Perhitungan Beban Kerja Pekerja Perhitungan Nilai WBGT Existing Perhitungan Nilai Ambang Batas WBGT

Gambar 5.3. Diagram Persepsi Sensasi Termal dan Kenyamanan Termal Pekerja Stasiun Penggorengan Serta Stasiun Pemotongan dan Pencucian Dari data diatas didapatkan bahwa rata-rata pekerja merasakan sensasi termal pada lingkungan kerja yang panas dan tidak nyaman. Selain itu pekerja merasakan efek panas yang menyebabkan mengganggu pekerjaan dan mengharapkan lingkungan kerja yang lebih dingin.

5.3.4. Perhitungan Beban Kerja Pekerja

Metode penilaian secara langsung digunakan untuk menentukan jumlah kebutuhan energi yang di konsumsi untuk suatu pekerjaan. Persamaan perhitungan jumlah energinya yaitu: Y = 1,80411  0,0229038 X + 4,71711 . 10 -4 X 2 Dimana: Y = Energi kkalmenit X = Kecepatan denyut jantung denyutmenit 0.5 1 1.5 2 2.5 1 2 3 4 V o te Pertanyaan Sensasi Thermal Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Operator 5 Universitas Sumatera Utara Data yang dikumpulkan untuk perhitungan beban kerja adalah data denyut nadi istirahat DNI dan denyut nadi kerja DNK pekerja yang ditunjukkan pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Data Denyut Nadi Pekerja No. Pekerja Umur Tahun Tinggi Badan cm Berat Badan kg DNI denyut menit DNK denyut menit 1. Operator 1 35 165 52 78 126 2. Operator 2 26 160 52 66 134 3. Operator 3 32 167 56 72 120 4. Operator 4 40 152 70 77 111 5. Operator 5 36 158 52 93 113

5.3.5. Pengolahan Fisiologi

5.3.5.1. Metode Penilaian Secara Langsung

Perhitungan konsumsi energi untuk setiap tenaga kerja di Pabrik keripik Kreasi Lutvi adalah sebagai berikut: Y = 1,80411  0,0229038 X + 4,71711 . 10 -4 X 2 Dimana: Y = Energi kkalmenit X = Kecepatan denyut jantung denyutmenit Kategori beban kerja berdasarkan konsumsi energi Y dengan konversi satuan ke dalam Kkal per jam adalah sebagai berikut: Beban kerja ringan : 100 200 kkaljam Beban kerja sedang : 201 350 kkaljam Beban kerja berat : 351 500 kkaljam Universitas Sumatera Utara Sebagai contoh berikut adalah perhitungan konsumsi energi untuk pekerja 1 dengan Denyut Nadi Kerja 126 yaitu: Y = 1,80411  0,0229038 126 + 4,71711 . 10 -4 126 2 = 6.40746 Kkalmenit = 384,4476 Kkaljam Rekapitulasi nilai konsumsi energi untuk tenaga kerja selama 8 jam kerja dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut. Tabel 5.6. Rekapitulasi Nilai Konsumsi Energi No. Pekerja DNK dpm Konsumsi Energi Kkalmenit Konsumsi Energi Kkaljam Kategori Beban Kerja 1. Pekerja 1 126 6,407 384,44 Berat 2. Pekerja 2 134 7,171 430,24 Berat 3. Pekerja 3 120 5,878 352,71 Berat 4. Pekerja 4 111 5,047 302,79 Sedang 5. Pekerja 5 113 5,239 314,36 Sedang

5.3.5.2. Metode Penilaian secara Tidak Langsung

1. Perhitungan Cardiovascular Load CVL Cardiovascular Load merupakan suatu perhitungan untuk menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum. Cardiovasculair Load CVL dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: istirahat nadi Denyut maksimum nadi Denyut istirahat nadi Denyut kerja nadi Denyut 100 CVL     Di mana denyut nadi maksimum: a. Laki-laki = 220 – umur adalah Universitas Sumatera Utara b. Wanita = 200 - umur Dari perhitungan CVL tersebut akan dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut : 30 = Tidak terjadi kelelahan 30 – 60 = Diperlukan perbaikan 60 – 80 = Kerja dalam waktu singkat 80 – 100 = Diperlukan tindakan segera 100 = Tidak diperbolehkan beraktivitas Sebagai contoh, berikut adalah perhitungan CVL dari pekerja 1. DNM Pekerja 1 = 220 – 35 = 185 Perhitungan CVL untuk Pekerja 1 adalah sebagai berikut: 44,86 78 185 78 126 100 CVL      Berikut adalah hasil rekapitulasi perhitungan CVL yang ditunjukkan pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Rekapitulasi Perhitungan CVL No. Pekerja Jenis Kelamin Umur Tahun DNI dpm DNK dpm DN Max CVL Keterangan 1. Pekerja 1 Lk 35 78 126 185 44,86 Diperlukan perbaikan 2. Pekerja 2 Lk 26 66 134 194 53,13 Diperlukan perbaikan 3. Pekerja 3 Lk 32 72 120 188 41,38 Diperlukan perbaikan 4. Pekerja 4 Pr 40 77 111 160 40,96 Diperlukan Perbaikan 5. Pekerja 5 Pr 36 93 113 164 28,16 Tidak terjadi Kelelahan Universitas Sumatera Utara

5.4. Tingkat Paparan Panas

Tingkat Paparan panas dapat dilihat dari nilai perentasi HSI dan WBGT untuk menganalisa tingkat paparan panas yang ada di stasiun penggorengan serta stasiun pemotongan dan pencucian Pabrik Kreasi Lutvi.

