah tangga – mencuci dengan tangan dan menyetrika 2.9 170 17 Besi dan baja- menuang, mencetak 3.0 175 13 Auliciems, Andris and Steven V. Szokolay. Thermal Comfort Brisband, hal 6 14 Gallo, C., dkk. Architecture Comfort and Energy Amsterdam: Elsevier, hal 40. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Aktivitas dan Kecepatan Metabolisme Lanjutan No Aktivitas Satuan Met Wm 2 18 Industri – membentuk cetakan 3.1 180 19 Berjalan di dataran, 5 kmjam 3.4 200 20 Kehutanan – memotong dengan gergaji satu tangan 3.5 205 21 Pertanian – membajak dengan kuda 4.0 235 22 Olah raga – meluncur di atas es, 18 kmjam 6.2 360 23 Peranian – menggali dengan cangkul 24 angkatanmenit 6.5 380 24 Olah raga – ski diantara 18 kmjam 7.0 405 25 Kehutanan – bekerja dengan kapak 2 kg, 33 ayunanmenit 8.6 500 26 Olah raga – lari 15 kmjam 9.5 550 Sumber: Neville Stanton Auliciems, Andris and Steven V. Szokolay

3.11. Heat Stress Index HSI

15 Heat Stress Index HSI merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk membuktikan adanya indikasi heat stress pada pekerja di tempatnya bekerja. Metode ini dikembangkan oleh Belding dan Hact pada tahun 1955. Pada dasarnya, HSI merupakan perbandingan dari penguapan yang dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan panas Er eq dari penguapan yang diperoleh dari lingkungan E max . Berikut adalah arti rentang nilai HSI yang ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Arti Rentang Nilai HSI HSI Efek Paparan Selama 8 jam Pengaruh Terhadap Pekerja -20 Tekanan dingin yang ringan Pemulihan dari paparan panas Tidak terjadi tekanan panas Tidak ada 10-30 Terjadi tekanan panas, dari tingkat ringan hingga sedang Sedikit pengaruh pada pekerjaan fisik, memungkinkan penurunan kemampuan kerja 40-60 Terjadi tekanan panas, dari tingkat sangat berat Ancaman kesehatan bagi pekerja yang tidak layak, aklitimasi dibutuhkan 15 Naville, Stanton dkk, Op.Cit., hal.62-5 – 62-6. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3. Arti Rentang Nilai HSI Lanjutan HSI Efek Paparan Selama 8 jam Pengaruh Terhadap Pekerja 70-90 Terjadi tekanan panas, dari tingkat yang sangat berat Pemilihan selektif pekerja 100 Tekanan panas maksimal harian Dapat ditoleransi apabila fit, aklitimasi pada pekerja muda 100 Waktu paparan terbatas Temperatur inti tubuh meningkat Sumber: Neville Stanton Auliciems, Andris and Steven V. Szokolay

3.12. Indeks Suhu Bola Basah ISBB

16 WBGT Wet Bulb Globe Temperatur sering disebut juga dengan ISBB. Perhitungan ISBB terbagi menjadi 2 bagian, yaitu perhitungan ISBB di luar ruangan dengan panas radiasi dan perhitungan ISBB di dalam ruangan tanpa panas radiasi. Untuk ISBB dengan panas radiasi, digunakan rumus: ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering Sedangkan, rumus ISBB tanpa radiasi digunakan rumus ISBB : 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola

3.13. Penilaian Beban Kerja Fisik

17 Penilaian beban kerja dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian langsung dan metode penilaian tidak langsung. 16 Ibid., hal. 345. 17 Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, kesehatan kerja dan Produktivitas. hal. 97- 102. Universitas Sumatera Utara

3.13.1. Penilaian Beban Kerja Secara Langsung