Penilaian Beban Kerja Secara Langsung Penilaian Beban Kerja Secara Tidak Langsung

3.13.1. Penilaian Beban Kerja Secara Langsung

Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan energy expenditure melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan untuk dikonsumsi. Meskipun metode pengukuran asupan oksigen lebih akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang mahal. Kategori beban kerja yang didasarkan pada metabolisme, respirasi suhu tubuh dan denyut jantung dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung Kategori Beban Kerja Konsumsi Oksigen 1min Ventilasi Paru 1m Suhu Rektal o C Denyut Jantung denyutmin Ringan 0,5 – 1,0 11 – 20 37,5 75 – 100 Sedang 1,0 – 1,5 20 – 30 37,5 – 38,0 100 – 125 Berat 1,5 – 2,0 31 – 43 38,0 – 38,5 125 – 150 Sangat Berat 2,0 – 2,5 43 – 56 38,5 – 39,0 150 – 175 Sangat Berat Sekali 2,5 – 4,0 60 – 100 39 175 Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi kuadratis sebagai berikut: E = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733 x 10 −4 X 2 Dimana: E = Energi Kkalmenit X = Kecepatan denyut jantungnadi denyutmenit Universitas Sumatera Utara

3.13.2. Penilaian Beban Kerja Secara Tidak Langsung

Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut Kilbon, 1992 dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:   60 n Perhitunga Waktu Deny ut 10 it deny utmen Jantung Deny ut   Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, sangkil dan murah juga tidak diperlukan peraltan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa. Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu: 1. Denyut Nadi Istirahat DNI adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai. 2. Denyut Nadi Kerja DNK adalah rerata denyut nadi selama bekerja. 3. Nadi Kerja NK adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja. Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam peningkatan cardia output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh Rodahl 1989 dalam Tarwaka, dkk 2004:101 didefinisikan sebagai Heart Rate Reverse HR Reverse yang diekspresikan dalam presentase yang dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 100 istirahat nadi Deny ut maksimum nadi Deny ut istirahat nadi Deny ut kerja nadi Deny ut Reserve HR     Denyut Nadi Maksimum DNMax adalah: 220 – umur untuk laki-laki dan 200 – umur untuk perempuan Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler cardiovasculair load = CVL dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: = 100 � − �� � − �� Dari hasil perhitungan CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan yang ditunjukkan pada Tabel 3.5 sebagai berikut: Tabel 3.5. Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar CVL CVL Klasifikasi CVL 30 Tidak terjadi kelelahan 30 - 60 Diperlukan perbaikan 60 - 80 Kerja dalam waktu singkat 80 - 100 Diperlukan tindakan segera 100 Tidak diperbolehkan aktivitas Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Keripik Kreasi Lutvi di jalan Tunas mekar, Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancur Batu, Medan. Penelitian dilakukan sejak 16 April 2015.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat dalam menggambarkan sifat-sifat dari beberapa fenomena, pengamatan yang intensif mengenai suatu fenomena, pemilihan responden, pemilihan alat untuk mengumpulkan data, prosedur-prosedur yang dilaksanakan serta penilaian kondisi di lapangan.

4.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah keseluruhan pekerja pada pabrik serta kondisi lingkungan kerja pabrik. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan audit 5S di setiap stasiun kerja. Oleh karenanya, penyebaran kuesioner 5S dilakukan keseluruh pekerja. Untuk penelitian terhadap paparan panas, subjek penelitian yang diamati adalah keseluruhan operator yang berada dalam lantai produksi yang bekerja di sekitar daerah penggorengan. Hal ini dikarenakan, di dekat inilah pekerja terpapar panas dari penggorengan. Universitas Sumatera Utara

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen 18 Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun negatif. Variabel independen pada penelitian ini adalah temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan temperatur globe. 2. Variabel Dependen 19 Variabel terikat yang nilainya dipengaruhi variabel lain. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu Kenyamanan Lingkungan Kerja

4.5. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 Kenyamanan Lingkungan Kerja Usulan perbaikan lingkungan kerja Temperatur Udara Kecepatan Angin Performansi Kerja yang tidak optimal Kelembaban Udara Temperatur Globe Gambar 4.1. Kerangka Konseptual 18 Sukaria Sinulingga. Metode Penelitian. Cet I; Medan: USU Press, 2011, h. 86 19 Ibid., h. 85 Universitas Sumatera Utara Gambar diatas menunjukkan bahwa topik utama yang menjadi permasalahan di pabrik adalah lingkungan kerja yang tidak nyaman di karenakan kondisi tempat kerja yang tidak teratur dan adanya paparan panas. Kondisi tersebut mengakibatkan performansi kerja pekerja menjadi tidak optimal yang ditandai dengan persen waktu nonproduktif diatas 30 dengan demikian perlu adanya perbaikan lingkungan kerja untuk menjadikan lingkungan kerja nyaman yang dapat meninggkatkan waktu kerja produktif operator.

4.6. Defenisi Variabel Operasional

Variabel operasional yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kondisi visual tempat kerja yang tidak teratur 2. Temperatur adalah temperatur yang berada di sekeliling pekerja. Satuan temperatur udara adalah C 3. Kecepatan angin merupakan satuan pergerakan udara yang ada di sekitar pekerja. Satuan kecepatan angin adalah ms 4. Kelembaban udara, merupakan perbandingan antara jumlah uap air pada udara dengan jumlah maksimum uap air di udara yang bisa di tamping pada suhu tersebut. Satuan kelembaban adalah 5. Temperatur Kering adalah temperatur yang pengukurannya tidak dipengaruhi oleh uap air yang ada. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer yang terlindungi dari radiasi dan uap air. Universitas Sumatera Utara 6. Temperatur Basah wet bulb adalah suhu pada kondisi jenuh adiabatik, diukur dengan termometer yang diselubungi kain basah. 7. Temperatur bola globe adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola 8. Tingkat aktifitas, yakni tingkat metabolisme pekerja yang dihasilkan tubuh sepanjang beraktivitas. Satuan tingkat aktivitas adalah MET 9. Insulasi Pakaian merupakan satuan untuk jenis pakaian yang dikenakan pekerja ketika bekerja. Satuan insulasi pakaian adalah Clo

4.7. Pengumpulan Data

4.7.1. Sumber Pengumpulan Data