5.4.1. Perhitungan Nilai Heat Stress Index

Pengumpulan data kondisi termal yang dimaksud antara lain pengumpulan data temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, temperatur globe, temperatur basah, temperatur kering.

5.4.1.1. Data Temperatur Udara Ta

Temperatur udara diukur pada 4 titik yang telah ditentukan sebelumnya dan pada setiap titiknya akan dilakukan pengukuran pada 3 titik gradien ketinggian yang berbeda-beda. Data hasil rata-rata pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8. Data Rata-rata Temperatur Udara waktu Pukul Titik Temperatur Udara °C Ketinggian m Rata - rata per titik pengukuran

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 1 33,7 33,6 33,5 35,63 09.01-10.00 34,1 34 33,9 10.01-11.00 34,5 34,8 34,7 11.01-12.00 36,2 35,8 35,7 13.01-14.00 36,0 36,6 36,7 14.01-15.00 37,7 37,6 37,5 15.01-16.00 36,1 36 35,9 16.01-17.00 35,5 35,6 35,3 Rata-rata 35,5 35,5 35,4 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8. Data Rata-rata Temperatur Udara Lanjutan waktu Pukul Titik Temperatur Udara °C Ketinggian m Rata - rata per titik pengukuran

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 2 33,9 34,3 34,2 35,65 09.01-10.00 34,5 34,4 33,9 10.01-11.00 34,7 34,5 34,5 11.01-12.00 35,6 35,8 35,2 13.01-14.00 36,2 36,4 36,4 14.01-15.00 37,7 37,8 37,6 15.01-16.00 36,3 36,6 36,5 16.01-17.00 35,5 35,8 35,4 Rata-rata 35,6 35,7 35,5 08.01-09.00 3 33,8 33,5 34,1 35,45 09.01-10.00 34,5 34,2 34,4 10.01-11.00 34,8 34,5 33,7 11.01-12.00 35,5 35,3 35,5 13.01-14.00 35,4 35,1 35,2 14.01-15.00 37,8 37,6 37,6 15.01-16.00 36,8 37,2 37,2 16.01-17.00 35,8 35,8 35,6 Rata-rata 35,6 35,4 35,4 08.01-09.00 4 33,5 33,3 33,4 35,33 09.01-10.00 34 34,3 34,1 10.01-11.00 34,5 34,4 34,2 11.01-12.00 35,6 34,8 34,7 13.01-14.00 36,8 36,9 36,9 14.01-15.00 37,1 37,2 37 15.01-16.00 35,8 35,8 36,4 16.01-17.00 35,2 35,4 35,5 Rata-rata 35,3 35,3 35,3 Data tersebut selanjutnya dihitung perbedaan hasil pengukuran rata-rata masing-masing gradien ketinggian, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.9. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9. Data Rata-rata Gradien Temperatur Udara Waktu Temperatur Udara o C Ketinggian m

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 33,5 33,6 33,6 09.01-10.00 34,4 34,4 34,5 10.01-11.00 35,0 35,3 35,3 11.01-12.00 35,7 35,7 35,8 13.01-14.00 36,6 36,6 36,6 14.01-15.00 37,3 37,4 37,4 15.01-16.00 36,6 36,6 36,7 16.01-17.00 34,6 34,8 34,8 Grafik temperatur udara terhadap waktu pengukuran dan ketinggian dapat dilihat pada Gambar 5.4. Gambar 5.4. Grafik Temperatur Udara Terhadap Waktu dan Ketinggian

5.4.1.2. Pengumpulan Data Kecepatan Angin V

Kecepatan angin diukur pada 4 titik yang telah ditentukan sebelumnya dan pada setiap titiknya akan dilakukan pengukuran pada 3 titik gradien ketinggian yang berbeda-beda. Data hasil rata-rata pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.10. 33.0 34.0 35.0 36.0 37.0 38.0 2 4 6 8 10 Te m p e ra tu r U d a ra ºC Waktu Temperatur Udara 0.1 m 1.1 m 1.7 m Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Data Rata-rata Kecepatan Angin waktu Pukul Titik Kecepatan Angin V Ketinggian m Rata - rata per titik pengukuran

