Analisis Indeks Suhu Bola Basah Wet Bulb Globe Temperature Analisa Kondisi Termal di Tempat Kerja

Tabel 6.7. Nilai HSI Berdasarkan Ketinggian Pengukuran Titik Gradien Ketinggian m tr c R Ereq Emax HSI 1 0,1 31,4990 -1,09438 15,40424 165,6901 173,2554 95,63348 1,1 31,90566 -1,53213 13,61509 167,917 173,1864 96,95741 1,7 32,784 -1,78698 9,750384 172,0366 176,7102 97,35523 2 0,1 31,60102 -1,31325 14,95552 166,3577 173,2208 96,03795 1,1 31,703 -1,53213 14,5068 167,0253 173,1864 96,44252 1,7 32,17335 -1,34024 12,43726 168,903 176,8594 95,50126 3 0,1 31,56061 -0,89349 15,13333 165,7602 176,8705 93,7184 1,1 32,07164 -1,11686 12,88478 168,2321 176,8549 95,12435 1,7 32,24319 -1,13906 12,12994 169,0091 180,3888 93,69156 4 0,1 30,88798 -0,65663 18,09288 162,5637 173,3817 93,76059 1,1 31,45868 -0,67012 15,58179 165,0883 176,9835 93,27895 1,7 31,66253 -1,11686 14,68488 166,432 176,8549 94,10651 Rata-rata 95,134 Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa semakin tinggi gradien titik pengukuran maka semakin tinggi nilai HSI yang diperoleh. Dari data diatas dapat diliat bahwa heat stress index secara rata-rata adalah 95,13. Berdasarkan standar Ken Parsons, hal ini menunjukkan bahwa indeks heat stress yang terjadi di stasiun kerja terse but termasuk dalam kategori “very severe heat strain” atau “tekanan panas yang sangat mengganggu dan berbahaya bagi kesehatan”, dimana dalam kategori ini, kondisi panas yang dirasakan sudah akan mengganggu kesehatan dan kenyamanan operator.

6.1.9. Analisis Indeks Suhu Bola Basah Wet Bulb Globe Temperature

Berdasarkan perhitungan pada pengolahan data, maka diperoleh hasil indeks suhu bola basah. Rekapitulasi WBGT dapat dilihat pada Tabel 6.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.8. Hasil rekapitulasi Perhitungan WBGT pada Semua Titik Titik Gradien Ketinggian m Temperatur Basah tnwb o C Temperatur Globe t g o C Temperatur Kering o C WBGT o C 1 0,1 25,3 33,5 30,2 27,43 1,1 25,5 33,8 30,4 27,65 1,7 26,2 34,3 31,2 28,32 2 0,1 25,8 33,6 30,3 27,81 1,1 25,6 33,7 30,3 27,69 1,7 26,5 33,9 30,6 28,39 3 0,1 25,5 33,5 30,2 27,57 1,1 25,8 33,8 30,4 27,86 1,7 26,3 33,9 30,5 28,17 4 0,1 25,4 33,1 30,2 27,42 1,1 25,6 33,4 30,2 27,62 1,7 25,8 33,6 31,2 27,9 Rata-rata 27,82 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan menggunakan hasil WBGT dan kategori beban kerja, maka dapat diketahui presentase jam kerja dan istirahat. Adapun WBGT rata-rata adalah 27,82 o C dan kategori beban kerja adalah berat, maka diketahui bahwa waktu kerja berada pada 50 dan waktu istirahat pada 50. Dengan demikian waktu kerja adalah 50 atau sekitar 4,5 jam dan waktu istirahat adalah 50 atau sekitar 4,5 jam. Jika dibandingkan dengan jam kerja aktual yaitu waktu kerja 9 jam dan waktu istirahat 1 jam, maka dapat disimpulkan bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan kementrian tenaga kerja, sehingga perlu dilakukan penambahan waktu jam istirahat. Maka jam istirahat paling sedikit 4 jam 30 menit. Universitas Sumatera Utara

6.2. Pembahasan

Pembahasan pada bab ini difokuskan pada perbaikan kondisi termal di area kerja dan pembahasan berupa rancangan usulan perbaikan dan meningkatkan kenyamanan termal pekerja yang diharapkan dapat meningkatkan waktu kerja produktif pekerja stasiun penggorengan dan pemotongan.

6.2.1. Analisa Kondisi Termal di Tempat Kerja

Kondisi termal aktual rata-rata di dalam stasiun kerja pemotongan dan stasiun kerja penggorengan adalah temperatur ruangan adalah 35,5 o C, Kecepatan angin 0,3 ms, kelembaban 68,4 , temperatur basah 25,8 o C, temperatur kering 30,4 o C, dan temperatur globe 33,7 o C. Berikut adalah ukuran atau dimensi bangunan stasiun penggorengan dan stasiun pemotongan pada Pabrik Kreasi Lutvi. Tabel 6.9. Dimensi Bangunan Stasiun Penggorengan Dan Stasiun Pemotongan Departemen Ruangan Dimensi Satuan Luas Penggorengan dan Pemotongan Panjang 8 m Lebar 10,5 m Tinggi Tembok 5 m Panjang Atap 8 m Lebar Atap 10,5 Tinggi Atap dari Tembok 3 m Sumber : Pengumpulan Data Kondisi fisik bangunan stasiun penggorengan saat ini memiliki ukuran panjang 8 m dan lebar 10,5 m dengan tinggi tembok 5m. Sedangkan tinggi dari lantai ke puncak atap adalah 8 meter. Dengan demikian maka volume ruangan adalah 262,5 m 3 . Untuk bangunan stasiun pemotongan saat ini memiliki ukuran Universitas Sumatera Utara panjang x lebar 8 m x 10,5 m dan tinggi ruangan 5 meter sedangkan tinggi dari lantai ke puncak atap adalah 8 meter. Dengan demikian volume ruangan adalah 420 m 3 . Adapun bukaan yang terdapat dalam ruangan adalah 1 pintu kecil tanpa daun berukuran 0,9 x 2,85 m di sebelah barat stasiun penggorengan dan 1 pintu kecil tanpa daun berukuran 0,9 x 2,85 m di sebelah timur.

6.2.2. Pembahasan Rancangan Perbaikan Sistem Ventilasi