47
BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN
2.1 Kota Medan
Letak dan lokasi penelitian ini terletak di Kota Medan, yang merupakan ibukota propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian di Kota Medan
didasarkan pemahaman bahwa Kota Medan merupakan tempat berkumpul beberapa masyarakat dari beragam latar belakang etnis yang menjadi komposisi
masyarakat Kota Medan. Pemahaman lain yang mendasarkan lokasi penelitian adalah Kota Medan
dikarenakan terdapat etnis Batak-Angkola yang menjadi bagian dari komposisi penduduk Kota Medan yang turut membawa pemahaman kebudayaan mereka
dalam kehidupan yang multi-etnis di Kota Medan. Hubungan antara etnis dalam kehidupan di Kota Medan menyebabkan
suatu kondisi kompleksitas kehidupan, sebagaimana juga dialami oleh masyarakat Batak-Angkola di Kota Medan beserta dengan pemahaman dan nilai budaya
mereka.
2.1.1 Sejarah Kota Medan
Kehadiran Kota Medan sebagai suatu bentuk kota memiliki proses perjalanan sejarah yang panjang dan kompleks, hal ini dibuktikan dengan
berkembangnya daerah yang dinamakan “Medan”, bermula dari wilayah kecil dan dijadikan pusat perkebunan tembakau menuju pada bentuk kota metropolitan.
Universitas Sumatera Utara
48 Keberadaan Kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang
panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri oleh Guru Patimpus. dalam bahasa Karo, kata Guru berarti Tabib ataupun Orang Pintar,
kemudian kata Pa merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata Timpus berarti bungkusan, atau balutan
pembungkus. Dengan demikian, maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai seorang tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang
diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya. Hal ini dapat dilihat pada Monumen Guru Patimpus yang didirikan di sekitar Balai Kota
Medan, tepatnya di Jalan Kapten Maulana Lubis persimpangan Jalan Letjen. S. Parman http:id.wikipedia.orgwikiMedan diakses pada 27-Agustus-2013.
Secara historis, perkembangan Kota Medan sejak awal memposisikannya menjadi jalur lalu lintas perdagangan. Posisinya yang terletak di dekat pertemuan
Sungai Deli dan Babura, serta adanya kebijakan Sultan Deli yang mengembangkan perkebunan tembakau dalam awal perkembanganya, telah
mendorong berkembangnya Kota Medan sebagai Pusat Perdagangan ekspor- impor sejak masa lalu.
Pada perkembangan lanjutan, cikal-bakal Kota Medan ditentukan oleh pemberian konsesi tanah oleh Sultan Mahmud kepada Nienhuys yang turut
menyeret pengakuan atas hak tanah-tanah rakyat yang termasuk dalam konsesi tanah tersebut Said, 1977:36-37. Konsesi tanah tersebut yang meliputi Kampung
Baru dan Deli menjadi lahan bagi tanaman tembakau dan pala pada masa itu, menurut Said 1977:37-38 pada tahun 1870 kegiatan perkebunan atas konsesi
Universitas Sumatera Utara
49 tanah tersebut atau disebut juga perkebunan Deli Mij telah menjadi luas. Nienhuys
yang menjadi pelopor atas konsesi tanah Sultan Mahmud kembali ke Belanda dan untuk kemudian digantikan posisinya oleh J.T. Cremer, usaha perkebunan yang
semakin pesat ditunjukkan dengan dibukanya kebun-kebun baru dengan beragam nama, dan hal ini berdampak pada pembangunan kantor perkebunan Deli Mij di
Medan Putri, suatu wilayah yang berada di pertemuan dua sungai, yaitu sungai Deli dan sungai Babura. Kelak wilayah yang menjadi pertemuan kedua sungai
tersebut menjadi asal penamaan Kota Medan. Keberadaan Kota Medan tidak lepas dari peranan para pendatang asing
yang datang ke Medan sebagai pedagang maupun lainnya, peranan Nienhuys sebagai pemilik modal perkebunan tembakau telah menjadi cikal-bakal
pertumbuhan Medan. Nienhuys pada proses perkembangan perkebunan tembakau telah memindahkan pusat perdagangan tembakau miliknya ke Medan Putri, yang
pada saat sekarang ini dikenal dengan kawasan Gaharu. Proses perpindahan ini telah dapat menciptakan perkembangan cikal-bakal Kota Medan seperti sekarang
ini, sedang dijadikannya Medan menjadi ibukota dari Deli juga telah mendorong Medan berkembang menjadi pusat pemerintahan. Sampai saat ini, disamping
merupakan salah satu daerah kota, juga sekaligus ibukota Sumatera Utara.
2.1.2 Gambaran Umum Kota Medan