6. Temperatur Basah wet bulb adalah suhu pada kondisi jenuh adiabatik, diukur
dengan termometer yang diselubungi kain basah. 7.
Temperatur bola globe adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola 8.
Tingkat aktifitas, yakni tingkat metabolisme pekerja yang dihasilkan tubuh sepanjang beraktivitas. Satuan tingkat aktivitas adalah MET
9. Insulasi Pakaian merupakan satuan untuk jenis pakaian yang dikenakan
pekerja ketika bekerja. Satuan insulasi pakaian adalah Clo
4.7. Pengumpulan Data
4.7.1. Sumber Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari pengamatan di lapangan, dan survei kuesioner 5S dan survey kuesioner thermal serta wawancara langsung dengan operator.
Data primer yang dibutuhkan adalah: a.
Data kondisi termal yaitu temperatur udara, kadar kelembaban udara, kecepatan angin, temperatur kering, temperatur basah dan temperatur
globe. Data-data ini dikumpulkan dengan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur seperti 4 in 1 environmental, anemometer, dan
termometer globe. b.
Data kondisi operator seperti denyut nadi, tingkat metabolisme, insulasi pakaian dan denyut nadi pekerja. Data ini dikumpulkan dengan melakukan
Universitas Sumatera Utara
pengukuran terhadap denyut nadi menggunakan tensoval dan observasi yang disertai studi literatur.
c. Data permasalahan awal terkait dengan keteraturan, kerapihan dan
kebersihan tempat kerja dengan instrument kuesioner 5S. Kuesioner 5S berisi pertanyaan sehubungan dengan konsep 5S di lingkungan kerja.
Kuesioner ini dalam bentuk kuesioner tertutup dengan memberikan checklist pada kolom jawaban yang tersedia.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan atau karyawan untuk mendapatkan informasi-informasi dan data
yang berhubungan dengan penelitian seperti urutan proses produksi, profil perusahaan, jam kerja operator, jumlah operator dan sebagainya.
4.7.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Metode wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya
jawab kepada pemilik usaha dan pekerja mengenai gambaran perusahaan 2. Metode pengukuran, yaitu teknik pengumpulan data secara langsung dengan
menggunakan alat ukur. Data yang diambil dengan teknik pengukuran ini yaitu data temperatur udara, temperatur kering, temperatur basah, temperatur
globe, kecepatan angin, kelembaban dan denyut nadi. 3. Metode survei dengan kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan memberi beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh
Universitas Sumatera Utara
responden berdasarkan dengan masalah yang ada di lapangan. Kuesioner yang dilakukan pada penelitian adalah kuesioner 5S yaitu kuesioner tertutup terkait
dengan kenyamanan thermal dan kuesioner mengenai mengenai masalah sehubungan dengan konsep 5S di lingkungan kerja yang dapat dilihat pada
Lampiran L-2. 4. Studi literatur yaitu dengan mengambil teori dan jurnal mengenai hal-hal
seputar masalah yang ada di lapangan. 5. Metode observasi atau pegamatan secara langsung di stasiun kerja
penggorengan di Pabrik Keripik Kreasi Lutvi dan kondisi pekerja ketika bekerja.
4.8. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1.
4 in 1 Evironmental, yang berfungsi untuk mengukurtemperatur, kelembaban, intensitas cahaya, dan kebisingan.
Gambar 4.2. 4 in 1 Evironmental 4 in 1
Spesifikasi alat 4 in 1 Environmental dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Spesifikasi 4 in 1 Environmental No.
Spesifikasi Keterangan
1. Fungsi
Mengukur suhu 0C-0F, cahaya Lux, kelembaban RH, dan kebisingan db
2. Dimensi
251,0 x 63,8 x 40 mm
3. Berat
250 gr
4. Aksesoris
9 V Baterai
5. Pengukuran Suhu
pengukuran dimulai dari -20
o
C- 750
o
C -4
o
F- 1400
o
F 6.
Pengukuran Kelembaban
RH 25 - 95 RH dengan resolusi RH 0,1
7. Pengukuran
Kebisingan 35dB
– 100dB dengan resolusi 0,1dB 8.
Pengukuran Cahaya
3,5 layar LCD dengan Unit Lux
2. Globe Thermometer, yang berfungsi untuk mengukur suhu basah, suhu kering,
dan suhu bola.
