Perumusan Masalah Lokasi Penelitian

kebudayaan berawal dari rasa ingin tahu seseorang. Perasaan ini yang mendorong orang untuk melakukan perjalanan berwisata. Lebih lanjut dilakukan penyimpulan bahwa makin banyak orang melakukan perjalanan, makin bertambah pula pengetahuan serta pengalamannya. Kemudian berlanjut pada bertambahnya ‘kekayaan’ intelegensia dan jiwanya. Hal inilah yang dinamakan emansipasi seseorang Pendit, 2003: 195. Emansipasi seseorang lazim pula disebut budaya pribadi personal culture atu subjective culture. Makin tinggi nilai watak dan sifat seseorang, makin tinggi pula emansipasi yang dicapai olehnya. Dalam hal ini ia disebut seseorang yang berkebudayaan, manusia budaya a cultured man yang dihasilkan oleh pengetahuan serta pengalamannya dalam melakukan perjalanan selama hidupnya. Kebudayaan tampak dalam tingkah laku dan hasil karya manusia culture in act and artifact. Manifestasi kebudayaan itulah yang diharapkan kepada wisatawan untuk dinikmati sebagai atraksi wisata. Dengan kata lain, di belakang manifestasi kebudayaan terdapat nilai kebudayaan yang dapat dijual Soekadijo, 1996: 288-289.

1.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah sangat penting agar diketahui jalannya suatu penelitian, hal ini berlaku bagi penulisan tentang “Lage Hambian; Studi Etnografi Tentang Tikar Adat Batak-Angkola Sebagai Komoditi Pariwisata di Kota Medan”, bertujuan untuk melihat fungsi yang terkandung dalam Lage Hambian sebagai tikar adat, baik fungsi sebagai kelengkapan ritual maupun fungsi profan hiburan Universitas Sumatera Utara juag dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang tidak terkait dengan penggunaan ritual. Selain melihat fungsi yang terkandung pada Lage Hambian, juga akan dilihat makna simbolis yang terdapat pada tikar adat Lage Hambian dari unsur bentuk, warna dan hal lainnya yang memiliki nilai makna simbolis. Penelitian ini melihat tikar adat Lage Hambian sebagai kekayaan nilai tradisi yang didasarkan pada budaya masyarakat Batak-Angkola. Lage Hambian dalam penelitian ini dideskripsikan secara rinci yang memiliki fungsi dalam kegiatan ritual maupun fungsi dalam kegiatan hiburan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari pada masyarakat Batak-Angkola di Kota Medan, yang juga memiliki nilai sebagai hasil kerajinan tangan yang memiliki nilai jual dalam kegiatan wisata. Perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu : 1. Apa saja kegunaan dan fungsi Lage Hambian ? 2. Makna simbolis apa yang terdapat pada Lage Hambian ?, dan bagaimana nilai Lage Hambian dalam kehidupan masyarakat Batak- Angkola di Kota Medan ? 3. Bagaimana menjadikan Lage Hambian sebagai komoditi pariwisata ?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan yang hendak dicapai dan manfaat dari penelitian tersebut, adapun yang menjadi tujuan dan manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara

