59 eksitasi sehingga unsur yang tidak dapat mengeluarkan radiasi dengan tenaga
nyala api dapat memancarkan spektrumnya. Penggolongan ilmu kimia analisa :
1. Menurut tujuannya : analisa kualitatif dan analisa kuantitaif 2. Menurut persenyawaan yang dianalisa : analisa anorganik dan analisa organik.
3. Menurut cara yang dipakai : analisa klasik dan analisa modern. Pada dasarnya pada analisa kimia ada pemeriksaan pendahuluan yang
menghasilkan kesimpulan sementara, lalu dilakukan analisa sesungguhnya yang menghasilkan kesimpulan definitive. Pemeriksaan pendahuluan preliminary
examination didasarkan baik pada pemeriksaan sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat kimia. Dibedakan menjadi dua yaitu pemeriksaan pendahuluan kering dan
pemeriksaan pendahuluan basah.
a. Cara kering .
Dalam pemeriksaan ini bahan kering diperiksa tanpa penambahan ataupun dengan penambahan bahan kering lainnya, dipanaskan ataupun tidak, dan dilihat
peristiwa atau perubahan yang terjadi. Bila analat merupakan bahan tunggal sering banyak yang dapat diketahui dari pemeriksaan ini, kadang malah dapat secara
definitive mengidentifikasikannya. Analat yang berupa campuran, pemeriksaan pendahuluan sering banyak memberikan keterangan yang berharga, tetapi sering
juga tidak banyak berarti. Ada kalanya melalui pemeriksaan pendahuluan dapat diperoleh keterangan tertentu misalnya adanya air kristal.
60 Hasil sementara yang diperoleh dari pemeriksaan pendahuluan
mempermudah atau memberi arah pada analisa sesungguhnya dan sering pula menunjukkan dengan pasti zat-zat tertentu tidak terdapat dalam analat.
Pemeriksaan pendahuluan ini adalah : 1. Pemeriksaan organoleptik.
Pengamatan keadaan lahir analat pada temperatur biasa appearance. Hal yang diamati misalnya, warna, bau, bentuk kristal, dan sebagainya. Bila analat
merupakan cairan atau larutan, keterangan dicari setelah diuapkan sampai kering. Apabila tidak mungkin yaitu tidak meninggalkan sisa penguapan residu maka
cairan hanya berisi zat-zat yang mudah menguap volatile dan pemeriksaan cara kering tidak dilakukan.
2. Pemijaran. Hal ini dilakukan pemanasan bahan dalam tabung pemijaran, yaitu sebuah
tabung gelas. Pada pemijaran ini dibedakan menjadi dua yaitu a bahan-bahan yang tidak terurai pada pemanasan ini, jadi perubahan yang terlihat hanya semata-
mata bersifat peristiwa fisik; b bahan-bahan yang terurai. Peristiwa yang diamati yaitu a perubahan warna; b meleleh; c sublimasi; d
terjadi uap air; e terjadi gas .
3. Reaksi Nyala Api. Sedikit bahan dibasahi dengan HCl pekat, massa yang basah diambil
sedikit dengan kawat platina yang bermata kecil lalu dipanaskan di bagian luar
61 api pembakar gas yang tidak berwarna. Sebelum digunakan, kawat platina itu
sendiri dipijarkan sampai tidak mewarnai api, untuk mempercepat kawat itu dibasahi HCl.
Bahan yang diberi HCl dengan maksud membentuk garam klorida, karena garam-garam klorida termasuk bahan-bahan yang paling mudah menguap. Uap
yang terjadi menyebabkan warna. Warna yang terjadi tergantung dari macam kation.
Tabel 2.5 : Macam kation dan warna api yang ditimbulkan. Warna api
Bahan berisi Kuning.
Persenyawaan Na Violet.
Persenyawaan K Kuning merah.
Persenyawaan Ca Hijau kuning.
Persenyawaan Ba Hijau menyala.
Asam borat Hijau kebiru-biruan.
Persenyawaan Cu
Garam natrium terdapat dimana-mana dan warna kuning apinya begitu terang sehingga hampir selalu api diwarnai kuning. Warna violet dari K dapat
tertutup oleh warna Na itu. Untuk dapat melihat warna K api diamati melewati kaca kobalt. Kaca kobalt menyerap warna kuning, sedangkan warna K tampak
violet merah. Pengamatan warna api lebih teliti bila digunakan spektroskop.
62 4. Penyelidikan dalam mutiara boraks.
Mata kawat platina dipijarkan sampai merah lalu dimasukkan dalam boraks yang telah ditumbuk halus, lalu dipanaskan lagi sampai terbentuk suatu
butiran tidak berwarna dan transparan tembus cahaya. Butiran ini yang disebut mutiara boraks.
Mutiara yang masih panas itu disentuhkan pada analat sehingga hanya sedikit bahan terambil, lalu dipanaskan dalam api pengoksidasi yaitu yang
dipinggir luar api tak berwarna dan dalam api pereduksi yaitu kerucut dalam api tidak berwarna. Pada pengerjaan ini terbentuk metaborat dari logam dan analat;
metaborat berwarna khas. Warna diamati pada saat mutiara boraks panas dan dingin.
Contoh : Na
2
B
4
O
7
.10H
2
O Na
2
B
4
O
7
+ 10 H
2
O …. i `
Na
2
B
4
O
7
2 NaBO
2
+ B
2
O
3
… ii . Keterangan :
i boraks kehilangan air kristal karena pemanasan. ii B
2
O
3
dengan garam dalam analat membentuk metaborat, misalnya dengan NiSO
4
, dapat terjadi reaksi berikut : B
2
O
3
+ NiSO
4
Ni BO
2 2
+ SO
3
Juga NaBO
2
+ NiSO
4
NaNiBO
3
. + SO
3
5. Reaksi arang. Arang dipakai untuk mereduksi kation-kation menjadi logam-logam bebas.
Cara kerjanya yaitu sebatang arang kayu diberi lekukan. Sedikit analat dicampur
63 dengan Na
2
CO
3
dimasukkan dalam lekukan itu. Dengan sebuah pipa, api gas ditiup kearah lekukan itu. Reaksi-reaksi yang terjadi misalnya dengan CuSO
4
: Na
2
CO
3
+ CuSO
4
CuCO
3
+ Na
2
SO
4
CuCO
3
CuO + CO
2
CuO + C Cu + CO
b. Cara Basah.