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 1 0,28 0,29 0,30 0,29 09.01-10.00 0,28 0,28 0,27 10.01-11.00 0,31 0,31 0,31 11.01-12.00 0,3 0,3 0,29 13.01-14.00 0,29 0,29 0,28 14.01-15.00 0,28 0,27 0,26 15.01-16.00 0,3 0,3 0,32 16.01-17.00 0,31 0,31 0,33 Rata-rata 0,29 0,29 0,30 08.01-09.00 2 0,28 0,28 0,31 0,30 09.01-10.00 0,28 0,29 0,28 10.01-11.00 0,31 0,3 0,3 11.01-12.00 0,3 0,3 0,3 13.01-14.00 0,29 0,3 0,3 14.01-15.00 0,28 0,27 0,3 15.01-16.00 0,3 0,31 0,31 16.01-17.00 0,31 0,3 0,31 Rata-rata 0,29 0,29 0,30 08.01-09.00 3 0,28 0,3 0,29 0,30 09.01-10.00 0,29 0,29 0,31 10.01-11.00 0,3 0,31 0,3 11.01-12.00 0,31 0,31 0,31 13.01-14.00 0,29 0,3 0,31 14.01-15.00 0,28 0,3 0,3 15.01-16.00 0,3 0,3 0,32 16.01-17.00 0,31 0,32 0,33 Rata-rata 0,30 0,30 0,31 08.01-09.00 4 0,28 0,3 0,29 0,30 09.01-10.00 0,28 0,29 0,31 10.01-11.00 0,3 0,31 0,31 11.01-12.00 0,3 0,31 0,31 13.01-14.00 0,3 0,3 0,31 14.01-15.00 0,29 0,3 0,29 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Data Rata-rata Kecepatan Angin Lanjutan waktu Pukul Titik Kecepatan Angin V Ketinggian m Rata - rata per titik pengukuran

0,1 1,1

1,7 15.01-16.00 0,3 0,31 0,31 16.01-17.00 0,3 0,31 0,3 Rata-rata 0,29 0,30 0,30 Data tersebut selanjutnya dihitung perbedaan hasil pengukuran rata-rata masing-masing gradien ketinggian, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Data Rata-rata Gradien Kecepatan Angin V Waktu Kecepatan Angin ms Ketinggian m

0.1 1.1

1.7 08.01-09.00 0,28 0,29 0,30 09.01-10.00 0,28 0,29 0,29 10.01-11.00 0,31 0,31 0,31 11.01-12.00 0,30 0,31 0,31 13.01-14.00 0,29 0,30 0,30 14.01-15.00 0,28 0,29 0,29 15.01-16.00 0,30 0,31 0,32 16.01-17.00 0,31 0,31 0,32 Grafik kecepatan angin terhadap waktu pengukuran dan ketinggian dapat dilihat pada Gambar 5.5. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.5. Grafik Kecepatan Angin Terhadap Waktu dan Ketinggian

5.4.1.3. Pengumpulan Data Kelembaban Udara RH

Kelembaban Udara diukur pada 4 titik yang telah ditentukan sebelumnya dan pada setiap titiknya akan dilakukan pengukuran pada 3 titik gradien ketinggian yang berbeda-beda. Data rata-rata pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.12. Tabel 5.12. Data Rata-rata Kelembaban Udara Waktu Pukul Titik Kelembaban Udara RH Ketinggian m Rata - rata per titik pengukuran

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 1 76,7 75,4 75,5 68,45 09.01-10.00 75,5 74,4 73,8 10.01-11.00 70,5 70,3 69,7 11.01-12.00 66,2 65,6 66,2 13.01-14.00 65,2 65 65,2 14.01-15.00 64,2 63,8 64,3 15.01-16.00 65,3 65,1 65,1 16.01-17.00 67,2 66,4 66,2 0.26 0.27 0.28 0.29 0.30 0.31 0.32 0.33 K e ce p a ta n A n g in m s Waktu Kecepatan Angin ms 0.1 m 1.1 m 1.7 m Universitas Sumatera Utara Rata-rata 68,9 68,3 68,3 Tabel 5.12. Data Rata-rata Kelembaban Udara Lanjutan Waktu Pukul Titik Kelembaban Udara RH Ketinggian m Rata - rata per titik pengukuran

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 2 75,7 76,2 74,2 68,41 09.01-10.00 73 72,4 71,2 10.01-11.00 71,4 70,3 69,4 11.01-12.00 69,6 68 67,1 13.01-14.00 66,6 65 65,2 14.01-15.00 64,7 64,2 63,7 15.01-16.00 65,2 65 64,2 16.01-17.00 66,9 66,5 66,1 Rata-rata 69,1 68,5 67,6 08.01-09.00 3 76,2 75,2 75,2 68,45 09.01-10.00 72,2 72,3 71,2 10.01-11.00 71,2 70,4 69,2 11.01-12.00 69,7 68,4 68,6 13.01-14.00 65,8 64,8 65,2 14.01-15.00 64,2 63,8 64,0 15.01-16.00 65,6 64,8 65,1 16.01-17.00 67,1 66,8 65,7 Rata-rata 69,0 68,3 68,0 08.01-09.00 4 75 77,2 76,6 68,42 09.01-10.00 73,5 72,7 72 10.01-11.00 71,4 70,5 69,8 11.01-12.00 66,4 65,4 66,4 13.01-14.00 65,1 65,1 65,2 14.01-15.00 65,6 65,4 64,5 15.01-16.00 65,8 65,2 65 16.01-17.00 66,4 65,4 66,4 Rata-rata 68,7 68,4 68,2 Berdasarkan data tersebut, selanjutnya dihitung perbedaan hasil pengukuran rata-rata masing-masing gradien ketinggian, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.13. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Data Rata-rata Gradien Kelembaban Udara RH Waktu Kelembaban udara Ketinggian m