Gambar 4.3. Globe Thermometer
Spesifikasi Globe Thermometer dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Spesifikasi Black Globe Thermometer No.
Spesifikasi Keterangan
1. Fungsi
Pengukuran temperatur globe, temperatur basah, temperatur kering
2. Dimensi
Panjang 9,2 in 23,5 cm; lebar 7,2 in 18,3 cm, tinggi 3,0 in 7,5 cm
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Spesifikasi Black Globe Thermometer Lanjutan No.
Spesifikasi Keterangan
3. Berat
1,2 kg 4.
Aksesoris 9V alkaline: 140 jam
5. Tipe sensor
Suhu: 1000 ohm platinum RTD 6.
Akurasi Suhu : +- 0,5
o
C antara 0
o
C dan 100
o
C
3. Anemometer yang berfungsi mengukur kecepatan udara
Gambar 4.4. Anemometer
Spesifikasi anemometer dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Spesifikasi Anemometer No.
Spesifikasi Keterangan
1. Fungsi
Mengukur kecepatan angin 0,1 sampai 20 ms 2.
Berat 180 gr
3. Aksesoris
Baterai 9v ukuran AA, daya tahan 4 jam 4.
Akurasi ±5
5. Respon
Kurang dari 1 menit
4. Tensoval, digunakan untuk mengukur tekanan darah dan denyut nadi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5. Tensoval
Spesifikasi tensoval dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Spesifikasi Tensoval No.
Spesifikasi Keterangan
1. Fungsi
Mengukur tekanan darah dan denyut nadi hingga 2000 kali pengukuran
2. Berat
180 gr
3. Aksesoris
Duo memory 2 x 30, manset untuk pergelangan tangan 12,5
– 20,5 cm 4.
Respon 60 detik
5. Kuesioner termal penelitian yang digunakan untuk mendapatkan informasi
pribadi mengenai pekerja dan insulasi pakaian pekerja. Kuesioner terdiri atas dua bagian, bagian pertama yaitu jenis pakaian yang dipakai dan bagian kedua
mengenai persepsi kondisi termal dan tingkat kenyamanan yang dirasakan, dimana jawaban dari tiap pertanyaan diberikan skala 1 sampai 5. Berikut
kuesioner yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 4.6. 6.
Kuesioner 5S yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai masalah sehubungan dengan konsep 5S di lingkungan kerja yang dapat dilihat
pada Lampiran L-3.
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-06A; Tgl. Efektif : 01 Des 2015; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1
Gambar 4.6. Kuesioner Termal Penelitian
Universitas Sumatera Utara
V-1 4.9.
Rancang Penelitian
Tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian yaitu: 1.
Identifikasi masalah yang ada di lapangan 2.
Mengambil referensi dan rujukan terkait masalah dari sumber buku dan jurnal 3.
Pengumpulan data dengan pengukuran denyut nadi pekerja 4.
Menetukan posisi titik dan gradient pengukuran 5.
Memberikan kuesioner termal operator 6.
Pengumpulan data dengan pengukuran temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin , temperatur globe, temperatur basah, dan temperatur kering
di setiap titik pengukuran setiap interval 60 menit pada waktu kerja pagi hingga siang
7. Pengumpulan data dengan pengukuran temperatur udara, kelembaban udara,
kecepatan angin, temperatur globe, temperatur basah, dan temperatur kering di setiap titik pengukuran setiap interval 60 menit pada waktu kerja siang hingga
sore 8.
Memberikan kuesioner 5S kepada operator
4.10. Instalasi Peralatan Pengukuran
Pengukuran untuk mendapatkan data-data termal mengikuti standar dan ketentuan yang ada. Penentuan titik pengukuran pada penelitian mengikuti
ASHRAE Standar 55 2004, ACGIH 2007 dan Havenith 2005 dan Stanton 2005; 60-7, suatu titik pengukuran harus mengikuti syarat-syarat berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Titik pengukuran berada di area kerja operator dan operator cukup lama
menghabiskan waktunya dititik tersebut. 2.
Adanya informasi dan laporan operator mengenai ketidaknyamanan yang dirasakan terkait heat stress ketika beraktivitas di titik tersebut.
