Derajat Kesukaran DK. Daya Pembeda DP.

82

c. Derajat Kesukaran DK.

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai derajat kesukaran memadai dalam arti tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Untuk mengukur derajad kesukaran soal digunakan rumus sebagai berikut : Js B DK = dimana : DK = derajat kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab dengan benar Js = jumlah seluruh peserta tes Menurut ketentuan indeks kesukaran sering dibuat klasifikasi sebagai berikut : Soal sukar jika 30 , 00 , ≤ ≤ DK Soal sedang jika 70 , 30 , ≤ ≤ DK Soal mudah jika 00 , 1 70 , ≤ ≤ DK Suharsimi Arikunto, 2005:207. Uji coba soal yang diberikan sebanyak 30 butir diperoleh 14 butir soal dengan katagori mudah yaitu nomor 1, 2, 5, 6, 8, 9, 15, 17, 18, 19, 24, 27, 28 dan 29. Soal dengan katagori sedang terdapat 16 butir yaitu nomor 3, 4, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 20, 21, 22, 23, 25, 26 dan 30. Soal dengan kriteria mudah tetap diberikan setelah dimodifikasi. 83

d. Daya Pembeda DP.

Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu. Untuk mengetahui daya pembeda dari masing-masing item soal digunakan rumus : B B A A J B J B DP − = dimana : DP = daya pembeda J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar. B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar. Klasifikasikan daya pembeda soal adalah sebagai berikut : 0,00 ≤ DP 0,20 adalah jelek 0,20 ≤ DP 0,40 adalah cukup 0,40 ≤ DP 0,70 adalah baik 0,70 ≤ DP 1,00 adalah baik sekali Suharsimi Arikunto, 2005 : 218 Soal uji prestasi sebanyak 30 butir setelah diujicobakan diperoleh hasil 14 butir soal dengan katagori cukup yaitu nomor 1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 17, 84 18, 19 dan 29. Soal dengan kategori baik sebanyak 14 butir yaitu nomor 3, 4, 6, 12, 14, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 dan 30. Soal dengan kategori baik sekali sebanyak 2 butir yaitu nomor 16 dan 20.

F. Variabel Penelitian. 1. Variabel pada penelitian ini adalah :

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMP

0 4 88

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhad

0 2 19

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS,).

0 2 23

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi

0 0 8

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA SMP

0 0 8