0.1 1.1

1.7 08.01-09.00 75,9 76,0 75,4 09.01-10.00 73,6 73,0 72,1 10.01-11.00 71,1 70,4 69,5 11.01-12.00 68,0 66,9 67,1 13.01-14.00 65,7 65,0 65,2 14.01-15.00 64,7 64,3 64,1 15.01-16.00 65,5 65,0 64,9 16.01-17.00 66,9 66,3 66,1 Grafik kelembaban udara terhadap waktu pengukuran dan ketinggian dapat dilihat pada Gambar 5.6. Gambar 5.6. Grafik Kelembaban Udara Terhadap Waktu dan Ketinggian

5.4.1.4. Pengumpulan Data Temperatur Basah

Temperatur basah diukur pada 4 titik yang telah ditentukan sebelumnya dan pada setiap titiknya akan dilakukan pengukuran pada 3 titik gradien 55.0 60.0 65.0 70.0 75.0 80.0 K e le m b a b a n Waktu Hubungan Kelembaban Udara dan waktu 0.1 m 1.1 m 1.7 m Universitas Sumatera Utara ketinggian yang berbeda-beda. Data rata-rata pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Data Rata-rata Temperatur Basah waktu Pukul Titik Temperatur Basah o C Ketinggian m Rata - rata per titik pengukuran

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 1 24,2 24,4 24,7 25,68 09.01-10.00 24,6 24,4 25,2 10.01-11.00 25,2 25,4 25,7 11.01-12.00 25,6 25,8 26,6 13.01-14.00 26,2 26,4 27,2 14.01-15.00 26,6 27,1 27,5 15.01-16.00 25,2 25,5 26,6 16.01-17.00 25,1 25,3 25,7 Rata-rata 25,3 25,5 26,2 08.01-09.00 2 24,6 24,3 25,4 25,94 09.01-10.00 24,8 24,3 25,6 10.01-11.00 25,6 25,5 26,4 11.01-12.00 25,7 25,6 26,6 13.01-14.00 26,6 26,7 27,6 14.01-15.00 27,6 27,6 27,5 15.01-16.00 25,6 25,7 26,6 16.01-17.00 25,5 25,3 25,9 Rata-rata 25,8 25,6 26,5 08.01-09.00 3 24,4 24,5 24,8 25,84 09.01-10.00 24,4 24,8 25,1 10.01-11.00 25,4 25,6 26,4 11.01-12.00 25,8 25,7 26,6 13.01-14.00 26,4 26,8 27,5 14.01-15.00 27,1 27,6 27,2 15.01-16.00 25,5 25,8 26,2 16.01-17.00 25,3 25,5 25,7 Rata-rata 25,5 25,8 26,2 08.01-09.00 4 24,2 24,5 24,8 25,61 09.01-10.00 24,3 24,7 24,4 10.01-11.00 25,1 25,1 25,2 11.01-12.00 26,2 26,4 26,2 13.01-14.00 26,5 26,7 26,8 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14. Data Rata-rata Temperatur Basah Lanjutan waktu Pukul Titik Temperatur Basah o C Ketinggian m Rata - rata per titik pengukuran

0,1 1,1

1,7 14.01-15.00 26,8 26,8 27,3 15.01-16.00 25,6 25,8 26,2 16.01-17.00 24,8 25,1 25,3 Rata-rata 25,4 25,6 25,8 Berdasarkan data tersebut, selanjutnya dihitung perbedaan hasil pengukuran rata-rata masing-masing gradien ketinggian, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. Data Rata-rata Gradien Temperatur Basah o C Waktu Temperatur Basah o C Ketinggian m

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 24,4 24,4 24,9 09.01-10.00 24,5 24,6 25,1 10.01-11.00 25,3 25,4 25,9 11.01-12.00 25,8 25,9 26,5 13.01-14.00 26,4 26,7 27,3 14.01-15.00 27,0 27,3 27,4 15.01-16.00 25,5 25,7 26,4 16.01-17.00 25,2 25,3 25,7 Grafik temperatur basah terhadap waktu pengukuran dan ketinggian dapat dilihat pada Gambar 5.7. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.7. Grafik Temperatur Basah Terhadap Waktu dan Ketinggian

