66
BAB III LAGE HAMBIAN
3.1 Pengertian Lage Hambian
Lage hambian dalam kehidupan masyarakat Batak-Angkola merupakan sebentuk tikar yang dianyam dan berbahan dasar berupa pandan. Tikar ataupun
alas duduk dalam kehidupan masyarakat Batak-Angkola tidak terbatas pada bentuk lage hambian saja melainkan terdapat jenis lainnya dalam kehidupan
masyarakat Batak-Angkola, seperti bide, amak, basiang dan amparan
9
Penggunaan bide di lantai ruang depan rumah tersebut akan dilapisi dengan amak sebagai tanda penghormatan kepada tamu yang datang kerumah
tersebut, dan juga berarti sebagai meninggikan posisi tamu yang bertandang .
Secara sederhana lage hambian dapat diartikan sebagai tikar “lage” dan dianyamdilapis “hambian”, sehingga kata lage hambian bermakna sebagai tikar
yang dianyam atau dilapis dan dipergunakan pada waktu-waktu tertentu saja. Kehidupan masyarakat Batak-Angkola mengenal tikar sebagai alas yang
digelar lantai ruang rumah bagas godang, namun dalam kehidupan masyarakat Batak-Angkola membagi penggunaan tikar berdasarkan tempat dan tujuannya,
seperti tikar yang digelar di ruang depan rumah disebut dengan bide dan terbuat dari anyaman rotan.
9 Dalam kehidupan masyarakat Batak-Angkola juga dikenal rompayan sebagai tikar adat namun istilah tersebut dipinjam dari khasanah kebudayaan masyarakat Mandailing yang berbatasan
wilayah geografis dengan Angkola secara langsung, sehingga tukar-menukar dan pinjam- meminjam istilah dalam dua kebudayaan tersebut Angkola dan Mandailing adalah suatu hal
yang lazim terjadi.
Universitas Sumatera Utara
67 kerumah dengan maksud dan tujuan tertentu. Amak yang dipergunakan sebagai
tikar terbuat dari anyaman rotan dengan kualitas yang lebih baik dari anyaman rotan pada bide.
Dalam penggunaan tradisi masyarakat Batak-Angkola, amak umum dipergunakan oleh anggota masyarakat yang memiliki posisi adat dan keuangan
yang mencukupi, apabila anggota masyarakat Batak-Angkola tidak memiliki posisi adat dan dari segi keuangan tidak mencukupi biasanya sebagai alas bide
dipergunakan tikar yang terbuat dari anyaman rumput atau pandan yang biasa disebut dengan basiang.
Penggunaan tikar dalam kehidupan masyarakat Batak-Angkola adalah sebagai bentuk simbol melayani tamu dan penghormatan kepada tamu, oleh
karena itu tikar atau amak yang dipergunakan sebagai alas duduk tamu selalu dipilih yang terbaik dari persediaan yang dimiliki oleh tuan rumah, dan tikar-tikar
tersebut biasanya hanya dipergunakan untuk keperluan-keperluan tertentu saja. Amak yang dikenal sebagai tikar dalam kehidupan masyarakat Batak-
Angkola terbagi atas beberapa jenis dan fungsi. Diantaranya adalah jenis amak langkat yang dipergunakan pada upacara adat seperti perkawinan, dan tikar ini
memiliki jumlah lapisan yang ganjil yaitu satu, tiga, lima, tujuh dan sembilan. Lage hambian termasuk dalam jenis tikar amak langkat, karena terbuat dari
pandan dan memiliki jumlah lapisan ganjil yang diperuntukkan bagi golongan- golongan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
68 Salah seorang informan, yakni Abdul Halim Hasibuan gelar Tongku Dollar
Paya-paya Somarsik 43 Tahun mengatakan bahwa : “lage hambian itu tempat duduk dalam kegiatan adat,
seperti makkobar, acara perkawinan dan lain lain ... tanpa lage hambian kegiatan adat terasa hambar.”
Keterangan informan tersebut memberikan pandangan bahwa lage hambian merupakan suatu hal yang bernilai dan penting dalam setiap kegiatan
adat Batak-Angkola, tanpa adanya kehadiran lage hambian dalam kegiatan adat maka kegiatan adat tersebut akan kekurangan nilai bahkan kegiatan adat tersebut
akan mengalami suatu gangguan.
3.2 Sejarah Penggunaan Lage Hambian