Cara Basah. Psikomotor ranah karsa.

63 dengan Na 2 CO 3 dimasukkan dalam lekukan itu. Dengan sebuah pipa, api gas ditiup kearah lekukan itu. Reaksi-reaksi yang terjadi misalnya dengan CuSO 4 : Na 2 CO 3 + CuSO 4 CuCO 3 + Na 2 SO 4 CuCO 3 CuO + CO 2 CuO + C Cu + CO

b. Cara Basah.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh petunjuk tentang sisa asam dalam analat dengan menambahkan H 2 SO 4 encer, lalu pekat, jika perlu dengan pemanasan. Bila tidak langsung terbentuk gas, campuran dipanaskan. Gas-gas yang terjadi diperiksa. 1. Pemeriksaan pendahuluan dengan H 2 SO 4 encer. Reaksi pada sampel dengan H 2 SO 4 encer akan menghasilkan gas-gas yang mempunyai sifat-sifat khas yang dapat diidentifikasi. Identifikasi sifat-sifat khas pada gas tersebut dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut : Tabel 2.6 : pengaruh H 2 SO 4 encer. No. Pengamatan timbul gas Kesimpulan 1. 2. 3. Gas tidak berwarna, tidak berbau, dapat mengeruhkan air barit air kapur. Gas tidak berwarna, tidak berbau, lidi yang berpijar dapat menyala. Gas tidak berwarna yang berubah CO 2 dari karbonat atau bikarbonat. O 2 dari peroksida dan garam-garam dari logam alkalialkali tanah. NO 2 dari nitrit. 64 4. 5. 6. 7. 8. 9. menjadi coklat merah, berbau menusuk, kertas KI amilum menjadi hitam kebiruan. Gas hijau kekuningan, berbau menusuk melemaskan, memerahkan lakmus yang kemudian melunturkan warnanya, kertas KI amilum menjadi biru. Gas tidak berwarna, berbau menusuk, kertas saring yang dibasahi larutan K 2 Cr 2 O 7 + H 2 SO 4 menjadi hijau dan melunturkan warna larutan fuchsin. Gas dengan sifat-sifat seperti no.5 disertai endapan berwarna putih kuning. Gas tidak berwarna, berbau seperti telur busuk, kertas saring yang dibasahi dengan larutan Pb acetat menjadi hitam dan yang dibasahi larutan Cd acetat menjadi kuning. Gas tidak berwarna, memberi tes seperti H 2 S pada no.7 disertai endapan belerang. Timbul bau cuka. Cl 2 dari hipoklorit. SO 2 dari sulfit. SO 2 dari tiosulfat. H 2 S dari sulfida. H 2 S dan S dari polisulfida. CH 3 COOH dari asetat. 65 10. Gas tidak berwarna, berbau aman dan lain-lain yang pahit. HCH dari sianida. 2. Pemeriksaan pendahuluan dengan H 2 SO 4 pekat. Reaksi pada sampel dengan H 2 SO 4 pekat akan menghasilkan gas-gas yang mempunyai sifat-sifat khas yang dapat diidentifikasi. Identifikasi sifat-sifat khas pada gas tersebut dapat dilihat pada tabel 2.7 berikut : Tabel 2.7 : pengaruh H 2 SO 4 pekat. No. Pengamatan timbul gas Kesimpulan 1. 2. 3. Gas tidak berwarna, berbau menusuk, berasap di udara. Dengan NH 4 OH pekat terjadi kabut putih, pengaduk gelas yang dibasahi larutan AgNO 3 menjadi keruh, lakmus biru berubah menjadi merah. Gas berbau menusuk pedas, warna merah coklat, berasap di udara basah. Bila ditambah MnO 2 uap merah bertambah banyak disertai bau Brom. Timbul uap violet disertai uap asam yang menusuk, bahkan sering SO 2 dan H 2 S. HCl dari klorida. HBr dan Br 2 dari bromida. HI dan I 2 dari iodida. 66 4. 5. 6. 7. 8. 9. Timbul asap asam yang menusuk, sering berwarna coklat kering NO 2, warna menjadi lebih tua bila ditambahkan logam Cu bila nitrit tidak ada. Gas kuning bila dingin dengan bau yang spesifik. Mudah meletus bila dipanaskan berbahaya. Gas tidak berwarna, tidak berbau, mengeruhkan air kapur dan juga terbakar dengan nyala biru, tidak terjadi penghitaman. Gas tidak berwarna, berbau, terbakar dengan nyala biru. Timbul uap coklat merah seperti warna brom, bila dialirkan ke dalam air terbentuk asam kromat dan HCl, yang mudah diidentifikasi terbentuk endapan PbCrO 4 bila direaksikan dengan amonia berlebihan, Pb asetat dan asam asetat. Gas hijau–kuning, bau yang mengiritasi hidung, melunturkan warna kertas lakmus kertas KI- amilum menjadi biru sangat HNO 3 dan NO 2 dari nitrat. ClO 2 dari klorat. CO dan CO 2 dari oksalat. CO dari formiat. CrO 2 Cl 2 dari klorida yang bercampur kromat. Cl 2 dari klorida yang bercampur zat- zat oksidator. 67 10. 11. beracun. Timbul uap merah dari Br 2 memerahkan kertas fluorocein dan juga timbul O 2 . Gas tidak berwarna, tidak berbau, lidi yang pijar dapat menyala. Br 2 dan O 2 dari bromat. O 2 dari peroksida atau kromat

B. Penelitian Yang Relevan.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMP

0 4 88

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhad

0 2 19

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS,).

0 2 23

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi

0 0 8

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA SMP

0 0 8