5.4.1.5. Pengumpulan Data Temperatur Kering

Temperatur kering diukur pada 4 titik yang telah ditentukan sebelumnya dan pada setiap titiknya akan dilakukan pengukuran pada 3 titik gradien ketinggian yang berbeda-beda. Data rata-rata pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Data Rata-rata Temperatur Kering Waktu Pukul Titik Temperatur Kering o C Ketinggian m Rata - rata per titik pengukuran

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 1 27,5 27,6 28,5 30,57 09.01-10.00 28,4 29,1 30,1 10.01-11.00 30,3 30,5 30,8 11.01-12.00 30,8 31,2 31,5 13.01-14.00 31,5 31,3 32,5 14.01-15.00 31,8 32,1 32,8 15.01-16.00 31,4 31,5 32,5 16.01-17.00 29,8 29,7 30,5 Rata-rata 30,2 30,4 31,2 22.0 23.0 24.0 25.0 26.0 27.0 28.0 Te m p e ra tu r B a sa h ºC Waktu Hubungan Temperatur Basah o C dan Waktu 0.1 m 1.1 m 1.7 m Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16. Data Rata-rata Temperatur Kering Lanjutan Waktu Pukul Titik Temperatur Kering o C Ketinggian m Rata - rata per titik pengukuran

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 2 27,4 27,6 27,4 30,36 09.01-10.00 28,4 28,6 28,5 10.01-11.00 30,3 30,5 30,8 11.01-12.00 30,8 30,8 31,5 13.01-14.00 31,5 31,6 31,6 14.01-15.00 32,1 32,2 32,5 15.01-16.00 31,4 31,2 31,5 16.01-17.00 30,1 29,8 30,6 Rata-rata 30,3 30,3 30,6 08.01-09.00 3 27,5 27,6 27,4 30,37 09.01-10.00 28,2 28,7 28,6 10.01-11.00 30,3 30,5 30,7 11.01-12.00 30,4 30,6 31,2 13.01-14.00 31,4 31,6 31,7 14.01-15.00 32,1 32,2 32,5 15.01-16.00 31,5 31,7 31,6 16.01-17.00 30,1 30,2 30,5 Rata-rata 30,2 30,4 30,5 08.01-09.00 4 27,3 27,4 28,5 30,49 09.01-10.00 28,3 28,5 30,1 10.01-11.00 30,5 30,3 30,7 11.01-12.00 30,5 30,3 31,5 13.01-14.00 31,3 31,6 32,7 14.01-15.00 32,1 32,5 32,8 15.01-16.00 31,4 31,2 32,5 16.01-17.00 29,8 29,5 30,5 Rata-rata 30,2 30,2 31,2 Berdasarkan data tersebut, selanjutnya dihitung perbedaan hasil pengukuran rata-rata masing-masing gradien ketinggian, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.17. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.17. Data Rata-rata Gradien Temperatur Kering o C Waktu Temperatur Kering o C Ketinggian m

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 27,4 27,6 28,0 09.01-10.00 28,3 28,7 29,3 10.01-11.00 30,4 30,5 30,8 11.01-12.00 30,6 30,7 31,4 13.01-14.00 31,4 31,5 32,1 14.01-15.00 32,0 32,3 32,7 15.01-16.00 31,4 31,4 32,0 16.01-17.00 30,0 29,8 30,5 Grafik Temperatur Kering terhadap waktu pengukuran dan ketinggian dapat dilihat pada Gambar 5.8. Gambar 5.8. Grafik Temperatur KeringTerhadap Waktu dan Ketinggian

5.4.1.6. Pengumpulan Data Temperatur Globe

Temperatur Globe diukur pada 4 titik yang telah ditentukan sebelumnya dan pada setiap titiknya akan dilakukan pengukuran pada 3 titik gradien ketinggian yang berbeda-beda. Data rata-rata pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.18. 27.0 28.0 29.0 30.0 31.0 32.0 33.0 2 4 6 8 10 Te m p e ra tu r K e ri n g ºC Waktu Hubungan Temperatur Kering ºC dan Waktu 0.1 m 1.1 m 1.7 m Universitas Sumatera Utara Tabel 5.18. Data Rata-rata Temperatur Globe Waktu Pukul Titik Temperatur Globe o C Ketinggian m Rata - rata per titik pengukuran