3. Mengenai jumlah titik pengukuran, tidak terdapat angka pasti minimal,
maksimal, atau range, sehingga jumlah titik pengukuran akan didasarkan pada kondisi tempat kerja
4. Pada umumnya, kondisi pengukuran diambil berdasarkan grid lokasi di area
kerja. Grid berlaku hingga dengan interval 5 m disekeliling titik pengukuran. Standar yang kedua adalah pengukuran pada ketinggian yang berbeda
untuk setiap titik pengukuran dari lantai berdasarkan ASHRAE Standard 55- 2004 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5. Standar Ketinggian Pengukuran dari Lantai No
Jenis Aktivitas Kerja
Ketinggian Alat Ukur m
1. Berdiri
0,1 2.
1,1 3.
1,7 4.
Duduk 0,1
5. 0,6
6. 1,1
Adapun titik-titik pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4.7. berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7. Layout Stasiun Kerja Penggorengan dan Pemotongan
4.11. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan operator pada stasiun kerja yang berjumlah 16 orang. Pengambilan data sampel yang digunakan diambil
menggunakan teknik total sampling yang berati jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi.
4.12. Metode Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh berdasarkan hasil pengamatan diolah sesuai dengan teknik analisa data yang digunakan.
1. Analisis 5S dengan peta radar dimana nilai input yang dimasukkan
berdasarkan kuesioner 5S pada lima departemen yaitu penggorengan, pengupasan, pemotongan dan pencucian, penyortiran dan pencampuran
bumbu. Rumus perhitungannya yaitu :
Simbol
Tungku penggorengan
Mesin Pemotong Ubi
Bak Kosong
Keterangan LEGENDA
Dinding
S
S B
T
Titik Pengukuran Operator
U
Universitas Sumatera Utara
Sangat tidak baik
Tidak baik
Baik Sangat
baik
-2 x jumlah responden yang memilih angka 1 + -1 x jumlah responden yang memilih angka 2 + 1 x jumlah responden yang memilih angka 3 + 2 x jumlah
responden yang memilih angka 4 Jumlah responden
Skala yang digunakan adalah skala interval dengan penjabarannya yaitu :
2. Penilaian respon fisiologis dengan penilaian beban kerja langsung dan tidak
langsung. 3.
Penilaian tingkat Heat Stress dengan HSI, WBGT, serta perhitungan Duration Limited Exposure.
Secara garis besar, langkah-langkah pengolahan data pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Universitas Sumatera Utara
Input Proses
Output
Kondisi Lingkungan Kerja yang tidak bersih dan
teratur 5S
Analisa peta radar
Denyut Nadi Perhitungan beban kerja
CVL Kategori Beban Kerja
Klasifikasi Beban Kerja Temperatur Udara
Heat Stress Indeks HSI Indikasi Bahaya
yang akan disebabkan paparan panas
Kecepatan Angin Kelembaban
Temperatur Globe Wet Bulb Globe
Themperature WBGT
Duration Limite Exposure Persentase jam kerja
Istirahat yang direkomendasikan
Batasan paparan yang di rekomendasikan
Insulasi Pakaian Temperatur Basah
Temperatur Kering Tingkat Metabolisme
Gambar 4.8. Langkah-langkah Proses Pengolahan Data
Berikut adalah gambar blok diagram penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 4.9.