1.4.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai sebentuk tulisan ilmiah yang bermaksud untuk dapat menghadirkan suasana dan gambaran mengenai fungsi dan makna simbolis yang terdapat pada Lage Hambian secara utuh dan menyeluruh. Tujuan selanjutnya dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk melihat secara keseluruhan penggunaan Lage Hambian bagi masyarakat Batak- Angkola yang bertempat tinggal di Kota Medan, hal ini ditujukan untuk melihat bagaimana penggunaan terhadap Lage Hambian sebagai suatu manifestasi kebudayaan Batak-Angkola dan bentuk pengembangan terhadap tikar adat Lage Hambian dalam kehidupan masyarakat Batak-Angkola di Kota Medan yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu bentuk studi antropologis.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Sebagai sebentuk penelitian, besar harapan penulis agar nantinya hasil dari penelitian dapat memberikan sumbangan nyata yang berarti bagi khalayak umum dan masyarakat Batak-Angkola pada khususnya, secara sederhana manfaat yang diharapkan dari penelitian dan hasil penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bersifat deskripsi tentang penggunaan dan fungsi Lage Hambian bagi masyarakat Batak-Angkola Kota Medan, untuk mendapatkan gambaran tentang penggunaan dan fungsi Lage Hambian pada masyarakat Batak-Angkola di Kota Medan secara utuh, penelitian ini melihat Lage Hambian sebagai suatu ekspresi yang memiliki nilai ritual adat dan hiburan dalam lingkup masyarakat Batak-Angkola di Kota Medan didalam Universitas Sumatera Utara penerapannya. Penelitian tentang Lage Hambian ini juga bermanfaat sebagai suatu yang penting, menarik dan berguna untuk melestarikan bentuk alat dan bentuk ritual adat dari penggunaan Lage Hambian tersebut. Menariknya penelitian ini untuk semakin memperkokoh jatidiri masyarakat Batak-Angkola melalui media Lage Hambian dengan tujuan utama agar para generasi berikutnya mengenal bentuk kesenian tradisional mengingat kemunculan beragam bentuk kesenian modern. Adapun manfaat penelitian ini nantinya adalah :  Pada bidang akademis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi penambah khasanah penelitian bidang antropologi.  Penelitian ini bermanfaat untuk menjadi suatu bahan evaluasi terhadap penelitian yang telah ada sebelumnya mengenai lage hambiyan sebagai suatu hasil kerajina adat dengan nilai ritual adat maupun sebagai suatu bentuk hiburan.

1.5. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan, dengan lokasi yang dianggap merepresentasikan etnis Batak-Angkola di Kota Medan, adapun lokasi tersebut meliputi : kawasan Kecamatan Medan Tembung, pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan dengan didasarkan atas : 1. Kota Medan merupakan pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, sehingga Kota Medan adalah bentuk kota modern yang dihuni oleh berbagai masyarakat dalam hal ini yang menjadi fokus adalah Universitas Sumatera Utara masyarakat Batak-Angkola. 2. Adanya komunitas Batak-Angkola dengan kelengkapan adat istiadat di Kota Medan. 3. Kawasan Kecamatan Medan Tembunng merupakan daerah pusat transportasi antar daerah di Kota Medan yang didiami oleh masyarakat Batak-Angkola. Masih terbuka kemungkinan munculnya lokasi lain dalam penelitian ini nantinya, hal ini dikarenakan adanya lokasi-lokasi lain yang dapat dianggap sebagai suatu lokasi yang mewakili keberadaan etnik Batak-Angkola yang bertempat tinggal di Kota Medan. Pemilihan lokasi ini juga mempertimbangkan beberapa hal pendukung dalam pemilihan lokasi penelitian, yaitu : sejarah lokasi, letak strategis lokasi dan juga memperhatikan beberapa bentuk karakteristik masyarakat Batak-Angkola di Kota Medan, mengutip Matondang 2008:32 yang memberi penjelasan mengenai karakteristik masyarakat sebagai suatu penjelasan mengenai seberapa jauh masyarakat dalam memandang dan melakukan adat budaya mereka dalam kehidupan sehari-hari yang dalam hal ini adalah masyarakat Batak-Angkola. Karakteristik yang diungkapkan oleh Matondang 2008:32 terdiri dari tiga karakteristik utama, yaitu : 1. Karakteristik masyarakat yang masih memegang nilai adat-budaya dalam kehidupan dan tanpa adanya usaha menggabungkan dengan nilai adat- budaya lainnya yang terdapat disekitar lingkungannya, 2. Karakteristik masyarakat yang memegang nilai adat-budaya dan Universitas Sumatera Utara melakukan proses penggabungan dengan nilai adat-budaya lain, yang juga bernilai sebagai bentuk adaptasi, 3. Karakteristik masyarakat yang tidak mengenal nilai adat-budaya dan mempergunakan nilai adat-budaya lain dalam kehidupannya. Karakteristik masyarakat tersebut dapat dilihat atas indikator penggunaan bahasa daerahlokal dalam kehidupan, indikator sosial dan indikator budaya. Ketiga indikator itu dipergunakan dalam penelitian untuk melihat pengaruh nilai adat-budaya dalam kehidupan masyarakat Batak-Angkola di daerah perantauan, yaitu Kota Medan. 1.6 Metode Penelitian 1.6.1. Jenis Penelitian