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 1 32,3 32,5 33,5 33,85 09.01-10.00 32,4 32,6 33,6 10.01-11.00 33,2 33,4 33,7 11.01-12.00 34,3 34,3 34,7 13.01-14.00 35,0 35,5 35,8 14.01-15.00 35,4 35,4 35,5 15.01-16.00 33,6 34,2 34,6 16.01-17.00 32,1 32,1 32,7 Rata-rata 33,5 33,8 34,3 08.01-09.00 2 32,5 32,7 32,5 33,71 09.01-10.00 32,6 32,7 32,6 10.01-11.00 33,3 33,6 33,8 11.01-12.00 34,3 34,3 34,6 13.01-14.00 35,1 35,4 35,6 14.01-15.00 35,2 35,4 35,5 15.01-16.00 33,3 33,1 33,8 16.01-17.00 32,3 32,2 32,6 Rata-rata 33,6 33,7 33,9 08.01-09.00 3 32,3 32,4 32,2 33,72 09.01-10.00 32,4 32,7 32,6 10.01-11.00 33,2 33,4 33,8 11.01-12.00 34,2 34,6 34,7 13.01-14.00 35,2 35,5 35,6 14.01-15.00 35,4 35,4 35,8 15.01-16.00 33,3 33,8 33,7 16.01-17.00 32,2 32,3 32,6 Rata-rata 33,5 33,8 33,9 08.01-09.00 4 32,0 32,3 32,3 33,38 09.01-10.00 32,1 32,2 32,4 10.01-11.00 33,2 33,3 33,4 11.01-12.00 33,5 34,2 34,2 13.01-14.00 34,6 35,0 35,2 14.01-15.00 35,2 35,4 35,4 15.01-16.00 32,6 33,0 33,3 16.01-17.00 31,8 32,1 32,4 Rata-rata 33,1 33,4 33,6 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data tersebut, selanjutnya dihitung perbedaan hasil pengukuran rata-rata masing-masing gradien ketinggian, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.19. Tabel 5.19. Data Rata-rata Gradien Temperatur Globe o C Waktu Temperatur Globe o C Ketinggian m

0,1 1,1

1,7 08.01-09.00 32,3 32,5 32,6 09.01-10.00 32,4 32,6 32,8 10.01-11.00 33,2 33,4 33,7 11.01-12.00 34,1 34,4 34,6 13.01-14.00 35,0 35,4 35,6 14.01-15.00 35,3 35,4 35,6 15.01-16.00 33,2 33,5 33,9 16.01-17.00 32,1 32,2 32,6 Grafik Temperatur globe terhadap waktu pengukuran dan ketinggian dapat dilihat pada Gambar 5.9. Gambar 5.9. Grafik Temperatur Globe Terhadap Waktu dan Ketinggian 30.0 31.0 32.0 33.0 34.0 35.0 36.0 Te m p e ra tu r G lo b e ºC Waktu Hubungan Temperatur Globe o C dan Waktu 0.1 m 1.1 m 1.7 m Universitas Sumatera Utara

5.4.1.7. Pengumpulan Data Insulasi Pakaian

Data insulasi pakaian pekerja diperoleh melalui pemberian kuesioner pribadi terhadap pekerja. Data keterangan insulasi pakaian yang digunakan pekerja ketika bekerja dapat dilihat pada tabel 5.20. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.20. Data Insulasi Pakaian yang Digunakan Pekerja No. Pekerja Pakaian Singlet Pakaian Celana Kaus Kaki Penutup Sepatu Nilai Clo Dalam- Celana Kaos Pendek Kepala Boots 1 Pekerja 1 0,03 0,04 0,09 0,26 0,10 0,09 0,10 0,71 2 Pekerja 2 0,03 0,04 0,09 0,26 0,10 0,09 0,10 0,71 3 Pekerja 3 0,03 0,04 0,09 0,26 0,10 0,09 0,10 0,71 4 Pekerja 4 0,03 0,00 0,09 0,26 0,10 0,09 0,10 0,67 5 Pekerja 5 0,03 0,00 0,09 0,25 0,10 0,09 0,10 0,66 Rata-rata 0,69 Universitas Sumatera Utara