Universitas Sumatera Utara
MULAI
Studi Pendahuluan
1. Kondisi Pabrik 2. Kondisi Stasiun kerja
Penggorengan dan Pemotongan 3. Proses Produksi
4. Informasi Pendukung 5. Permasalahan
Studi Kepustakaan
1. Teori Buku - Heat Stress
- Penilaian Beban Kerja 2. Referensi jurnal Penelitian
3. Langkah-langkah penyelesaian
Identifikasi Masalah Awal
Ketidaknyaman lingkungan kerja dikarenakan kondisi tempat kerja yang tidak teratur, kotor dan adanya paparan panas
yang terjadi di stasiun penggorengan sehingga menyebabkan iklim kerja melebihi NAB yang membuat pekerja merasakan
ketidaknyamanan saat bekerja
Pengumpulan Data 1. Data Primer : Hasil Pengukuran, Observasi, wawancara
2. Sekunder : Informasi Lain dari Perusahaan
Pengolahan Data
Pengolahan data dengan 5S - Melakukan analisis 5S dengan menggambarkan peta radar
dimana nilainya diambil melalui kuesioner audit 5S Pengolahan Data Respon Fisiologis
- Perhitungan Beban kerja Pendekatan secara eksperimental
- Perhitungan HSI - Perhitungan WBGT
- Perhitungan DLE
Analisis dan evaluasi - Analisis dan evaluasi usulan penambahan turbin
ventilator Kesimpulan dan saran
SELESAI
Gambar 4.9. Blok Diagram Penelitian
Universitas Sumatera Utara
4.13. Analisis Pemecahan Masalah
Analisis dan pemecahan masalah dilakukan dengan perbaikan lingkungan kerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, rapi, bersih, teratur, dan
aman dengan lima langkah pemeliharaan tempat kerja. Selain itu juga perbaikan terhadap lingkungan kerja fisik dengan melakukan upaya untuk mereduksi
paparan panas yang dirasakan operator untuk meningkatkan kenyamanan termal pekerja .
4.14. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Saran diberikan untuk penelitian selanjutnya untuk mengembangkan
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data 5S
Penelitian terkait ketidakteraturan tempat kerja ini menggunakan pendekatan kuantitatif metode 5S. Data 5S yang akan dikumpulkan dan diolah
pada penelitian ini adalah gambar pengamatan kondisi pabrik dan data audit 5S untuk mengetahui sejauh mana pemilik dan karyawan memahami adanya sikap
kerja 5S. Tahap seiri bertujuan untuk memilah antara peralatan yang dipakai dan tidak terpakai. Tahap seiton bertujuan untuk menata peralatanbarang agar
tertatarapi, tahap seiso bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal terkait dengan kebersihan pabrik, Tahap Seiketsu bertujuan sebagai pemantapan, yaitu jika seiri,
seiton dan seiso sudah berjalan harus dipertahankan penerapannnya yang sudah baik dan memperbaiki yang kurang baik. Tahap terakhir adalah shitsuke bertujuan
agar pekerja mengerti apa pentingnya sikap kerja 5S. Lingkungan kerja menjadi faktor pendukung dalam meningkatkan
produktivitas pekerja. Lingkungan kerja yang nyaman akan membuat karyawan mampu bekerja secara efektif dan mencapai target perusahaan yang ditetapkan.
Permasalahan yang terjadi pada Pabrik Keripik Kreasi Lutvi yaitu lingkungan kerja yang tidak nyaman dikarenakan kondisi lingkungan kerja yang tidak teratur
serta paparan panas yang ditimbulkan dari area kerja yang berpengaruh terhadap kerja pekerja. Berikut adalah kondisi lingkungan kerja pabrik sebelum
menerapkan 5S yang dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Universitas Sumatera Utara
5.1. Kondisi Stasiun Kerja di Pabrik Sebelum Menerapkan 5S Kondisi Aktual
Keterangan
Barang dan peralatan yang tidak digunakan tergeletak di area
Barang atau peralatan yang tidak perlu mengurangi
space ruangan
yang seharusnya
bisa digunakan
untuk meletakkan peralatan barang kerja yang
dibutuhkan Kondisi seperti ini menghalangi pergerakan
pekerja membuat area kerja terlihat tidak teratur
Container box kosong di letakkan di area kerja penyortiran sehingga membuat ruang
kerja menjadi sempit dan padat.
Produk keripik singkong tidak tertata dengan
rapi. Susunan
produk jadi
diletakkan bertumpuk
diatas produk
lainnya.
Universitas Sumatera Utara
5.1. Kondisi Stasiun Kerja di Pabrik Sebelum Menerapkan 5S Lanjutan Kondisi Aktual
Keterangan
Scrap-scrap singkong yang berserakan di area lantai stasiun pemotongan dan
pencucian.
Dinding yang
kotor pada
stasiun penggorengan
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
5.2. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan identifikasi permasalahan yang terjadi di lapangan berdasarkan konsep 5S serta langkah-langkahnya, dan melakukan
analisis 5S dengan menggambarkan peta radar 5S dimana nilainya diambil melalui kuesioner audit 5S.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1. Seiri