5.5. Perhitungan Heat Stress Index HSI

Pengumpulan data termal berdasarkan titik-titik pengukuran, data tersebut akan diolah untuk mendapatkan nilai HSI pada gradien ketinggian titik pengukuran, dengan asumsi dan persamaan-persamaan berikut ini Parson, 2003. HSI dikembangkan oleh Belding dan Hatch berdasarkan pada pertukaran panas yaitu perbandingan dari pelepasan evaporasi yang dibutuhkan untuk mengatur kesimbangan panas tubuh E req dengan maximum potensi penguapan yang mungkin diterima pada lingkungan E max . Berikut adalah asumsi persaman yang digunakan dalam perhitungan heat strees index. HSI = E req E max Dimana: E req = Evaporasi yang dibutuhkan seperti Pelepasan keringat Wm -2 = M-R-C M = Jumlah metabolisme kerja R = Pelepasan radiasi panas per satuan luas Wm -2 C = Pelepasan konveksi panas persatuan luas Wm -2 E max = maximum evaorasi pelepasan keringat Wm -2 = 7,0 v 0,6 56-p a Berpakaian = 11,7 v 0,6 56-p a Tidak Berpakain R = k 1 35-t r ; k 1 = 4,4 jika berpakaian atau 7,3 jika tidak berpakaian C = k 2 v 0,6 35-t a ; k 2 = 4,6 jika berpakaian atau 7,6 jika tidak berpakaian t r = tg + 273 4 + 1,1 10 8 0,6 ɛɗ 0,4 − 0,25 - 273 Universitas Sumatera Utara p a = Tekanan parsial dari uap air di udara Kp a t r = Mean radiant temperatur o C t a = temperatur udara o C Asumsi: ɛ = 0,95 ɗ = 0,15 Diketahui data hasil pengukuran seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.21 berikut. Tabel 5.21. Rekapitulasi Nilai Parameter Termal pada Setiap Titik Titik Gradien Ketinggian m Temperatur Udara t a o C Temperatur Globe t g o C Kelembaban RH Kecepatan Angin v ms 1 0,1 35,5 33,5 0,689 0,29 1,1 35,7 33,8 0,685 0,29 1,7 35,8 34,3 0,683 0,30 2 0,1 35,6 33,6 0,687 0,29 1,1 35,7 33,7 0,685 0,29 1,7 35,6 33,9 0,683 0,30 3 0,1 35,4 33,5 0,690 0,30 1,1 35,5 33,8 0,687 0,30 1,7 35,5 33,9 0,686 0,31 4 0,1 35,3 33,1 0,690 0,29 1,1 35,3 33,4 0,688 0,30 1,7 35,5 33,6 0,687 0,30 t r = 33,5 + 273 4 + 1,1 10 8 0,29 0,6 0,95 0,15 0,4 33,5 − 35,5 0,25 – 273 = 31,499 o C Pa = Rh x 18,956 − 4030 ,18 35 ,5 +235 = 3,982 kPa Universitas Sumatera Utara C = 4,6 v 0,6 35-t a = 4,6 0,29 0,6 35 – 35,5 = -1,094 Wm -2 R = k 1 35-t r = 4,4 35 - 31,499 = 15,4042 Wm -2 E req = M – R – C = 180 – 15,4042– -1,094 = 165,59 E max = 7,0 v 0,6 56-p a = 7,0 0,29 0,6 56-3,982 = 173,255 HSI = E req E max x 100 = 165,69173,255 x100 = 95,63 Dengan demikian, nilai HSI pada titik 1 Gradien 0,1 memiliki nilai 95,63. Dengan prosedur perhitungan yang sama maka diperoleh nilai HSI pada titik gradien yang lainnya. Berikut adalah rekapitulasi perhitungan nilai HSI. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.22. Rekapitulasi Nilai HSI Berdasarkan Gradien Pengukuran Titik Gradien Ketinggian m tr c R Ereq Emax HSI 1 0,1 31,4990 -1,09438 15,40424 165,6901 173,2554 95,63348 1,1 31,90566 -1,53213 13,61509 167,917 173,1864 96,95741 1,7 32,784 -1,78698 9,750384 172,0366 176,7102 97,35523 2 0,1 31,60102 -1,31325 14,95552 166,3577 173,2208 96,03795 1,1 31,703 -1,53213 14,5068 167,0253 173,1864 96,44252 1,7 32,17335 -1,34024 12,43726 168,903 176,8594 95,50126 3 0,1 31,56061 -0,89349 15,13333 165,7602 176,8705 93,7184 1,1 32,07164 -1,11686 12,88478 168,2321 176,8549 95,12435 1,7 32,24319 -1,13906 12,12994 169,0091 180,3888 93,69156 4 0,1 30,88798 -0,65663 18,09288 162,5637 173,3817 93,76059 1,1 31,45868 -0,67012 15,58179 165,0883 176,9835 93,27895 1,7 31,66253 -1,11686 14,68488 166,432 176,8549 94,10651 Rata-rata 95,134 Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh grafik antara HSI dari temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan udara pada Gambar 5.10, Gambar 5.11, dan Gambar 5.12. Gambar 5.15. Grafik Perbandingan HSI dan Temperatur Udara Gambar 5.10. Grafik Perbandingan HSI dan Temperatur Udara 35.2 35.3 35.4 35.5 35.6 35.7 35.8 35.9 93 94 95 96 97 98 T e m p e ra tu r U d a ra o C HSI HSI - Temperatur Udara Temperatur Udara Linear Temperatur Udara Universitas Sumatera Utara Gambar 5.11. Grafik Perbandingan HSI dan Kelembaban Udara Gambar 5.12. Grafik Perbandingan HSI dan Kecepatan Udara Grafik di atas menunjukkan hubungan perbandingan antara HSI, dengan temperatur udara, kelembaban udara, serta kecepatan udara. Berdasarkan ketiga grafik diatas, terlihat bahwa grafik HSI berhubungan linear terhadap ketiga parameter yaitu temperatur udara, kelembaban udara dan kecepatan udara. 0.682 0.683 0.684 0.685 0.686 0.687 0.688 0.689 0.69 0.691 93 94 95 96 97 98 K e le m b a b a n U d a ra HSI HSI - Kelembaban Udara Kelembaban Linear Kelembaban 0.285 0.29 0.295 0.3 0.305 0.31 0.315 93 94 95 96 97 98 K e e p a ta n U d a ra m s HSI HSI - Kecepatan Udara Kecepatan Udara Linear Kecepatan Udara Universitas Sumatera Utara

5.6. Perhitungan Nilai WBGT

Perhitungan nilai WBGT dilakukan dengan persamaan di bawah ini: WBGT untuk diluar ruangan dengan panas radiasi matahari: WBGT : 0,7 Tnwb + 0,2 Tg + 0,1 Ta WBGT untuk di dalam ruangan tanpa radiasi matahari adalah: WBGT : 0,7 Tnwb + 0,3 Tg Keterangan: Tnwb : Suhu Basah alami Tg : Suhu Bola Ta : Suhu Kering Perhitungan WBGT pada stasiun penggorengan serta stasiun pemotongan dan pencucian dilakukan dengan mempertimbangkan radiasi, karena atap pada pabrik dibuat sedikit terbuka dan adanya ventilasi yang memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan. Tabel 5.23. Data Suhu Bola Basah dan Temperatur Globe Titik Gradien Ketinggian m Temperatur Basah tnwb o C Temperatur Globe t g o C Temperatur Kering o C 1 0,1 29,8 33,5 30,2 1,1 29,8 33,8 30,4 1,7 29,7 34,3 31,2 2 0,1 29,8 33,6 30,3 1,1 30,1 33,7 30,3 1,7 29,8 33,9 30,6 3 0,1 29,8 33,5 30,2 1,1 29,8 33,8 30,4 1,7 29,7 33,9 30,5 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.23. Data Suhu Bola Basah dan Temperatur Globe Lanjutan Titik Gradien Ketinggian m Temperatur Basah tnwb o C Temperatur Globe t g o C Temperatur Kering o C 4 0,1 29,8 33,1 30,2 1,1 29,8 33,4 30,2 1,7 29,8 33,6 31,2 Berdasarkan data diatas maka didapatkan WBGT untuk titik pertama, ketinggian 0,1 m dengan persamaan: WBGT = 0,7 Tnwb + 0,2 Tg + 0,1 Ta WBGT = 0,7 x 25,3 + 0,2 x 33,5 + 0,1 x 30,2 = 27,43 o C Degan perhitungan yang sama seperti diatas dapat diperoleh nilai WBGT untuk titik yang lain yang ditunjukkan pada Tabel 5.24. Tabel 5.24. Rekapitulasi Perhitungan Nilai WBGT Titik Gradien Ketinggian m Temperatur Basah tnwb o C Temperatur Globe t g o C Temperatur Kering o C WBGT o C 1 0,1 25,3 33,5 30,2 27,43 1,1 25,5 33,8 30,4 27,65 1,7 26,2 34,3 31,2 28,32 2 0,1 25,8 33,6 30,3 27,81 1,1 25,6 33,7 30,3 27,69 1,7 26,5 33,9 30,6 28,39 3 0,1 25,5 33,5 30,2 27,57 1,1 25,8 33,8 30,4 27,86 1,7 26,3 33,9 30,5 28,17 4 0,1 25,4 33,1 30,2 27,42 1,1 25,6 33,4 30,2 27,62 1,7 25,8 33,6 31,2 27,9 Rata-rata 27,82 Universitas Sumatera Utara

5.6.1. Perhitungan Nilai WBGT Existing

Nilai WBGT Existing adalah nilai WBGT yang dirasakan oleh setiap pekerja, yang disesuaikan dengan pakaian kerja pekerja. Nilai koreksi WBGT berdasarkan ACGIH 1996, adalah sebagai berikut: Tabel 5.25. Faktor Koreksi WBGT Tipe Pakaian Koreksi WBGT o C Seraga kerja musim panas Summer work uniform Pakaian tertutup katun Cotton Overalls -2 Seragam musim dingin winter work uniform -4 Pembatas air berpori water barrier permeable -6 Sumber : Ken Parson Berdasarkan faktor koreksi dari WBGT tersebut maka WBGT rata-rata yang diterima pekerja yang menggunakan pakaian teertutup katun mengalami penurunan WBGT sebesar -2 o C, sehingga WBGT rata-rata menjadi 25,819.

5.6.2. Perhitungan Nilai Ambang Batas WBGT

Berdasarkan nilai WBGT rata-rata yang diterima oleh pekerja, maka dapat dilihat WBGT dengan nilai ambang batas WBGT berdasarkan ACGIH 1996 dan keputusan Kementrian Tenaga Kerja KEP.51MEN1999. Tabel. 5.26. Nilai Ambang Batas Ketetapan Proporsi Work-Idle Beban Kerja Work Idle Ringan Sedang Berat 100 30,0 o C 26,7 o C 25,0 o C 75 25 30,6 o C 28,0 o C 25,9 o C 50 50 31,4 o C 29,4 o C 27,9 o C 25 75 32,2 o C 31,1 o C 30 o C Universitas Sumatera Utara Jika melihat standar diatas, terlihat bahwa nilai ambang batas ditentukan oleh beban kerja, maka beban kerja yang diterima oleh pekerja adalah beban kerja berat sesuai dengan hasil perhitungan beban kerja pada Tabel 5.6.

5.6.3. Perhitungan Proporsi Work-Idle